pesta Dansa

95 20 7
                                        

Bagian tiga...

 
  Hari ini ada pengumuman di mading, akan ada pesta dansa yang di laksana kan pada malam minggu nanti. Berarti besok yah, jujur saja aku tidak terlalu perduli dengan pesta dansa seperti ini. Melihat chysee yang begitu senang karena ini pertama kalinya dia mengikuti pesta dansa seperti ini ;

" Aku ingin sekali ke pesta dansa, ayah ku juga sudah mengirimkan gaun yang bagus untuk ku." Kata chysee senang

" Bagaimana dengan mu Ai? Apa kamu punya gaun?

Mendengar dia yang bertanya seperti itu

" Em gaun yah? Sepertinya aku tidak punya.

Tersenyum pada chysee, gaun ku di rumah sangat banyak. Bahkan hampir semua buatan desainer terkenal, apa aku harus mengambil gaun ku yah. Aku hanya membawa baju kaos dan celana jeans saja soalnya

"Ai apa yang kau pikirkan? Tidak usah khawatir aku akan minta ayah ku mengirim satu gaun lagi untuk mu. Kata chysee

Entah bagaimana dia sangat baik pada ku, apa aku memberitahukan yang sebenarnya saja? Tidak-tidak jangan, aku tidak mau dia menjauhi ku atau bersikap segan seperti yang lain.

" Tidak apa-apa chysee aku akan meminta ayah ku membelikan gaun untuk ku." Kata ku tersenyum

Kami pun berpisah karena sekarang sudah beda kamar dan jalan kami pun sudah tidak searah lagi, aku masuk kedalam kamar ku dan berbaring.

" Argg apa aku minta pindah kamar saja yah? Aku merasa kesepian karena jarak kamar ku dan chysee yang terlalu jauh.

Saat sedang berfikir tiba-tiba saja aku mendengar suara piring pecah dari kamar sebelah, "apa dia baik-baik saja yah? Aku pun memastikan nya sendiri dan mengetuk pintu kamar 101.

Tok.. Tok.. Tokk..!!!

" Apa kamu baik-baik saja?

Aku masih tetap mengetik pintunya, karena merasa ada yang tidak beres aku pun mencoba menelpon xylene. Saat mencoba mengambil ponsel aku menyadari ternyata pintunya tidak terkunci, ku pun mencoba masuk dan melihatnya sudah tergeletak di lantai. Aku segera berlari ke arah nya dan mencoba menyadarkan nya, segera aku menelpon xylene untuk membawakan dokter ke kamar 101.

Di ruang kesehatan aku menunggu nya hingga perawatan nya selesai, akibat dia pingsan adalah kelaparan. Aku pun pergi dari ruang kesehatan dan berjalan ke kantin, memesan bubur dan beberapa makan bergizi lain nya. Seperti biasa aku menyuruh pelayanan kantin untuk tutup mulut saat melihat saldo ATM ku, mereka pun mengantarkan makanan ke ruang kesehatan.

Saat sedang berjalan menelusuri lorong kamar, mata ku tertuju pada kamar 01 yang ada di hadapan ku. Karena penasaran aku pun ke ruangan kepala sekolah dan meminta kunci nya.

" Kenapa kau ingin ke sana Ai? Melihat xylene yang cukup terkejut karena aku meminta kunci kamar.

" Tidak apa-apa.! Aku hanya penasaran kamar seperti apa yang ayah buat untuk ku.

" Boleh aku ikut? Pinta xylene.

Kami pun pergi bersama ke kamar 01 dengan sangat hati-hati, kami dengan cepat langsung masuk ke kamar. Aku berharap tidak ada yang melihat kami.

Aku terpaku melihat kamar yang ayah siapkan untuk ku, kamar yang lebih besar dari pada kamar di rumah ku. Apa ini beneran kamar ku?

" Sepertinya tuan sangat menyayangi nona, ini kamar terbesar yang ada di asrama ini.

Ku ambil ponsel ku lalu memotret setiap ruangan, bahkan kamar ini memiliki balkon yang sangat besar dengan pemandangan yang indah. Aku bisa melihat seluruh taman dari atas sini, ini luar biasa.

ANAK KONGLOMERATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang