11

401 29 27
                                    

Jam sudah menunjukan angka 18.07 wib ketika Nathan telah masuk ke dalam kamar dan sedikit mengejutkan Alia yang nampak tertidur pulas setelah kelelahan berandai-andai dan menghayal. Dia buka matanya perlahan sewaktu merasa ada yang mengecup dahinya dengan hangat. Sepasang matanya mengerjai.

" Kakak udah pulang??" Sikapnya agsj terkejut mendapati sosok laki-laki itu sudah berdiri manis di sampingnya. Buru-buru dia beranjak bangun dan langsung beringsut duduk. Sedikit serba salah. Namun Nathan dengan manisnya malah menggenggam jemari Alia yang kini telah resmi menjadi istrinya.

" Iyaa sayang..capek banget yahh??" Bertanya laki-laki itu lembut. Duduk di sebelah wanita pujaan hatinya. Semakin erat meraih jemarinya dan meremasnya dengan penuh cinta. Alia menggeleng lirih.

" Tadi asik buka-buka album foto di galeri malah ketiduran.." Ujarnya menjelaskan dengan kalimat yang singkat dan padat. Karena baginya begitu susah untuk melontarkan ucapan-ucapan manis yang biasa dia lakukan terhadap adik dari suaminya dahulu, semasa ikatan itu masih terjalin dengan indah dan penuh romansa. Dan kini sosok itu telah menyandang sebagai adik ipar.

" Aroma rambut kamu wangi sekali sayang.., enggak sabar jadinya pengen peluk-peluk, cium-cium.. tapi kakak masih bau. Sayang enggak suka itu, kakak tau.."

Nathan usap rambut istrinya dan menghirup harumnya dengan sangat menyelami. Sekian lama semua hal yang bisa dia lakukan saat ini, adalah impian besarnya di saat dulu dia masih berjuang untuk mendapatkan hati Alia. Dan Alia membiarkan apa yang Nathan lakukan. Meski dalam hatinya dia merasa bersalah. Bersalah karena rasa cinta itu tak benar-benar ada untuk sosok laki-laki yang pada waktu itu masih asik merasakan wangi tubuhnya. Namun apa daya,, terlalu sulit untuknya menerima Nathan di hatinya. Bahkan meski dia telah berpredikat sebagai istri. Semua dia lakukan hanya untuk kebaikan semua dan untuk masa depan.

" Kakak mandi gihh.. Aya bikinin minuman panas.." Berucap Alia cepat-cepat beringsut dari tempat tidur.
Entah kenapa sisi jiwanya begitu sulit untuk menerima keberadaan sosok Nathan. Rasanya begitu nyeri ketika kulit tubuh laki-laki itu tersentuh di area tubuhnya. Itu sangat membuatnya merasakan perasaan sangat tak nyaman. Melahirkan kegelisahan dan panik. Dan itu membuat Alia selalu bereaksi sedikit berlebihan. Meski dia masih bisa mengontrol semuanya. Dia juga memiliki hati untuk tidak menyakiti lelaki tersebut.

" Iyaa kakak langsung mandi ini.."
" Mau minuman apa?? teh susu atau..,,"
" Susu kamu aja bolehh??" Genit Nathan sembari menjulurkan lidahnya nakal. Alia bergidik sambil mukanya cemberut.
" Ihh.. udah sana giihh mandi.. Aya bikinin teh susu aja seperti biasa.."
" Okay istriku cantikk.." Dengan gemas Nathan ciumin pipi Alia yang menurut saja seperti anak kecil.

" Eh iyaa, ada Arga di depan kan..?"
" Enggak..rumah sepi. Tadi cuma sempet ngobrol sama bunda di ruang tengah. Lagi nonton tv sama Ney.."
" Ouhh..berarti udah pamit pulang.." Agak bergumamnya lirih. Nathan hanya kecil baju.
" Ya udah kakak mandi dulu sayang.."

Begitu selesai dia lepas baju kerja dan menggantinya dengan sebuah handuk yang di ambilnya dari tempat jemuran kecil untuk menaruh handuk-handuk yang habis kepakai di sudut ruangan kamarnya, dia bergegas menuju ke kamar mandi. Sedangkan Alia keluar kamar dan menuju ke dapur untuk membuatkan segelas teh susu untuk suaminya, Nathan.

Dan saat itu Alia lagi asik membuat minuman sewaktu dengan tak terduga Neyha tau-tau sudah berdiri di sebelahnya. Alia sampai kaget di buatnya. Hampir sendok yang dia pegang jatuh ke lantai jika dia tak sigap untuk meraihnya kembali.

" Ney,, kamu apa-apaan siih.." Protesnya tak suka.

Neyha tersenyum kecil.

" Kenapa?? Kenapa tadi sewaktu di salon kamu liatin aku terus Aya??" Tanpa angin tanpa hujan, tiba-tiba Neyha bertanya begitu. Alia kerutkan alisnya.
" Maksud kamuu??"
" Hemm..yaudah enggak usah di bahas lagi.." Lalu ujarnya tak acuh.
" Itulah kebiasaan kamu yang suka bikin salah paham. Orang di mana-mana minta penjelasan dan dengerin penjelasan kalo ingin tau yang sebenar-benarnya. Bukan cuma dari prasangka sendiri." Ketus bicara Alia dengan nada yang yang sedikit di pelankan. Dia merasa takut jika diam-diam ada yang mendengar.

" Aku enggak pernah merasa begitu.." " Iyaa??? Dulu sewaktu di mall kamu ketemu aku terus tau-tau kamu seret aku setelahnya marah-marah tanpa sebab itu apa?? pake nuduh aku ada main api sama orang lagii..,"
" Eh kan iyaa.. kamu jalan sama cowok asing.. jadi wajar kalo aku curiga. Aku juga enggak mau kalo kak Nath cuma di jadiin mainan doang.."
" Asal kamu tau Ney, cowok dan cewe yang kamu curigai itu, mereka saudara kembar. Dan mereka adalah anak dari kakaknya mama.. Sayang kemaren enggak bisa Dateng ke pernikahan karena mereka tinggal di luar negeri. Kalo mereka datang, langsung aku bawa ke hadapan kamu biar kamu kenal sendiri sama mereka dan malu karna udah menuduh yang enggak-enggak." Neyha garuk-garuk kepalanya dengan sikap serba salah. Namun begitupun dia masih gengsi untuk mengakui jika dia salah dan suka sembrono.
" Ehh.. ya aku kan engga tau. Kamu enggak niat buat kasih penjelasan ke aku." Masih saja dia membela diri.

Alia mendengus.
" Gimana aku mau jelasin, kamunya aja enggak mau dengerin !" Kesal Alia menatap Neyha dengan sorot mata penuh amarah. Dengan suara yang dia tahan-tahan agar tak ada yang mendengar selain mereka berdua.
Lalu dia cubit perut gadis itu dengan geregetan dan sedikit memutarnya, hingga Neyha menjerit.
" Aauuww..!"
Alia mendelik. Neyha tersadar dan langsung menutup mulutnya dengan mata membeliak.
" Habisnya sakittt.." Mukanya nampak memelas karena menahan sakit oleh cubitan kakak iparnya barusan.

" Kamu mau kemana..?" Neyha mencoba menghalangi langkah Alia yang sudah siap pergi dengan segelas teh susu di tangannya. Tanpa bicara dia kasih tunjuk minuman yang masih panas itu ke arah gadis itu.
" Aku mauu.."
" Bikin sendiri.."
" Mau kamu yang bikinin.."
" Ney.." Alia pandangi wajah gadis yang berdiri tepat di hadapannya. Dengan tatapan memelasnya, dia memberi isyarat agar Neyha tak menghalangi jalannya.
" Setelah kamu bikinin, aku persilahkan kembali bersama suami kamuu.." Senyum bermain-main di bibir gadis itu. Sepasang matanya yang selalu membuat Alia luluh tak bisa dia hindari juga. Pada akhirnya dia ikuti maunya gadis itu.

" Ya udah ini buat kamu, aku bikin yang baru lagi untuk kak Nathan.."
" Ogah. Bikinin lagii.."
" Ya Allah Ney..,," Dengan menahan nafas Alia letakkan kembali minuman untuk suaminya dan mulai sibuk membuatkan minuman yang sama untuk adik iparnya yang terkadang benar-benar manjanya bikin pusing kepala. Dengan muka sedikit panik dan geregetan. Neyha hanya senyum-senyum memperhatikan gerak gerik Alia.

Saat Alia sibuk meracik minuman dalam gelas yang masih kosong, dari belakang Neyha meraih pinggang Alia. Dengan tangan-tangannya, dia rengkuh dan di peluknya dengan hangat. Alia cukup terjingkat. Tak menduga sama sekali Neyha berani melakukan hal itu terhadapnya. Apalagi di dapur yang sewaktu-waktu bisa saja ada yang datang atau melihat aksi mereka secara diam-diam.
" Ney,, lepasin."
" Kangeenn.."
" Jangan bikin ulah deh."
" Aku pengen bikin bekas gigitan juga di bibir kamu Aya.."

Ya Tuhannn

Alia pejamkan mata. Hatinya berkecamuk tak karuan dan detak jantungnya berdegup dengan sangat kencang. Di satu sisi dia sangat ketakutan jika ada yang memergoki dan dia pun tak mau sampai orang tau masalalu mereka. Terlebih Nathan. Tapi di lain sisi, sungguh pelukan Neyha membuatnya terlena. Terlebih dengan sapuan hangat nafas gadis itu yang menyapa kulit lehernya. Seketika melempar kesadarannya jauh hingga terdampar ke memori masa lalu yang penuh dengan gairah tiada henti.
" Gimana aku bisa buatin minuman jika kamu giniin akuu.."
" Ijin cium kamuu, sekali aja..boleh??" " Ney,,.. please.."
" Setelahnya aku enggak akan gangguin kamuu.." Alia pasrah dengan ucapan Neyha yang terakhir. Dia percaya saja jika gadis itu tak akan melanggar janji.
Terlebih dia ingin segera terbebas dari situasi yang menurutnya sangat sangat tidak aman jika permintaan Neyha dia tolak. Dan ketika bibir lembut gadis itu menyapu dengan perlahan dari bawah telinganya hingga ke ujungnya Alia hanya diam. Diam dengan benaknya dan emosinya yang saling berperang. Nafas wanita muda itu mulai sedikit tersengal. Sesaat ketika Neyha melumat-lumat dengan penuh perasaan bagian bawah telinganya dan mengiggit-giggitnya lirih.
" Euumm.." Suara itu meluncur tanpa sadar dari celah bibirnya. Dia semakin ingin tenggelam, namun sentuhan bibir Neyha telah selesai begitu saja.
Segera tersadar Alia pun nampak terlihat salah tingkah. Dengan sikapnya yang mendadak gugup, dia pun segera menyelesaikan pekerjaannya. Membuatkan segelas teh susu untuk adik iparnya tanpa di cicipi manis atau tidak, dia langsung bergegas pergi dengan membawa minuman untuk Nathan yang sudah tak sepanas tadi.

kekasihku pengantin kakakkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang