21. Marugame Palace

141 28 2
                                    

Berdoa dulu biar berkah,

Jangan lupa komen biar bisa interaksi sama Chenzie 😉

Tekan bintangnya juga, ⭐

Selamat membaca... ❤














"Ki o tsukete, ne!" (Hati-hati di jalan, ya!)

Nata melambaikan tangannya kepada Momota yang sudah hampir keluar dari gerbang rumahnya.

Momota membalas lambaian tangan gadis itu, "sayounara!" (Bye!)

Begitu Momota menghilang dari gerbang rumahnya, Nata berlarian menuju kamarnya sampai bunyi langkah kaki yang beradu dengan lantai kayu terdengar di seluruh penjuru rumah.

"Hati-hati, Non!" Kata Bi Inah memperingatkan.

Nata tak mempedulikannya sebab ia terlanjur penasaran dengan hadiah yang tadi diberikan oleh Momota tadi saat mereka mengobrol di bawah pohon.

"Kira-kira dia ngasih apa, ya?"

Lengannya dengan cekatan membuka pembungkus kotak hadiahnya dan saat matanya menangkap isinya, ia pun terkesiap.

"Cantiknya!"

Di dalam kotak itu ada baju tradisional jepang, Yukata. Baju itu bermotifkan bunga favorit Nata, yakni bunga sakura.

Dengan senyum yang lebar, gadis itu memajang yukata di depannya dan mengamati keindahannya. Ia tak habis pikir, bagaimana bisa Momota memberikannya hadiah seindah ini.

Setelah puas mengamatinya, Nata mengambil satu surat kecil di dalam boks.

Untuk seseorang yang cantiknya menyaingi sakura di musim semi, selamat hari anak. Semoga kau suka dengan hadiahnya ya, Keiko-Chan. Di momen Hina Matsuri Maret lalu kau terlihat sangat kesal karena tidak dibelikan mama dan papamu Yukata dengan motif sakura. Jadi kuputuskan untuk memberikanmu ini sekarang. Pakailah sore hari di tanggal 5. Ku jemput kau di rumah.


PS.

Aku membelikannya menggunakan hadiah turnamen kemarin, lho. Kau harus bangga padaku.

(Momota Kento)


(Hina Matsuri: Hari Perempuan di Jepang)


Nata tersenyum lebar hingga tanpa sadar. Segera ia mencoba yukata itu sambil sedikit berlenggak-lenggok di depan cermin besar yang ada di kamarnya. Setelah itu, ia menelepon Momota dengan telepon yang ada di nakas kamarnya.

"Moshi-moshi, Oba-Chan." Nata menyapa karena yang mengangkat adalah ibu Momota. (Hallo, Tante)

"Aah, moshi-moshi, Keiko-Chan. Kento-Chan masih di kamar mandi karena baru sampai. Mau kau tunggu atau—"

"Keiko-Chan!" Suara Momota-lah yang kemudian terdengar di seberang sana.

"Kento-Kun?"

"Hehe, kurebut teleponnya dari mama setelah dengar mama menyebutkan namamu. Ada apa?"

World Rank Number OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang