Happy reading👙
Safa tertawa mendengar candaan yang Miko lontarkan. Bagaimana Safa tidak tertawa jika lelaki itu melontarkan pertanyaan padanya, pertanyaannya adalah 'minuman apa yang muslimah?'. Tentu saja Safa tidak tahu. Lalu lelaki itu menjawab pertanyaannya sendiri 'nutri syar'i'. Jadi wajarkan jika Safa tertawa mendengarnya?
"Itu mobil siapa, Saf? Gue baru liat deh. Keluarga jauh lo?" tanya Miko ketika mereka sudah tiba di rumah Safa.
Mata Safa menyipit, "Enggak tahu. Mungkin teman kerjanya Papa."
"Eh iya, katanya lo mau pinjam buku, kan? Masuk dulu yuk! Tunggu di dalam aja, biar sekalian gue nyari bukunya dulu." Miko mengangguk menuruti ucapan Safa. Lantas keduanya masuk ke dalam rumah.
Langkah Safa memelan tatkala matanya beradu pandang dengan mata tajam yang tengah duduk itu. Apalagi ia mendapati keberadaan orang tua dari orang itu.
"Tante, Om," sapa Miko menyalami orang tua Kendra dan juga Safa.
"Eh, Miko. Udah lama enggak ketemu, ya?" Manda berucap dengan akrab pada teman putra bungsunya.
Miko menyengir. "Iya, Tan."
"Saf, Kendra-"
"Bentar, Pa," potong Safa sebelum Dito membereskan ucapannya.
Gadis itu menatap Miko yang terlihat bingung dengan situasi sekarang, apalagi lelaki itu mendapat tatapan dingin dari Kendra.
"Mik, lo pulang dulu deh. Nanti bukunya gue anterin, ya? Dan nanti gue jelasin juga."
Mau tak mau Miko mengangguk seraya menggaruk belakang lehernya bingung. "O-oke deh. Pamit dulu ya, Om, Tan."
Setelah kepergian Miko, Dito menyuruh putrinya itu duduk di sebelah Apsa.
"Saf, kamu kan sudah dewasa. Jadi kamu mungkin lebih paham sama apa yang Papa maksud." Safa masih diam mendengar ucapan Dito yang berbelit-belit.
"Mas mu mengalami kecelakaan, jadi terpaksa Mbak kamu menunda pernikahannya."
Safa terkejut dengan apa yang ia dengar. Pantas saja ia tidak lihat Shaima. Padahal pernikahan kakaknya itu 2 hari lagi. Dan Shaima sudah selesai menyiapkan semuanya.
"Kamu kan tahu kalau Mbak kamu sudah menyiapkan semuanya. Jadi daripada terbuang sia-sia, dia mau kamu pakai saja rencana pernikahannya. Toh kamu juga sudah ada calonnya."
Mendengar penjelasan Dito, Safa langsung menatap serius papanya itu.
"Pa, pernikahan nggak mudah bagi Safa. Lagipula, apa Papa tidak akan membebankan keluarganya Mas Kendra?" tanya Safa. Sebenarnya ia merasa bodo amat jika keluarga Kendra terbebani, masalahnya ia tak mau dirinya sendiri yang dibebani.
"Saya sudah siap dan tidak mempermasalahkannya. Dan keluarga saya juga tidak merasa dibebani, jika itu yang kamu khawatirkan," sahut Kendra yang membuat Safa ingin menyumpalnya.
"Jadi gimana, Saf?" tanya Apsa akhirnya.
Safa masih terdiam. Ia bingung. Jika ia tidak menikah dengan Ken, biaya yang Shaima keluarkan selama ini akan sia-sia. Apalagi kakaknya itu benar-benar menyiapkan semuanya berdua dengan Fathir --calon suaminya.
Calon kakak iparnya itu bukan dari keluarga berada. Jadi biaya pernikahan yang sudah di keluarkannya sampai detik sekarang itu amat berharga baginya. Dan juga biaya pernikahan yang sudah Shaima dan Fathir keluarkan pun sudah habis banyak serta menguras tabungan keduanya.
Menarik napasnya dalam, Safa memejamkan matanya. "Ya sudah, Safa mau."
"Syukurlah kalau Safa setuju. Jadi kami bisa langsung menyiapkan sisanya. Dan untuk Mas Dito, jangan khawatir perihal biaya pernikahan putri Mas dan calon suaminya nanti. Saya yang akan tanggung semuanya untuk menggantikan persiapan yang sekarang," jelas Rafi.
👙👙👙
"Mbak Shai?" panggil Safa begitu ia melihat keberadaan kakaknya di kursi yang ada di depan ruang icu.
Mendengar suara yang dikenalnya, Shaima mengangkat kepalanya yang sedari menunduk.
"Ada apa, Saf?" Suara Shaima terdengar lemah.
Safa mengukir senyumnya seakan memberi kekuatan untuk kakaknya.
"Mama suruh aku bawain makan malam buat Mbak Shai," ucapnya seraya menyerahkan sekotak bekal untuk Shaima.
"Kamu sama siapa ke sini? Sama Miko? Ini udah malam loh, Saf."
Baru saja akan menjawab, kedatangan Kendra membuat Safa menyimpan kembali suaranya.
"Oh sama Kendra."
Kendra menganggukkan kepalanya sopan dan bertanya mengenai kondisi calon suami Shaima sekarang.
"Kami sudah mengobrol perihal pernikahan saya dan Safa. Terima kasih kamu sudah mau meminjamkan persiapan pernikahan kamu."
Shaima tersenyum seraya menganggukkan kepalanya. "Terima kasih juga kamu sudah bantu proses operasi Fathir."
Safa hanya diam menyimak tidak mengerti dengan apa yang Kendra dan Shaima bicarakan.
"Gimana keadaan Mas Fathir, Mbak?" tanya Safa.
"Alhamdulillah dia udah sadar tadi. Sekarang lagi istirahat."
"Syukurlah."
"Ya udah, Mbak. Safa mau langsung pulang aja, ya? Ngantuk banget. Besok ada jadwal kuliah pagi," ucapnya seraya menguap.
Setelah berpamitan dengan Shaima, Safa dan Kendra langsung melangkahkan kakinya pergi dari sana.
"Mau langsung pulang?" tanya Kendra ketika mereka sedang berjalan.
"Ke hotel dulu boleh sih," jawab Safa dengan santainya tanpa mempedulikan perubahaan wajah Kendra di sampingnya.
Tbc👙
Hayoloooo, Kendra kenapa tuh? Kepengen atau malu sendiri gegara Safa ngomong gitu? Anw, Safa parah bgt ya ngajak ke hotel🤣
Jangan lupa tinggalkan jejaknya yaaaaa❤
-Queen
KAMU SEDANG MEMBACA
Safa [END]
Romance[FOLLOW SEBELUM BACA!!!] ||Kendra-Safa|| Tentang Safa yang sudah berada di puncak kestress-annya. Dengan rajukan serta rengekkannya, ia meminta pada Mamanya agar menjodohkannya dengan lelaki yang sesuai kriterianya. Tampan, baik, dan cool. Namun yan...