5

519 33 5
                                    


Author pov

Karena mungkin bagi Nathan yang dilakukannya saat itu adalah hal yang sangat menantang dan membuatnya lupa diri, hingga begitu antusias mengekspose tubuh Alia dan memeganginya tiada henti secara bergantian dari ujung kepala hingga ke ujung kaki. Memandangi setiap lekuk tubuhnya yang masih berpakaian lengkap dengan tatapan tak berkedip. Mungkin sayang untuk melewatkan sedetik saja, kemulusan tubuhnya yang putih dan ditumbuhi bulu-bulu lembut. Terlihat sangat seksi di matanya.

" Sayang.., kamu seksi banget.." Pujinya begitu takjub menyaksikan dada Alia yang tersingkap semua karena kancing bajunya telah dilepas olehnya tadi. Lalu perlahan Nathan coba mengeluarkan sepasang benda yang masih tertutup oleh bra berwarna merah cerah. Sangat sesuai dengan warna kulitnya yang putih seperti pualam.
Sepasang jemari tangannya terlihat gugup ketika menyingkap kain yang menutupi tibuhnya dan dia singkap ke atas. Dingin Alia rasakan saat tangan-tangan suaminya bisa berhasil mengeluarkan buah dadanya dari penutupnya. Sementara dia perhatikan Nathan yang seolah menjadi bayi seketika. Begitu sumringah memandangi dua bukit kembarnya yang padat menjulang dengan putingnya yang menantang jiwa lelakinya.

Dan sesaat lamanya dia terus pandangi kedua benda itu sembari mengelusnya dengan hati-hati. Di lihatnya jakun Nathan yang naik turun menahan gelombang hasrat yang bertubi-tubi. Sembari berulang kali menelan ludah.
Sedangkan Alia hanya diam pasrah tanpa melakukan apapun, Nathan yang menjadi begitu tak bisa diam. Benda yang ada di bawah perutnya pun sudah tak bisa di ajak kompromi. Terus merengsek minta untuk dikeluarkan dari kediamannya. Dia rasakan kian menegang dan semakin berdiri tegak.

" Sayangg,,.." Nathan ciumi sebelah payudara istrinya dengan rasa yang masih takjub. Sebelah tangannya mengusap sebelah payudaranya yang lain dengan lembut dan hati-hati. Seolah takut jika nantinya akan kenapa-napa. Semakin lama ciumannya semakin intens dan agak kasar. Sampai Alia agak meringis.

" Kak Nathh..."
" Sayangg.., payudaranya enakkk..kakak sukaa.." Berkata-katanya sambil terus menciumi dan meremasnya tanpa henti. Tak ada mesra yang Alia rasakan. Karena saat itu yang lebih diutamakan Nathan adalah birahinya yang mendominasi. Tak sadar harus lebih berperasaan ketika melakukan itu semua. Untuk Nathan pribadi sex dengan fisik yang nyata baru kali itu pertama dia rasakan.
Maklumlah jika dia menjadi begitu asik sampai lupa untuk mengerti yang ada di depannya terus menunjukkan ekspresi kesakitan. Gerak tubuh laki-laki itu liar. Seolah ingin menelan seluruh yang ada di pandangannya.

" Ssshhhh...sssshhhh.." Decap bibirnya tenggelam dalam nikmat birahinya yang sudah di depan mata akan tersalurkan. Nathan sudah tak bisa untuk bersabar lagi. Dia segera melucuti pakaiannya yang tertempel di tubuhnya. Hingga hanya memakai celana dalam saja. Tubuh atletisnya yang telah di banjiri peluh terlihat kokoh dan mengkilat. Terlebih sinar matahari yang masuk diantara celah- celah fentilasi dan lampu kamar yang sesaat tadi dia matikan, membuat tubuhnya semakin eksotik. Begitu dia sudah melepas seluruh baju tidurnya, kembali dia merangkak mendekati Alia. Rambutnya yang basah dan tatapan matanya melukiskan betapa dia sangat diamuk birahi. Begitu tubuh Nathan berada kembali di atas tubuh istrinya, dia segera meraih tangan wanita muda itu dan menuntunnya untuk menyentuh benda miliknya yang masih tertutup CD.

" Pegangi sayang.. elus-eluss.." Ucapnya dengan suara berat dan hampir berbisik. Alia menurut saja. Meski dalam hatinya ada perasaan tak nyaman. Dia belum pernah sama sekali memegang benda milik laki-laki. Dan ini pengalaman pertamanya. Alia ikuti arahan suaminya. Dengan jemari-jemari tangannya yang lembut, dia pegangi dan mengelusnya berulang-ulang. Nathan langsung menengadahkan wajahnya.

" Ouuhhhh.." Hingga suara lengkuhan itu keluar dari bibirnya.
" Terus sayangg.. Ayaa.. remas sayangg.. remasi..sshhhhtt..." Berkata-katanya seperti orang mengigau. Dan wanita cantik itu pun menurut. Terus melakukan apa yang di minta oleh suaminya. Terasa hangat ditangannya. Dan dirasakannya benda itu bergerak-gerak.
Dia remasi berulang kali dan sesekali mengusap serta mengelusnya lembut sampai membuat Nathan keenakan. Tak kuasa menahan guncangan nafsu yang sepenuhnya telah menguasai dirinya, laki-laki itupun spontan saja merengsek ke arah tubuh istrinya. Menindihnya spontan dengan benda miliknya yang dia telusupkan diantara paha Alia yang terbuka lebar. Menekan benda itu ke arah gundukan yang ada antara selangkangan Alia yang masih tertutup celana dalamnya yang berwarna senada.
Menggesek-gesekkanya dengan penuh perasaan. Matanya terpejam ketika kedua benda itu bertemu dan dia tekan dalam-dalam sembari terus menggesekkannya dan sesekali memutarnya.
Terus hal itu dia ulang. Alia merasakan tak bisa bernafas karena tindihan tubuh Nathan padanya dan bibir laki-laki itu yang menangkup bibirnya dengan kuat. Sakit semua dia rasakan. Hingga kemudian terdengar ketukan dari arah pintu kamar. Ketukan cukup kencang yang membuat keduanya terkejut. Lebih-lebih Nathan.

" Haahhh..siapa siih yang ketuk pintu.. enggak tau diri banget siihh.." Berkata kesal Nathan terpaksa menghentikan keasikannya menjelajahi dunia sex yang nyata yang tengah begitu asiknya dia nikmati.

" Lanjutin aja yahh..nanggung sayang, dedeknya udah enggak sabar untuk masuk ke liangnya.. " Nathan menatap sedih. Alia menghembuskan nafasnya dengan lega. Himpitan tubuh Nathan membuatnya benar-benar merasakan sesak. Terlebih ciuman bibirnya. Sepertinya dia sedikit menggigitnya tadi. Karena setelahnya Alia rasakan perih.

" Kalo bunda ada hal penting gimana..?" Muka Alia lugu. Nathan mendengus. Suara decapan bibirnya menggambarkan kecewa yang sangat. Sekali lagi suara ketukan pintu terdengar.

Tok tok tok

Nathan yang tak sabar. Dengan raut masam dia pun beranjak dari tempat tidur dan memakai celana tidurnya kembali sebelum kemudian dia berjalan ke arah pintu. Dibukanya pintu kamar dengan hati yang masih masgul. Dan begitu pintu terbuka..,,

" Kamu ngapain adikkk...,?" Nathan pandangi Neyha yang berdiri cengengesan di muka pintu dengan raut gregetan. Mukanya memerah dan gusar.
" Kak Aya tadi pesen Ney, minta di beliin kelapa muda. Nahh ini udah Ney beliin. Takutnya kalo nanti-nanti basi.."
" Udah taruh aja di kulkas.."
" Tapi Kak Aya harus tau kak Nath.."
" Iyaa,, ntar kakk..,,"
" Kenapa??" Dari dalam kamar tiba-tiba Alia datang menghampiri. Membuka pintu lebih lebar. Neyha memandanginya tajam. Sorot mata yang selama ini selalu bisa membuatnya salah tingkah atau merasa jadi pesakitan.

" Udah di beliin pesanan akuu??" Bertanyanya mencoba menutupi salah tingkahnya dan berusaha bersikap setenang mungkin. Melihat apa yang ada di tangan Neyha. Yang di tanya hanya memperlihatkan apa yang dia bawa ke arah Alia.
" Aku mau minum sekarang kak Nath..dari kemarin Aya udah ngidam.."
" Iyaa yaudah.." Pasrah Nathan membiarkan istrinya keluar dengan tubuh yang sudah tertutup baju dan rapi. Sementara mereka pergi, Nathan masuk ke dalam kamar. Ingin dia berteriak kencang dan melampiaskan kekesalannya. Namun menyadari banyak orang dirumah, dia hanya bisa meloncat- loncat dengan rasa kesal dan gregetan yang sangat. Untuk meredakan rasa tak enak yang ada di bawah perutnya. Dia garuk-garuk kepalanya, mengacak-acaknya, frustasi.

" Gitu aja susah bangetttttt..!!"

" Aaaarrggghhh.!!!"

Suaranya geregetan dan penuh emosi meski dengan sekuat tenaga dia coba  menekan volumenya seliirih mungkin.
Sepasang tangannya terkepal dengan geraham mengerat. Lalu di tonjoknya tepi spring badnya sekencang-kencangnya melampiaskan kemarahan serta rasa kesal dan kekecewaan yang membaur jadi satu di dalam dadanya. Sampai nafas Nathan tersengal-sengal sangking menahan emosi.

kekasihku pengantin kakakkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang