02

177 21 0
                                    

Pagi datang dengan begitu cepatnya. Kokok ayam serta kicau burung seakan begitu ceria menyambutnya hingga mereka saling bersahutan menyapa pagi. Nathan sedikit merapatkan kaki-kakinya yang terasa dingin dengan kedua tangan bersedekap di dadanya yang lumayang bidang dan tegap. Hendak dia menarik selimut yang tengah menutupi sebagian tubuh istrinya, namun tak tega. Angannya ingin sekali menyingkap kain yang membuat tubuh Alia tak dapat terlihat olehnya, namun tak sanggup juga. Padahal dalam benaknya dia begitu ingin memeluknya. Tapi keberanian itupun sama sekali tak dia punyai. Menyaksikan wajah istrinya yang begitu terlelap, membuat Nathan berulang kali hanya bisa menghela nafas. Dalam hatinya dia berharap Alia segera terbangun dan menyambut dirinya untuk ada dalam pelukannya. Namun semua buyar.. yang ada hanya suara dengkuran halus istrinya yang masih menyandang status virgin yang bisa dia nikmati di tengah kegundahan hatinya. Sepasang tangan laki-laki itu menangkup tepat di tengah-tengah kedua pahanya yang saling merapat. Sepertinya dia sedang menahan sesuatu. Berulang kali nampak jakunnya naik turun dan ujung -ujung kakinya dia goyang-goyangkan dengan sikapnya yang tak tenang,  memandangi bibir merekah Alia yang begitu menggoda. " Saay..aanngg.." Panggilnya dengan suara lirih agak berbisik. Takut kalau istrinya merasa terganggu olehnya tapi disisi lain dia ingin wanita pujaan hatinya itu segera terbangun dari lelap tidurnya. Benar-benar posisi hatinya serba salah. Dengan hati-hati tangannya menyentuh pinggang Alia yang tertidur miring ke arahnya. Di basahinya bibir bawahnya dengan lidah. Nafasnya agak memburu.

" Ayaa..dedek aku terbangun ini.. sakitt nahan tegangnyaa.." Nathan seperti mencercau. Karena dia sudah merasakan hasratnya yang mulai naik. Wajahnya memanas dan nampak merona. Sorot matanya mulai terlihat penuh gejolak. Tak sabar sekali ingin mencumbui istrinya. Namun dia takut-takut. Jadi yang di lakukanya kemudian, Nathan membalikkan badannya membelakangi Alia dan menangkup benda miliknya yang mulai rewel.

" Hadduuhh.."
Gumam laki-laki itu pasrah. Sampai di beberapa waktu kemudian, Alia terbangun. Itu bisa Nathan rasakan ketika tangan wanita muda yang cantik itu menggeliat hingga mengenai tubuhnya. Diapun segera menoleh dan menyapa istrinya dengan senyum Pepsodentnya.

" Sayang udah terbangun..gimana boboknyaa..?"
" Pules sekali..mungkin karena kecapean kakak.."
" Iya sayang.."
" Setelah ini mau apa..?"
" Laperr... Dari kemaren Aya enggak sempet makan kak Nath.."
" Eh,.. em... Iyaa.. yaudah, mau langsung sarapan ato,,,.."
" Mandi dulu aja.." Sahut Alia cuek aja. Nathan manggut-manggut aja. Mengikuti kemauan Alia. Meski dalam hati dia ingin sekali berteriak kencang dan menangis sejadi-jadinya, karena sekali lagi harapannya lebur tak bersisa. Dengan ogah-ogahan akhirnya Nathan mengikuti Alia turun dari tempat tidur. Lalu keduanya keluar kamar beriringan. Wajah laki-laki itu begitu diliputi kecewa dan sedih..

" Pagi bunda, Ney.." Di ruang keluarga mereka melihat bunda dan Neyha sudah asik bercengkerama dengan saudara yang menginap di rumah. Suasana pesta masih tersisa. Aroma wangi bunga juga masih terasa.

" Ehh pengantin baru.. jam segini kog udah beranjak..semalaman pasti udah ber ronde-ronde ini.." Salah satu famili dari bunda berseloroh begitu melihat kedatangan mereka. Disambut tawa yang lain. Hanya Nathan yang tersenyum getir dan Alia yang mengulas senyum sumringah. Sepersekian detik sempat dia bertemu pandang dengan Neyha. Jujur, karena memang dia mencari-cari keberadaanya diantara saudara yang lagi pada ngumpul. Dan begitu ketemu, pas momennya berbarengan saat Neyha juga tengah memandanginya. Alia sedikit nervous dan buru-buru mengalihkan tatapannya ke arah lain. Hatinya bergemuruh tak karuan.

' Tuhan.., salahkah jika aku menginginkan hal yang lainn?? Indah yang aku impikan semalaman penuh..'

" Sayang.., bunda nanya lohh.." Tiba-tiba Nathan menepuk pipinya lirih sembari menatap gemas pada Alia, yang sedikit tergeragap.
" Eh iyaa bundaa.. maaf barusan agak terpikir yang di rumah.." Lalu berkatanya dengan muka polos. Neyha yang melihat itu hanya mengulas senyum samar. Tak percaya apa yang Alia katakan baru saja.
" Bunda, Ney keluar yahh..ada janjian sama temen.." Gadis itu beranjak berdiri. Sebentar dia cium tangan bundanya dan pamit sama semua yang ada di situ, setelahnya berjalan pergi. Pada saat yang sama Alia juga beralasan jika perutnya terasa mulas. Dia meminta ijin untuk sebentar pergi.

Neyha mengeluarkan motor matic ya dari garasi. Sambil memanaskan mesin sekalian. Dia pake helm yang tergantung di spion motornya. Tiap kali dia kenakan benda itu, dia selalu teringat pada yang empunya, yang telah memberikan untuknya. Helm yang cukup mahal.

" Kamu mau ke mana Ney.." Tiba-tiba dari arah belakang motor dia mendengar ada suara yang tertuju untuknya. Gadis itu melihat dari balik kaca spion dan tahulah siapa yang saat itu ada di belakangnya. Neyha sibuk mengikatkan seltbet helm yg melingkar di lehernya. Tanpa menoleh dia menjawab jika dia ingin menemui temannya.
" Siapa??? Arga..aa..kahh.." Suaranya lirih nampak ragu. Kaneyha merasa tak suka mendengar pertanyaan kakak iparnya itu. Dengan agak membuang nafas dia bilang kalau itu bukan urusannya.
" Kenapa kamu mau tau aku keluar dengan siapa??"
" Iyaa..aa,, aku peduli kamuu..dulu kamu pernah bilang jika Arga itu bukan yang terbaik buat kamu.."
" Terus apa hubungannya sama kamuu..?"
" Aku enggak mau kamu merasa kenapa-kenapa Ney.."
" Eh, kenapa kamu jadi begitu perduli Aya??? Apa kamu enggak tega jika aku sakit hati karena dia??? Kenapa??? Kamu aja bikin hati aku hancur, enggak pernah merasa bersalah..enggak perlu kamu sok baik." Dan tak berlama-lama, gadis itu langsung menstater motor maticnya kemudian pergi meninggalkan Alia tanpa pamit.

" Hati-hati.." Bergumam Alia dengan perasaan tak menentu..
Menahan nafas, hanya itu yang bisa di lakukanya dengan ucapan Neyha yang ditudingkan terhadapnya. Dan itu benar semua.

" Maafin aku Ney.." Keluhnya dengan perasaan kelu..

kekasihku pengantin kakakkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang