16

201 18 11
                                    

Malam kian larut. Angin berhembus dan lebih terasa menusuk di pori-pori kulit. Namun tidak dengan penghuni kamar 17. Sepasang sejoli yang saat ini tengah berbulan madu dan tengah gencar-gencarnya mereguk nikmat gairah yang tersaji dalam sebuah hubungan intim antara dua insan. Laki-laki dan perempuan.

Suasana dingin AC yang ada di dalam kamar tak cukup mendinginkan jiwa Nathan yang panas akan birahi yang tengah membakar dirinya. Berulang kali saat di rumah, dia selalu gagal meluapkan hasrat cintanya. Selalu ada momen yang membuatnya gigit jari dengan perasaan kesal. Namun sekarang, hal itu tak boleh terjadi lagi. Minimal saat pulang nanti, perawan Alia sudah dia dapatkan. Itu yang terus dan selalu berputar di kepala Nathan.

" Malam ini dingin banget rasanya.. Apa karena barusan kita jalan-jalan itu yahh..?" Tiba-tiba Nathan sudah memeluk tubuh Alia yang telah tertidur menyamping. Sementara dia hanya diam saja. Saat-saat yang paling dia takutkan adalah saat di mana keadaan memaksa mereka harus berduaan. Sebab setelahnya Alia sangat tidak tahu untuk bersikap bagaimana.. Walau dalam hati begitu ingin dia menolak setiap sentuhan laki-laki yang kini berada di sampingnya dan tengah memeluk tubuhnya erat, namun sekarang dia pun sadar jika Nathan adalah suaminya.

" Kakak belum mengantuk??" Lirih suara Alia bertanya. Namun justru di jawab sebuah dekapan lelaki itu yang semakin erat. Suara hembusan nafasnya yang sedikit keras dan tak beraturan, menandakan jika sesuatu tengah bergejolak di dalam hatinya. Dan Alia cukup tau itu. Dalam benaknya begitu di liputi perasaan kuatir. Perasaan resah yang cukup membuatnya tak bisa tenang.

" Kakak ingin malam ini kita bisa menghabiskan waktu sebaik mungkin Aya.. " Lalu kata Nathan sembari menyingkirkan helai rambut yang menutupi jenjang leher istrinya. Dan mulai menciuminya dengan gerakan pelan-pelan. Sesekali di selingi gesekan dan usapan dagu laki-laki itu pada kulit leher Alia yang nampak hanya bersikap pasrah. Alia tak mampu berbuat apa-apa. Selain membiarkannya untuk melakukan apa yang dia inginkan. Tak mungkin juga jika dia harus terus menerus menghindar dengan berbagai macam alasan agar bisa terhindar dari momen malam pertama. Meski sebenarnya sudah bukan seharusnya di katakan malam pertama, karena usia pernikahan mereka sudah hampir sebulan. Dan Nathan belum bisa menjebol keperawanan Alia. Itu satu PR tersendiri untuk Nathan. Sementara Alia nampak biasa saja. Dia lebih fokus untuk memikirkan tentang adik ipar dari suaminya tersebut. Adik ipar yang sekarang ini mulai gencar lagi mengganggunya. Mengganggu hatinya yang sebenarnya sudah dia niatkan untuk perlahan-lahan bisa mencintai sosok lelaki yang telah dia pilih menjadi pendamping hidupnya kini.

" Pake selimutnya, biar kak Nath enggak kedinginan lagii.."
" Tapi dingin yang kakak rasakan beda loh sayangg..." Alia terbatuk kecil. Dia mengerti maksud dari ucapan suaminya baru saja. Namun perempuan muda itu hanya membalas perkataan Nathan dengan kalimat itu. Bukan seperti seharusnya sepasang pengantin baru yang masih di mabuk cinta dan masih hot-hotnya untuk mengumbar birahi. Dia lempeng saja. Hanya menanggapi sikap Nathan dengan sikap seperti biasanya. Dan itu yang membuat Nathan pusing tujuh keliling. Dia sendiri pun tak tau harus melakukan apa untuk membuat istrinya bisa luluh dan menyerahkan mahkota perawannya tanpa harus sebegitunya berjuang dan memeras otak. Bahkan honey moon yang dia harapkan bisa membuat hajat hatinya terlaksana nyatanya juga masih sama saja.

Nihil.

" Sayang...tolong dong pijitin kakak..capek banget rasanya. Punggung rasanya pegal-pegal ini.."
" Ini udah larut malam.. kak Nath belum mau tidur??" Wajah Alia polos. Nathan pura-pura meringis sembari memegangi bagian belakang tubuhnya di area punggung.

" Aarrgghh.."
Suara erangan kesakitan Nathan mau tak mau membuat perempuan itu membalikkan tubuhnya ke arah suaminya yang masih dengan raut muka meringis menahan sakit. Meski ada tersembul senyuman yang samar terlihat di antara sudut-sudut bibirnya.

" Mananya yang sakit kak Nath..?" Bertanya Alia sembari beringsut duduk dari posisi tidurnya. Nathan menekan-nekan punggung tubuhnya dengan jemari tangannya dengan tujuan tubuh agak menggeliat, memberi isyarat pada istrinya jika dia benar-benar kesakitan.
Alia merubah posisi duduknya lebih mendekat ke arah Nathan dan mulai menyentuh punggung lelaki itu dengan gerakan perlahan.

" Perasaan tadi kakak baik-baik aja.." Celetuknya seperti setengah tak percaya.

" Sejak kapan kakak ngerasa sakit..?"
" Barusan tadi pas kakak ganti posisi tidur.. salah posisi atau salah urat  kali yah..? udah sayang.., kenapa harus di bahas soal kapan sakitnya.. kakak butuh untuk di pijitin aja. Apa susahnya siihh..?"
" Iya iyaa.. sini aku pijitin yang sakitt.."
Nathan tergesa menyodorkan tubuhnya pada Alia dengan menahan muka penuh kemenangan namun pura-pura dia masih meringis kesakitan. Dengan perlahan Alia mulai menekan jari jemari tangannya ke arah penggung tubuh Nathan. Rautnya udah terlihat sayu. Sepertinya dia begitu menahan kantuknya.
" Yang agak di tekan lagii.." Manja kalimat laki-laki itu mendorong punggung tubuhnya untuk lebih menempel pada dada istrinya. Dan kembali kehaluannya kambuh. Dengan muka tersenyum manis Nathan pejamkan matanya. Dia merasakan hangat yang hinggap di ruas kulitnya yang saat itu telanjang dada. Alia tahan nafas. Merasa kelelahan juga dengan sikap Nathan yang tak ada capeknya untuk meminta tubuhnya. Diapun sudah mulai tak sadar saat tangan laki-laki itu mulai merambah semua bagian bagian sensitif miliknya. Sembari menunduk Alia gigit bibirnya ketika jemari Nathan telah meraih sesuatu yang berada di tengah-tengah pahanya. Dia sedikit melengkung. Bayangan Neyha yang melintas membuat dia lupa diri.. Begitu Nathan meraih kedua buah dadanya dan mulai meremasi dan mengecupnya sesekali dengan bibirnya yang basah. Alia menggeliat lirih. Tubuhnya tergetar saat bibir laki-laki itu mengulumnya dengan lidah yang menari-nari..

" Aagghhh.."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

kekasihku pengantin kakakkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang