Hollaaaaaa
Jangan lupa komennya!!! Ada kejutan di part ini😘Happy reading👙
"Faz, jangan lari-lari!" seru Keyla memperingati putranya yang berlarian bersama Nafis.
Seluruh anggota keluarga disibukkan dengan bagian masing-masing. Saat ini keluarga Kendra mengadakan barbeque di halaman belakang rumah.
"Saf, tolong bawain sebotol lagi cola ya di dapur?" Mendengar namanya disebut, Safa mengangguk menuruti Keyla.
Gadis itu masuk ke dalam rumah diikuti Kendra. Safa tidak tahu jika lelaki itu mengikutinya.
Semua orang yang ada di sana merasakan suasana tak sedap dari hubungan suami istri itu. Karena sejak pagi, Safa selalu menghindari suaminya. Gadis itu berusaha keras tidak dekat-dekat dengan Kendra.
"Buset, yang ada masalah mereka. Yang tegang gue," ucap Keyna seraya bergidig, setelah Safa dan Kendra pergi dari sana.
"Auranya aura-aura mencekam, Kak Key," timpal Tiya seraya menyuapkan potongan daging.
Manda menepuk lengan Tiya pelan. "Bantuin ngepanggang, bukan asik makan."
"Ibu hamil nggak boleh cape-cape, Mamiiii." Manda hanya bisa memutar bola matanya malas mendengar jawaban menantu kampretnya.
"Lagian Bang Daryl juga enjoy manggang. Ya, Bang?" tanya Tiya yang dibalas anggukkan serta senyuman dari suami Keyla itu.
"Udah, Mi. Gitu doang di masalahin. Ini masalahnya tuh anak Mami kenapa? Ada problem sama bininya?" Keyna sepertinya masih penasaran dengan apa yang terjadi antara Safa dan Kendra.
"Mana Mami tahu. Emangnya Mami cenayang? Tanya aja sama mereka langsung."
Mereka masih saja berbincang mengenai hubungan pasutri yang tengah perang dingin itu. Apalagi Keyna, gadis itu sampai memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi hingga membuat hubungan adiknya seperti itu.
Sedangkan yang bersangkutan berada di dapur. Kendra terus mengikuti Safa.
"Kita perlu bicara," ucap Kendra memegang pergelangan tangan Safa yang langsung gadis itu hempaskan.
"Bisa minggir?" tanya Safa dingin karena Kendra menghalanginya. Lelaki itu malah berdiri di depan lemari es.
"Saya bilang, kita perlu bicara." Kendra masih berdiri menghalangi.
Menghela napas panjang, akhirnya Safa mengangguk. Ia akan mengikuti kemauan suaminya itu.
"Kenapa?"
"Kamu yang kenapa? Sikap kamu dari tadi terlihat jika kamu menjaga jarak sama saya."
Safa bersedekap dada. "Mas emang nggak peka ya jadi orang."
"Saya tidak akan tahu kalau kamu sendiri tidak mengatakannya."
"Aku denger obrolan Mas sama Mami." Kendra terdiam. "Sekarang ... jelasin ke aku, siapa Mbak Nira sebenarnya."
"Dia teman saya."
Safa tertawa sumbang. "Sampai dinner bawa Nafis? Sampai kamu sering ke rumahnya. Itu yang namanya teman?"
Kendra bungkam dengan ucapan gadis itu. Ternyata alasan Safa mengacuhkannya itu karena gadis itu tahu tentang makan malamnya bersama Nira.
"Kamu sampai nggak bilang kalau kamu bakal makan malam sama Mbak Nira. Sebenarnya kamu anggap aku nggak sih?!" bentak Safa yang sudah kesal melihat keterdiaman suaminya.
Kendra menyunggingkan senyumnya, menertawakan ucapan Safa.
"Apa bedanya dengan kamu? Apa kamu menganggap saya?" Safa menatap Kendra tidak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Safa [END]
Lãng mạn[FOLLOW SEBELUM BACA!!!] ||Kendra-Safa|| Tentang Safa yang sudah berada di puncak kestress-annya. Dengan rajukan serta rengekkannya, ia meminta pada Mamanya agar menjodohkannya dengan lelaki yang sesuai kriterianya. Tampan, baik, dan cool. Namun yan...