Mau minta maap dulu kalo nnti ga sesuai yang diharapkan🙏🏻
Happy reading👙
Safa tertawa mendengar ucapan yang keluar dari mulut suaminya ini. Sayang, katanya? Sayang? Kendra sayang pada Safa?
"Mas, nggak usah becanda." Tawa Safa masih belum reda.
Alis Kendra terangkat sebelah. "Siapa yang bercanda? Saya serius dengan ucapan saya."
Setelah tawanya reda, Safa berdeham menormalkan suaranya.
"Oke, anggap aku percaya sama omongan kamu. Tapi itu enggak mempengaruhi keputusan aku. Hubungan kita benar-benar nggak bisa dilanjutkan lagi."
"Sebenarnya apa alasan kamu keukeuh dengan keinginan kamu itu? Katakan pada saya!"
"Perasaan kita. Perasaan aku dan kamu enggak sama. Pernikahan ini ada bukan atas kemauan kita sendiri. Jadi menurut aku, lebih baik kita akhiri aja."
"Menurut kamu, kan? Bukan menurut saya."
Safa hanya bisa menghela napasnya menghadapi sikap keras kepala Kendra.
"Beri saya waktu."
Alis Safa mengernyit. "Waktu? Untuk apa?"
"Untuk memastikan perasaan saya sama kamu. Agar pernikahan ini tidak menyakiti kamu." Safa terdiam bingung.
"Saya tidak mau hanya kamu saja yang memiliki perasaan dalam pernikahan ini. Karena pernikahan ini melibatkan kita, bukan kamu saja."
Mata Safa mengerjap kaget. Jadi Kendra tahu jika ia menyukai lelaki itu?
"Jadi ... beri saya waktu. Agar saya tidak menyakiti kamu."
"Dua minggu? Aku pikir itu waktu yang sangat lama untuk kamu merenungi semuanya." Kendra mengangguk setuju.
"Tapi ...," ucap Safa menggantung.
Kendra menatap Safa penuh. "Tapi apa?"
"... mari tidak bertemu selama waktu itu."
"Saf ...." Kendra ingin mengajukan protesnya. Tapi Safa menggeleng.
"Aku juga nggak mau dapat rasa sakit karena perasaan kamu, Mas. Dalam waktu itu, aku akan mencoba membiasakan diri tanpa adanya kamu. Sama seperti sebelum kita bertemu. Kalau pun nanti kamu tetap menutup hati kamu, setidaknya aku udah siap."
Kendra menghela napas, mengalah dengan keputusan istrinya. "Baiklah. Kalau itu memang kemauan kamu."
👙👙👙
"Kamu jadi ke rumahmu itu?" tanya Manda pada Kendra.
"Iya, Mi. Sayang juga rumah Kendra tidak pernah ditempati. Jadi Ken dan Safa berniat liburan di sana."
Keyna menyipitkan matanya begitu mendengar jawaban adiknya. Sedangkan adiknya itu hanya menaikkan sebelah alisnya.
"Kenapa?" tanya Kendra mendapati tatapan curiga Keyna di hadapannya.
Gadis itu mengendikkan bahunya. "Enggak. Cuma aneh. Tumben aja gitu lo mau ke rumah itu lagi setelah bertahun-tahun-"
Ucapan Keyna menggantung begitu dirinya sadar dengan apa yang ia ucapkan. Ia lupa akan kehadiran iparnya.
Sedangkan Safa, ia sebenarnya sudah tahu jika rumah yang nantinya akan ia tempati itu adalah rumah suaminya ketika masih bersama dengan sang mantan istri tercintanya itu. Mengingatnya saja Safa sudah jengkel. Tapi tak apa, ia kan sudah berlatih agar terbiasa dengan kehadiran mantan dari suaminya itu. Bahkan ia sudah mempersiapkan diri sebelum berpisah dengan Kendra.
Tadi pagi, mereka sudah mengobrol mengenai perjanjian mereka. Awalnya Safa mengatakan akan tinggal di rumahnya saja, tapi Kendra menolaknya. Lelaki itu bilang, ia tidak mau jika nantinya orang tua mereka tahu tentang perjanjiannya. Padahal kan orang tua Safa ada di Yogya. Dan 'katanya' lagi, mereka tidak tahu jika tiba-tiba orang tua Safa datang ke Jakarta. Akhirnya, Safa hanya mengiyakan saran Kendra.
"Safa, kamu sudah bereskan pakaian kamu, kan?"
Safa yang tengah menemani Nafis dan Faza menggambar pun menolehkan kepalanya begitu Kendra melibatkannya dalam percakapan itu.
Safa mengangguk. "Udah. Pakaian kamu dan Nafis juga udah aku masukin koper."
"Ya sudah, kita berangkat sekarang saja."
"Ini masih sore loh, Ken. Nanti aja sih malem pulangnya."
"Kalau berangkatnya malam, nanti sampai sana terlalu malam, Mi. Kasihan Safa dan Nafis tidak beristirahat."
Akhirnya Manda mengangguk paham dengan penjelasan Kendra. Memang jarak rumah Manda dan rumah Kendra itu sedikit jauh. Perlu menempuh waktu sekitar satu sampai dua jam.
Kendra pun meninggalkan tempatnya untuk membawa barang-barang miliknya dan Safa.
"Nafis, beresin mainannya. Kita berangkat sekarang." Nafis menganggukkan kepalanya mendengar titahan Safa. Ia langsung membereskan alat-alat gambar miliknya.
"Mpis mau ke mana?" tanya Faza dengan dahi mengernyit.
"Nafis mau pergi ke rumah Papa," jawab gadis kecil itu.
Mulut kecil Faza membulat dengan kepala yang mengangguk berkali-kali.
Tepat setelah Nafis selesai membereskan mainan dan alat gambarnya, papanya itu sudah kembali menghampiri mereka.
"Udah?" tanya Safa melihat kedatangan Kendra.
"Sudah. Barang kamu hanya yang di dalam koper saja, kan?" Safa mengangguk mengiyakan.
"Mi, Kendra berangkat ya? Salam saja ke semuanya."
"Nanti kamu balik ke Yogya langsung dari rumahmu itu? Apa mampir ke sini dulu?"
"Gimana nanti saja, Mi. Tergantung keadaan juga."
Setelah berpamitan dengan yang Manda dan Keyna, mereka langsung berangkat. Keluarga yang lainnya sedang ada keperluan di luar.
Tbc👙
Segini dulu aja ya. Otakku stuck wkwk. Gada ide hiks.
Ga semangat ngetik krna blum disemangatin ayang ahahahahahaha.
Tinggalkan jejaknya ya biar aku semangattt ><
See u~
-Queen
KAMU SEDANG MEMBACA
Safa [END]
Romance[FOLLOW SEBELUM BACA!!!] ||Kendra-Safa|| Tentang Safa yang sudah berada di puncak kestress-annya. Dengan rajukan serta rengekkannya, ia meminta pada Mamanya agar menjodohkannya dengan lelaki yang sesuai kriterianya. Tampan, baik, dan cool. Namun yan...