19. Reunion

265 33 13
                                    

Berdoa dulu biar berkah,

Jangan lupa komen biar bisa interaksi sama Chenzie 😉

Tekan bintangnya juga, ⭐

Selamat membaca... ❤

















"Nata-nya ada?" terdengar sebuah suara yang terkesan pelan namun tegas.

"Ada, masuk aja."

Sosok itu pun masuk dan membuat semua mata tertuju padanya.

"LOH KOK?!" Begitulah respons Nata yang tak pernah menduga bahwa sosok itulah yang akan datang menjenguknya. Padahal dirinya sudah menebak, mana mungkin orang itu akan datang menjenguknya karena kondisinya yang serba tidak realistis baginya untuk berada di sana.

"Kaget ya?" kata sosok itu.

Nata masih syok, jadi ia hanya menatap lurus sambil menutup mulutnya dengan telapak tangan.

Kini bahkan pria yang baru tiba itu langsung menghampiri Momota.

"Translate-in, dong." Pinta pria itu sambil menatap Endah. "Lo kan translator-nya Yuta-Risa."

Endah menatap lurus kepada Nata, seolah ingin memastikan bahwa dirinya lah yang akan menerjemahkan apa yang tamu itu katakan kepada Momota.

Mau tak mau, Nata mengangguk. Raut wajah pria yang hadir masih datar, dingin bak kulkas. Daripada ribut, Nata mengizinkan Endah mengabulkan permintaan tamu pria itu.

"Sedang apa kau di sini?" Pria itu mengucapkannya dengan nada lurus nan dingin, yang kemudian langsung diterjemahkan oleh Endah.

"Sedang menjenguk Keiko-Chan," jawab Momota singkat.

"Langsung? Setelah kalah?" pria itu mengucap sinis. Hal ini tentu membuat kaget tiga perempuan yang ada di ruangan Nata.

Endah pun jadi terdiam dan enggan menerjemahkannya karena sepertinya itu cukup provokatif. Ia juga tak habis pikir mengapa pria itu melontarkan kalimat yang seperti itu.

"Udahlah, Vin. Nggak usah gitu ke Paduka. Lo ke sini buat ngejenguk gue, kan? Nata akhirnya bersuara.

Kevin tak membalas apa pun yang dikatakan Nata. Ia hanya menatap lurus pada gadis itu.

"Kalau lo emang tujuannya jenguk, ya udah fokus aja sama gue. Tanyain kabar gue, terus ngobrol aja sama gue."

Kevin masih diam. Terlihat dari wajahnya, ia tak nyaman melihat Momota di sana. Nata pun belum bisa menerjemahkan apa maksud tatapan Kevin. Antara ia ingin memprotes karena Momota ada di sana alih-alih sedang bersama coach-nya untuk evaluasi, atau ia merasa Momota lah yang bertanggung jawab dengan apa yang terjadi kepadanya.

Di tengah situasi yang cukup rumit, pintu ruang perawatan Nata terketuk kembali.

"Perasaan rame bener kamar lo, Nat. Tamu melulu," komentar Nindi sembari berjalan untuk membukakan pintu.

World Rank Number OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang