Happy reading👙
"Kok lo kenal kakaknya Viko?" tanya Safa penasaran tatkala mereka sedang memasuki ruang teater.
"Ya kan gue pernah ke rumah Viko, nah kebetulan kakaknya itu pas ada di rumah. Jadi udah ketemu beberapa kali."
Safa mengangguk paham tanpa bertanya lebih lanjut. Tapi Safa sedikit kesal karena Kendra bahkan tidak menyapanya. Lelaki itu hanya menyapa Miko. Dan tak mengindahkan kehadirannya.
Selama film diputar pun pikiran Safa melayang ke mana-mana. Bertemu dengan Kendra dengan sikap yang lelaki itu berikan padanya tadi, membuatnya kepikiran mengenai keputusannya menerima Kendra. Apa Kendra akan tetap bersikap sama seperti itu?
"Lo kenapa Saf kayak banyak pikiran gitu? Gue lihat dari awal film mulai, lo malah bengong aja," ucap Miko yang menyadari sikap Safa begitu mereka sudah keluar dari dalam teater.
Gadis itu menggeleng. "Enggak kenapa-kenapa. Gue cuma kepikiran aja, bulan depan laki gue rilis season's greetings nya."
"Lo ya anjir, padahal bulan kemarin baru beli albumnya. Gila banget."
"Biar napa sih, Mik. Gak apa-apa ngeluarin uang banyak, demi nafkahin 7 bujang gue."
"Parah."
"Berisik ah lo kayak nyokap gue aja," kesal Safa karena Miko itu seperti Mamanya yang selalu mengomelinya jika memberi barang-barang kpop.
Miko berdecak namun tangannya merangkul bahu Safa. "Ngambekan. Nanti gue beliin permen deh."
"Permen muka lo! Emangnya gue anak kecil?" Safa bertambah jengkel.
"Anak kecil yang udah bisa bikin anak. Hahahahaha." Miko tertawa puas sampai tersedak.
Mendengar ucapan tak senonoh dari Miko, Safa menyikut perut lelaki itu. Walau mengaduh, Miko tetap melanjutkan tawaannya.
Lalu mereka berjalan menuju parkiran, tempat di mana motor Miko berada. Lelaki itu ke mana-mana memang naik motor semenjak kuliah. Katanya lebih mudah dan efisien.
"Enggak apa-apa kan naik motor?" tanya Miko seraya memberikan helm miliknya yang lain pada gadis di depannya.
Safa yang mendengar ucapan Miko berdengus sebal. "Lo tuh kayak yang pertama kali aja ngajak gue jalan pake motor. Biasanya juga kita sampe kehujanan."
Miko terkekeh tatkala gadis itu mendumel. Tangannya refleks membantu memakaikan helm Safa ketika melihat Safa kesulitan memakainya.
Setelah selesai memakai helm masing-masing, Miko langsung menjalankan motornya begitu Safa duduk di belakangnya.
"Ready, Queen?"
"Ya, pengawal. Ratu sudah siap." Safa menimpali candaan Miko yang dibalas tawa renyah lelaki itu. Miko tak pernah marah jika Safa mengatainya begitu. Ya mungkin karena mereka berteman sudah sejak lama.
Miko langsung menyalakan mesin motornya lalu menjalankan kuda besi itu, meninggalkan gedung bertingkat tersebut.
Selama perjalanan, Safa lebih banyak diam. Meski begitu, Miko tetap mengajaknya ngobrol.
Tiba-tiba saja gemericik hujan mengenai tubuh mereka.
Safa menepuk pundak Miko. "Mik, ujan anjir. Minggir dulu."
Mendengar ucapan Safa, Miko langsung meminggirkan motornya. Mereka berteduh di halte. Untung saja ada halte yang mereka lewati.
"Kok bisa hujan sih? Padahal tadi di daerah mall enggak mendung, apalagi hujan," gerutu Safa.
"Lo kayak baru pertama kali aja ngalamin yang kayak gini."
"Ya tapi kan nyebelin, Ko. Belum sampe rumah malah hujan." Safa memberenggut sebal, apalagi melihat gemericik itu berubah menjadi hujan yang sedikit deras.
