Happy reading👙
Suasana hening mencekam di dalam mobil membuat Safa menelan saliva-nya berkali-kali. Aura tak baik di tubuh suaminya benar-benar membuat Safa menutup mulutnya. Ditambah raut wajah datar nan tajam tak bersahabat milik Kendra semakin menambah suasana menjadi tegang.
Honestly, Safa tidak tahu kenapa suasana seperti ini. Ia juga tidak tahu kenapa dirinya harus bungkam. Bukankah ia tidak bertingkah? Jadi ia tak ada salah apa-apa, kan?
Tapi mengapa ia harus menutup mulutnya sendiri gegara melihat raut wajah tak bersahabat suaminya?
Rasanya Safa ingin cepat-cepat sampai rumah. Namun Tuhan tak berpihak padanya. Karena tiba-tiba saja jalanan terisi padat dan membuat sebuah kemacetan. Padahal biasanya jalanan kosong melompong.
Ini Safa boleh turun aja nggak si? Safa benar-benar ngeri melihat wajah datar di sampingnya.
Berbeda dengan Safa, Kendra memasang wajah datarnya. Pandangannya menatap lurus ke depan; jalanan yang macet.
"Mas?" panggil Safa pelan. Ia memberanikan diri agar suasana mencekam itu enyah dari dunia sekitarnya.
Kendra hanya menjawab dengan gumaman saja. Sialan memang. Tapi tidak apa-apa. Daripada tidak dijawab sama sekali?
"Mampir ke minimarket dulu, ya? Aku ada yang harus dibeli."
"Besok saja."
"Tapi, Mas-"
"Sudah malam. Nafis di rumah sendirian. Saya tidak bisa meninggalkannya terlalu lama," potongnya yang membuat Safa terdiam.
Gadis itu kesal. Perutnya itu sudah keroncongan minta diisi. Ia belum mengisi perutnya dari sore karena fokus menugas. Niatnya ke minimarket kan untuk membeli beberapa snack selama perjalanan pulang. Yah hanya untuk mengganjal saja agar tidak terlalu kelaparan. Karena jujur, ia sudah lapar sekali.
Terus Kendra mengatakan besok saja? Besok saja ia matinya, begitu?
Kendra mencondongkan tubuhnya ke kursi belakang. Safa hanya melirik sekilas dari ujung matanya ketika melihat Kendra yang seperti tengah mencari sesuatu. Bahkan terdengar suara grasak-grusuk kantong plastik.
Tanpa banyak bicara, Kendra menyimpan satu kantong plastik kecil di pangkuan Safa. Matanya kembali fokus ke jalanan yang sudah sedikit lancar.
Safa membuka kantong itu. Terdapat 3 bungkus roti, 1 susu karamel, serta cookies.
"Punya siapa?" tanya Safa.
"Tadi saya beli dalam perjalanan jemput kamu. Saya pikir mungkin kamu belum sempat makan. Makanya saya belikan itu."
Sudut bibir Safa terangkat. "Thanks." Lantas gadis itu melahap makanan yang ada di hadapannya dengan cepat.
Kendra hanya melirik kecil melihat Safa yang langsung menyantap makanan yang ia beli tadi. Beruntunglah tadi ia berinisiatif mampir di minimarket terlebih dahulu.
Setelah melihat jalanan sudah kembali lancar, Kendra menginjak pedal gasnya.
Hanya butuh waktu 15 menit, akhirnya mereka sampai juga di kediaman. Makanan Safa yang diberikan oleh Kendra pun sudah tandas. Melihatnya, Kendra hanya bisa menggelengkan kepalanya tak percaya gadis kecil itu menghabiskan semuanya dalam waktu singkat.
Tanpa menunggu Kendra yang akan memasukkan mobilnya ke garasi, Safa memilih turun terlebih dahulu. Ia masuk ke dalam rumah yang gelap gulita, mungkin Kendra sengaja memadamkannya.
Gadis itu langsung masuk ke dalam kamarnya dan membersihkan tubuhnya yang sudah terasa lengket karena keringat seharian ini.
Setelah 10 menit berlalu, Safa keluar dari kamar mandi dengan tubuh segarnya.
"Gila, seger banget gue. Emang paling enak mandi malem-malem walau nggak baik," serunya seraya meregangkan kedua tangannya.
Mata milik Safa melirik ke penjuru kamar. Tidak ada tanda-tanda keberadaan suaminya. Apa Kendra belum masuk ke kamar juga?
Langkah kakinya membawanya keluar dari kamar. Terdengar suara dari arah dapur.
"Mas ngapain?" tanya Safa melihat Kendra yang sedang berkutat dengan alat dapur.
Mendengar suara istrinya, Kendra mengangkat kepalanya sebentar. "Bikin spagetti."
Tak bertanya apa-apa lagi, Safa memilih mengambil jus dalam kulkas dan ia tuangkan ke dalam gelas.
Ia mendudukkan tubuhnya di meja makan yang berada tak jauh dari posisi Kendra, lantas meminum jus miliknya. Ketika sedang asik menyesap jus, piring yang berisi spagetti itu terpampang di hadapannya.
"Apa?" tanya Safa dengan nada polosnya.
"Saya tahu kamu belum makan. Di rumah tidak ada apa-apa, jadi hanya ada spagetti. Dan saya pikir waktunya pun lebih efisien."
Safa hanya terdiam mendengar penjelasan Kendra. Namun hatinya tak bisa berbohong jika ia menyukai sikap peduli Kendra padanya sekarang.
"Terima kasih," ucap Safa tulus lantas menyantap makan malamnya.
Rasa spagetti yang masuk ke mulutnya benar-benar enak. Apa Kendra membuat sausnya sendiri? Karena Safa belum pernah memakan spagetti dengan rasa saus yang seperti ini.
"Kamu mandi?" tanya Kendra yang membuat Safa kaget. Ia kira, Kendra sudah pergi meninggalkannya sendiri di dapur.
Safa hanya menganggukkan kepalanya.
"Jangan diulangi lagi. Mandi jam segini tidak baik untuk kesehatan kamu."
"Iya."
Lalu hening menyapa mereka. Safa sibuk dengan makanannya, dan Kendra sibuk dengan pikirannya sendiri.
Diliriknya Safa yang masih asik dengan kegiatannya. Kendra senang melihat Safa menikmati spagetti buatannya.
"Kenapa tadi tidak balas pesan saya?" tanya Kendra ketika melihat Safa sudah selesai makan.
"Handphone aku mati, lupa cek baterainya."
"Saya mengirim pesan dari sore."
"Iyaaaa ... aku nggak cek handphone. Fokus nugas, Mas."
Kendra menghela napasnya. "Lain kali kalau ada tugas-tugas yang memakan waktu seperti tadi, hubungi saya. Jangan membuat saya khawatir," jelas Kendra seraya bangkit dari duduknya. Melangkahkan kakinya pergi menjauhi Safa.
"Iya," jawab Safa yang masih terdengar oleh Kendra, posisinya belum terlalu jauh.
Lelaki itu membalikkan tubuhnya sejenak, "Dan jangan minta tolong antar apapun ke lelaki lain," ucapnya lantas melanjutkan langkahnya yang tertunda.
Safa terdiam di tempat. Apa Kendra cemburu karena insiden di kampus tadi? Padahal kan Safa kebetulan bertemu dengan Miko.
Jangan-jangan wajah tak bersahabat Kendra di mobil tadi pun gara-gara hal itu?
Tbc👙
Emang ya si kenken bisa bgt gitu manisnyaa. Bkin neng safa lemah letih lesu loyo lopyu wkwk.
Btw, cek dulu dong siapa yang masih baca dan nunggu cerita ini???
Tinggalkan komentar ya biar aku semangat. Aku suka bgt bacain komen kalian wkwk.
See u~
-Queen
KAMU SEDANG MEMBACA
Safa [END]
Romans[FOLLOW SEBELUM BACA!!!] ||Kendra-Safa|| Tentang Safa yang sudah berada di puncak kestress-annya. Dengan rajukan serta rengekkannya, ia meminta pada Mamanya agar menjodohkannya dengan lelaki yang sesuai kriterianya. Tampan, baik, dan cool. Namun yan...