" Sayangg..lama sekali..kakak tungguin dari tadi..berasa setahun.."
Ketika dari arah pintu terlihat ada seseorang yang muncul dengan segelas minuman di tangannya, laki-laki itu langsung bersikap seperti anak kecil yang kecarian mamanya. Aduhh manja sekali.. sebelas dua belas dengan adik perempuannya yang tadi berusan memberikan syok terapi yang cukup menegangkan baginya.
" Ihh kakak lebay banget.." Suara Alia sedikit tertekan dan hampir berbisik. " Tadi Ney juga minta di buatin teh susu panas sama seperti yang Aya bikinin buat kak Nath.."
" Heran, suka ngekor memang dia.. kadang kakak suka gemes aja gitu.."
Tertawanya geli mengingat tingkah lucu Neyha yang sering buatnya merasa kangen jika sedang berjauhan. Alia ikut tersenyum juga. Bukan karena membayangkan hal yang sama, tapi kejadian yang baru beberapa menit yang lalu yang dia alami. Seperti mimpi di siang bolong. Tak percaya sama sekali semuanya yang baru saja terjadi. Di rabanya sebelah telinganya yang kanan, yang tadi habis di bajak oleh Neyha, setelah Alia serahkan minuman untuk suaminya. Laki-laki itu menerimanya dengan sangat senang hati. Mulai menyeruputnya perlahan
" Nikmat sekali." Berkatanya memuji minuman buatan istrinya. Alia tak begitu ngeh dengan ucapan suaminya. Pikirannya tengah sibuk dengan satu hal yang begitu dia inginkan dan dia bayangkan akhir-akhir ini. Rindu yang kemudian datang bergejolak. Selesai Nathan meminum setengah gelas teh susunya, lalu dia letakkan di atas meja yang berada di samping tempat tidur, laki-laki itu langsung memeluk tubuh Alia tanpa permisi.
" Seharian kakak enggak ketemu kamuu.. rasanya kangen setengah mati.." Alia biarkan laki-laki itu mengendus-endus aroma rambutnya, lehernya bergantian. Sembari pelukan tangannya yang kokoh itu pun di per erat oleh Nathan.
" Aroma tubuh kamu wangi bangett sayang.. memabukkan.. pengen aku makan saja tiap hari, tiap saat.." Ujarnya masih terus melakukan aktifitasnya. Bahkan mulai menciumi kulit leher Alia dengan gerakan pelan dan intens. Alia sedikit pejamkan mata. Dia rasakan kembali hembusan hangat nafas yang membuatnya melayang tinggi ke awan. Nathan bawa istrinya untuk naik ke tempat tidur. Wanita muda nan cantik itu menurut saja. Setelahnya kembali dia ciumi istrinya. Seluruh kulit lehernya tanpa tersisa. Sementara rengkuhan tangan-tangannya pada tubuh Alia berubah menjadi gerakan meremas kedua benda yang menonjol yang selalu menggodanya. Remasan yang semakin lama kian penuh nafsu. Tubuh Alia menegang. Entah kenapa saat itu dia terbawa arus. Cumbuan suaminya begitu dia nikmati. Pun ketika sepasang tangan Nathan berhasil menyingkap bra yang menutupi kedua payudaranya, dan remasan tangannya pada benda itu semakin nampak tak beraturan lagi. Dengan nafsu yang sudah meledak, Nathan raih wajah istrinya dan mulai mendaratkan ciuman bertubi-tubi di bibir wanita itu. Lengkuhan Alia terdengar samar olehnya. Semakin membuat keberanian laki-laki itu muncul untuk melancarkan aksinya. Dia bawa tubuh Alia menghadap ke arahnya. Melepas daster tipis yang di kenakan oleh wanita itu lengkap dengan bra yang menutupi sepasang buah dadanya, hingga tubuh mulusnya benar-benar telanjang. Tinggal menyisakan celana dalam yang masih menempel. Beberapa saat Nathan hanya memandangi tubuh indah istrinya. Menelusuri dari atas ke bawah sembari jemari tangannya bergerilya menyentuh tiap lekuk tubuhnya. Gairahnya semakin menjadi-jadi. Jemari Alia di raihnya, lalu membawanya ke arah benda yang ada di bawah perutnya. Namun sebelum dia meminta istrinya untuk melakukan hal yang dia inginkan, terlebih dulu laki-laki itu lepaskan celana pendek yang dia pakai, sekaligus celana boxer yang ketat untuk menutupi benda itu. Dan saat di lepas semua, langsung saja benda di bawah perut Nathan muncul dengan keadaan yang sudah berdiri menantang. Alia melihat itu. Melihat apa yang di miliki oleh suaminya itu nampak begitu panjang keras, dan ber urat dan di kelilingi bulu-bulu halus yang lebat hingga ke paha. Kepala " Mr p"nya terlihat mengilat dengan ujungnya yang sudah terbentuk sempurna dan siap untuk melakukan pertempuran. Di sanalah Nathan meletakkan jemari tangan Alia. Lalu di mintanya untuk mengusap dan meremasnya. Alia menurut. Melakukan apa yang di minta oleh suaminya. Sementara sang suami sendiri sibuk meremas-remas payudaranya dan mengulum bibirnya tanpa henti. Suara-suara kenikmatan Nathan terdengar cukup jelas di telinga wanita itu yang terus mengusap dan memainkan Mr p suaminya dengan gerakan yang sesekali seperti tengah mengocok. Nathan begitu di amuk birahi. Mengulum puting susu Alia bergantian. Menciumi buah dadanya dan sesekali menjilatinya. Meski dia tak pernah melakukan percumbuan dengan wanita manapun, tapi sebagai laki-laki normal, tentunya dia cukup tau tentang vidio-vidio bokep yang terkadang dia tonton saat waktu senggang dan ketika hasratnya menuntut untuk di puaskan. Jika biasanya dia hanya bisa mengeluarkan cairan kenikmatan lewat tangannya sendiri, namun sekarang ada patner yang semakin membuat kenikmatan itu serasa kian bertubi-tubi.
" Ouhh.. sayangg.., kakak enggak tahan lagiii,, masukin yahh..?" Suara laki-laki itu berat dan mendesah karena gairah dan birahi yang menyatu menjadi nafsu yang meledak dasyat yang tengah menguasainya. Di ciuminya telinga Alia. Nafas Nathan begitu memburu.
" Kak Nath,, kan kakak tau kalo Aya lagii...,,"
" Aahhggrrr..!!" Nathan seketika menghentikan aksinya. Lemas sudah tubuhnya yang di banjiri peluh.Wajahnya menyiratkan kecewa yang amat sangat. Ingin dia marah, murka, tapi melihat tampang istrinya, dia langsung kendor. Apalagi itu bukan salah istrinya. Tapi kondisi yang tak bersahabat dan tak mendukung.
" Kenapa harus sekarang siih datang bulannya sayangg..? Kenapa enggak nanti-nanti aja.." Mengeluhnya dengan perasaan campur aduk.
" Dari pada nanti saat kita bulan madu kan kak.." Menjawab Alia takut-takut. Karena sepertinya Nathan tengah menahan amarah dan kecewa yang sangat.
" Hemm.. iyaa.."
" bolehlah kalo cuma cumbuin sayang.."
" Kak Nath maunya gimana..?"
" Udah, sayang istirahat aja. Daripada nanti kakak malah minta yang enggak-enggak.." Kemudian Berkatanya menelan kekecewaan yang sangat.
Bukan hanya itu.
Yang dia rasakan juga sakit di perutnya. Mr p nya yang menggantung di tengah-tengah kedua pahanya, yang saat itu masih sedikit menegang. Di suruh ya istrinya untuk memakai kembali bajunya, sementara dia juga mengenakan kembali celana serta kaos yang tadi dia lepas. Lalu selesai itu dia berjalan ke arah meja. Meraih gelas yang masih ada sisa minumannya, dan meneguknya hingga tak tersisa. Setelahnya kembali ke tempat tidur dan merebahkan tubuhnya yang kelelahan. Lelah yang sia-sia. Alia hanya diam saja. Tidur dengan posisi membelakangi suaminya. Benaknya di liputi rasa takut. Namun begitu dari belakang, Nathan memeluknya, diapun mulai tenang dan mulai bisa memejamkan mata..