Miko hanya bisa diam saja apalagi melihat Safa yang sepertinya benar-benar kesal. Biasanya mereka sering menerobos saja, tapi sekarang Miko memilih untuk tidak. Ia tidak tega melihat Safa yang harus kehujanan gegara dirinya. Apalagi gadis itu tak biasanya memakai rok selututnya.
Miko melirik Safa yang duduk di sebelahnya. Melihat Safa yang sepertinya kedinginan, lelaki refleks melepaskan jaket yang tengah dipakainya lantas diletakannya guna menutupi kaki Safa.
Diperlakukan seperti itu, sontak membuat Safa kaget.
Tanpa bicara apa-apa Miko berlari ke arah motornya lantas mengeluarkan hoodie yang kebetulan ia simpan di bagasi motornya. Ia langsung memberikannya pada Safa.
"Biar nggak dingin," ucapnya seraya duduk kembali di sebelah Safa.
"Terus lo pake apa?"
"Gue pake bajulah, Saf," canda Miko terkekeh.
Safa memutar bola matanya malas. Namun tetap mengikuti ucapan Miko. Tangannya ia masukkan ke dalam saku hoodie.
"Ini hoodie masih ada ternyata," ucap Safa.
Gadis itu ingat betul, hoodie ini adalah hadiah ulang tahun Miko darinya. Kalau tidak salah ulang tahun ke-18. Berarti hampir sekitar 2 tahun.
"Iyalah masih ada. Lo kira tiap hari hoodienya gue cemilin?"
Safa berdecak. Lelaki di sebelahnya itu selalu saja bercanda. Lalu mereka terdiam.
Miko memandang lurus ke depan, menatap rintikan air hujan. Bau tanah yang basah seakan menenangkan pikirannya. Ia suka suara yang berasal dari rintikan hujan. Ia juga suka bau yang berasal dari tanah yang terguyur air hujan. Tanpa sadar sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman.
Sebuah mobil berhenti di depan mereka. Miko yang lebih dulu berdiri. Sedangkan Safa mengernyit heran.
"Gue udah pesenin taksi. Hujannya nanggung dan gak tahu kapan reda. Jadi lo balik sekarang aja ya naik taksi. Sorry nggak bisa nganterin, gue juga masih ada urusan nanti sama anak-anak organisasi," ucap Miko berdiri di hadapan Safa. Lelaki itupun menaikkan kupluk hoodienya dan mengikatkan talinya hingga wajah Safa terlihat bulat.
Safa mengangguk paham lantas masuk ke dalam taksi yang sudah Miko bukakan pintunya.
Setelah Safa duduk manis di dalam taksi, Miko mengetuk kaca yang di samping supir. Kaca itu turun dan memperlihatkan supir yang sudah berada di balik kemudi.
"Bawa mobilnya pelan-pelan aja yang penting selamat sampai tujuan."
"Iya, Mas."
"Nitip kesayangan saya ya, Pak. Kalau kenapa-kenapa, saya nggak punya kesayangan lagi." Supir taksi itu terkekeh mendengar ucapan anak muda jaman sekarang.
Safa melotot ke arah Miko. "Jalan sekarang aja, Pak. Sebelum makin melantur," ucao Safa yang diangguki sang supir.
"Bye, Queen. Take care. Kabarin kalau udah sampe rumah."
Setelah itu mobil melaju menjauhi Miko yang masih melambaikan tangannya melepas kepergian mobil yang ditumpangi Safa.
Tbc👙
Gimana? Aneh nggak siii? Part ini khususon buat Miko wkwkwk. Sengaja gak masukin Kendra.
Masih setia nungguin kan?
Jangan lupa jejaknya biar aku juga semangat.
See u babay🙌
KAMU SEDANG MEMBACA
Safa [END]
Romance[FOLLOW SEBELUM BACA!!!] ||Kendra-Safa|| Tentang Safa yang sudah berada di puncak kestress-annya. Dengan rajukan serta rengekkannya, ia meminta pada Mamanya agar menjodohkannya dengan lelaki yang sesuai kriterianya. Tampan, baik, dan cool. Namun yan...