⁵• 𝑠ℎ𝑒'𝑠 𝑏𝑎𝑐𝑘

3.6K 514 21
                                    


-Happy reading🍁
-sorry for typo(s)


🍑

Tidurnya tak pernah teratur semenjak beberapa tahun belakang, semua isi kepalanya sering kali menjadi hal paling menyeramkan saat dia memejamkan matanya

Tubuhnya yang tak pernah baik-baik saja karena luka yang tak pernah mau hilang juga salah satu faktor kesekian penyebab dirinya tak bisa memejamkan matanya dengan lelap setiap malamnya

..

Atap rumah dan gelap langit malam setidaknya selalu bisa membuat hatinya menghangat

Ikbal duduk di atap rumahnya, wajahnya ia sembunyikan pada lipatan tangannya di atas lutut, helaan nafas terus keluar dari belah bibirnya, punggungnya sedikit nyeri karena tadi sepulang dari minimarket, papa marah besar

Dan Ikbal akan selalu mendapat hadiah jika papa marah-luka, sakit? tidak, Ikbal sudah terbiasa, menjadi korban dari sifat keras sang papa

"Ikbal salah apa tuhan" lirihnya, pilu, hanya angin malam yang mungkin selalu berbaik hati mendengar rintihan sendu si putra sulung Satria

"Ikbal ga bahagia disini, gapernah semenjak satu tahun Ikbal datang"

"Tuhan, Ikbal mau pelukan"

Kepalanya ia dongakan, menatap langit dengan sedikit bintang di atas sana, bibirnya tersenyum kontras dengan netra indahnya yang sudah berembun

"Ikbal ga nangis, mau senyum aja"

Nyatanya Ikbal hanyalah anak umur 16 tahun, yang berniat memberontak tapi selalu ada takut yang sering kali menghampiri

Kata menyerah juga sering kali terlintas dalam benaknya, namun rasa malu juga tak luput selalu datang, malu pada Tuhannya, malu pada sang pencipta yang selalu memberikannya nafas di setiap harinya

"Maaf karena Ikbal banyak ngeluh" ucapnya lagi, berusaha mempertahankan lekuk senyum di bibirnya

Tapi tak berhasil, senyumnya hilang, matanya terpejam dan tetes air bening mengalir di pipinya, "ga bisa, Ikbal ga bisa" lirihnya, kembali menyembunyikan wajahnya cukup lama

takk

Sebuah kerikil kecil mendarat tepat mengenai lengannya, dan di sebelah rumahnya tepatnya di sebuah balkon terdapat pelaku pelemparan

"Setan suka lewat ga tau waktu bal, Lo nangkring di situ kalo tiba-tiba wasalam ngegelundung, heboh satu bangsa"

Ikbal terkekeh kecil tanpa sadar, kemudian kembali mendongakkan wajahnya, menatap pelaku lawakan paling garing sebumi tuhan, menurut Aban-

"Lo belum tidur mal"

"Gua anak gede, gamasalah jam segini belum tidur, Lo tuh bayi onta, ngapain jam segini malah nangkring di atap"

Ikbal berdecak, menatap datar Akmal dan yang ditatap malah cengengesan

"Turun bal, tidur gih, besok gua mau denger cerita, jangan sampe engga karena gua udah cape nunggu lu cerita"

"Nanti, gua lagi cepu sama boss besar"

Akmal memutar bola matanya malas, "jangan di situ juga, nanti Lo sakit kena angin malem, mending lu cepu di atas karpet terbang jurusan surga, lebih nikmat"

Ikbal terdiam sesaat, namun setelahnya layaknya anak kecil, dirinya mengangguk beberapa kali, "great ideas Alaska putra Dimas, thank you" ucapnya, kemudian dengan perlahan turun dari atap menuju balkon kamarnya

[8] Parenting || 𝙽𝚌𝚝⁰⁰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang