22. Gyoza

351 30 19
                                    

Berdoa dulu biar berkah,

Jangan lupa komen biar bisa interaksi sama Chenzie 😉

Tekan bintangnya juga, ⭐

Selamat membaca... ❤



















"NON NATA!!!"

Teriakan dari Bi Inah membuat Nata terbangun. Matanya terbelalak dan wajahnya dipenuhi oleh peluh.

Sesegera mungkin, Bi Inah menuangkan air dalam termos yang ada di nakas dan membantu Nata untuk minum. Ia pun dengan sigap mengambil tisu dan mengusap peluh yang sudah membanjiri wajah dan leher Nata.

"Non Nata mimpi apa? Sampe teriak-teriak begitu?"

Nata belum menjawab pertanyaan Bi Inah. Ia malah mengambil jam yang ada di nakas dan sudah dini hari. Berarti ia sudah tertidur begitu lama.

"Pantesan kepala berat banget..." gumamnya sambil memegangi kepalanya.

"Non? Apa yang sedang Non pikirkan? Non Nata tidurnya lama banget sampai susah dibangunin. Bi Inah jadi bingung."

Nata menghirup napas panjang dan menghembuskannya perlahan.

"Aku enggak apa-apa, Bi. Mungkin karena efek sakit, jadi kondisi badan juga serba enggak enak."

"Ya udah, Non Nata sekarang maunya apa? Mau makanan atau minuman tertentu? Atau mau Non mau dipijitin?"

"Enggak usah, Bi. Nata Mau rehat aja lagi."

"Non yakin?"

Nata mengangguk lemah.

Bi Inah kemudian memasangkan selimut Nata dengan baik, lalu mematikan lampu tidur di nakas dan menurunkan sedikit suhu di pendingin ruangan agar Nata tidak kepanasan.

"Kalau ada apa-apa, teriak aja ya, Non. Enggak usah sungkan sama Bibi."

Nata lagi-lagi mengangguk pelan dan ia berusaha tersenyum.

Blam!

Pintu tertutup dan Nata pun sendirian lagi di kamarnya. Tentu saja ia tak tidur. Otaknya kini sibuk mengurai satu persatu benang ingatan yang tadi muncul dalam mimpinya. Entah apakah itu benar-benar mimpi atau bukan, segala kejadian yang direkam oleh otaknya terasa begitu nyata, seolah ia memang mengalami hal itu. Bahkan segala ketegangan dan kekhawatiran juga begitu nyata.

"...Marugame, Kagawa, Yukata, Yosan line, purezento—"

Tanpa memedulikan kepalanya yang masih berputar dan lengannya yang masih sakit, ia langsung turun dari ranjang dan mencari keberadaan kotak hadiah alias purezento dari Momota tadi. Entah bagaimana bisa, hatinya seperti merasa bahwa ia harus segera membuka kotak hadiah yang diberikan Momota tadi sore.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

World Rank Number OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang