12. Paper Boat

236 35 10
                                    

Berdoa dulu biar berkah,

Jangan lupa komen biar bisa interaksi sama Chenzie 😉

Tekan bintangnya juga, ⭐

Selamat membaca... ❤












"Momota-San...?"

"Ya?"

"Kau... tahu dari mana kalau aku mudah kelaparan?"

Deg!

Momota menggigit bibirnya, lalu memejamkan matanya.

'Apa yang harus kukatakan padanya sekarang?'

"Katakan padaku, Momota-San. Bagaimana kau tahu kalau aku mudah sekali kelaparan?"

Nata yang menuntut jawaban tentu membuat Momota terpojok. Seketika otaknya langsung bekerja untuk memutar mencari jawaban yang pas untuk disampaikan kepada Nata. Sementara Nata sendiri masih menatap Momota dengan tatapan tajamnya.

"Itu... karena kulihat kamu suka sekali makan."

"Kapan aku terlihat begitu?"

"Kemarin, saat acara gala dinner konsolidasi tim, kamu makan cukup banyak."

Nata menggembungkan kedua pipinya. Ia sebetulnya tak puas dengan apa yang disampaikan oleh Momota sebagai jawaban, namun dirinya tak mau memperpanjang urusan. Kalau dia terlalu menuntut jawaban, Momota tak akan merasa nyaman. Lagi-lagi, rasa ingin tahunya harus kalah dengan kenyataan mengenai statusnya yang hanya penerjemah. Bagaimana pun juga, kenyamanan atlet yang menjadi tanggung jawabnya haruslah dinomor satukan.

"Jadinya kita makan apa?" tanya Momota begitu mereka sudah sampai di bagian Mall yang penuh dengan gerai makanan dan restoran.

"Kalau udon bagaimana?" Nata malah balik tanya.

Momota menatap Nata kurang puas. "Jauh-jauh ke Indonesia, yang kumakan udon lagi? Tidak mau, ah." Kata Momota setengah merengek.

Nata menghela napas panjang. "Terus apa?"

"Rekomendasikan aku makanan Indonesia yang enak," katanya kemudian.

Apa yang disampaikan Momota membuat Nata berpikir sejenak. Ia bingung, karena makanan Indonesia ada banyak ragamnya. Dari Sabang sampai Merauke dengan aneka rasa dan rupa, yang mana bagi Nata kesemua makanan itu memiliki keunikan tersendiri dan ia menyukainya.

'Apa, dong?' tanya Nata pada dirinya sendiri di dalam hati. 'Kalau gue kasih nasi padang, dia bisa mencret. Gue kasih seblak, bibir dia bakalan dower terus dia bakalan kapok sama makanan Indonesia.'

Dirinya masih terus berdialektika dalam dirinya. Gadis itu sesekali memandangi beberapa outlet di sana, barangkali ia bisa menemukan rekomendasi makanan nusantara yang bisa dicoba Momota.

"Sudah penah coba nasi uduk?" tanya Nata akhirnya.

Momota berpikir sejenak, "sepertinya belum.''

"Mau coba?" tanya gadis itu.

World Rank Number OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang