"Wajahmu sepertinya tidak asing, Nata."
"Sepertinya Anda salah orang, Momota-San."
Takdir dengan segala keajaibannya, Nata tak pernah menyangka ia bisa menjadi bagian dari perjalanan panjang seorang Kento Momota. Ia merasa hidupnya bak novel dengan...
"Kita memang tak pernah tahu apa yang dirindukan sampai sesuatu itu tiba di depan mata." ― Dee,
Jakarta, Juli 2019.
"Wuidih!!! Ini nih, murid paling instan belajar bahasa Jepangnya Akito Sensei di tempat kursus kita!!!" Terdengar teriakan dari rekan-rekan seperguruan Nata yang masih saja begitu takjub dengan kecepatan Nata dalam belajar bahasa asing itu. Akito adalah guru bahasa Jepang Nata yang dekat banget dengannya, karena Akito Sensei menganggap Nata sangat berbakat karena progresnya yang paling bagus.
Teman-temannya menyalami dengan mengucapkan selamat berkali-kali, membuat Nata agak kewalahan juga.
Nata sendiri sebenarnya juga masih tidak menyangka dirinya secepat itu bisa menuntaskan sampai ke jenjang tertinggi di bahasa Jepang. Hal ini dikarenakan ia merasa bahwa tidak pernah mempelajari bahasa ini sebelumnya, bahkan tak memiliki kenalan yang bisa berbahasa Jepang selain Dio—penerjemah tim bulu tangkis Jepang yang beberapa bulan lalu dikenalnya saat ia berurusan dengan Tunggal Putra nomor satu dunia, Kento Momota.
Karena ia sudah lulus level tertinggi bahasa Jepang, itu artinya dia memiliki kemampuan yang sama dengan Dio, yakni fluent in Japanese. Persis juga kayak orang Jepang beneran yang lagi ngomong saking lancarnya.
Bahkan mungkin, kalau orang nggak kenal Nata sebelumnya atau baru bertemu dengan Nata dan dalam posisi Nata berbicara bahasa Jepang, mungkin orang yang baru melihatnya akan menyangka bahwa Nata orang asli Jepang—atau pernah tinggal di Jepang dalam waktu yang sangat lama, saking lancarnya.
Nata yang masih berada di aula tempat kursusnya pun menimang sertifikat kelulusan dengan nilai sempurnanya itu. Beberapa orang masih berlalu lalang memberikan ucapan selamat kepadanya.
"Omedetou, Nata-Chan!" (Selamat, Nata!)
Nata langsung menoleh ke sumber suara. Ia hafal betul pemilik suara itu.
"Mas Dio!" Serunya begitu melihat Dio dari kejauhan. Pria itu membawa sebuket bunga dan di sampingnya ada Nindi. Gadis itu membawakan buket yang berisikan indomie ditata sedemikian rupa menjadi buket. Nata dibuat tertawa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
