Bagian 20
Karin memeluk ibunya dari belakang dan melepaskan semua penat yang ada di pundaknya dan sesekali dia menghela nafas, ibu Karin yang mendengarkan itu langsung bertanya pada putrinya.
" Ada kamu baik-baik saja?" Tanya ibunya.
" Iya ibu aku baik-baik saja," jawab Karin.
" Kalau ada masalah ceritakan pada ibu," kata ibunya.
" Iya ibu," jawab Karin singkat.
Ditempat lain...
Hatsu yang baru terbangun dari tidurnya langsung melihat sekitarnya yang begitu gelap, Hatsu akhirnya bangun dan duduk untuk mengumpulkan nyawanya. Sesekali dia melihat keluar jendela, melihat sinar rembulan yang begitu terang Hatsu akhirnya membuka pintu jendelanya.
Hatsu melihat full moon yang begitu indah, namun beberapa saat dia teringat akan sesuatu yang begitu berbahaya, mengingat dia hanya seorang diri Hatsu menyadari bahwa Karin belum kembali. Hatsu dengan cepat berjalan ke arah pintu kamar namun ternyata terkunci dari luar, Hatsu akhirnya berteriak meminta tolong agar seseorang yang berada diluar kamar mendengarnya.
Karin sedang duduk di meja makan, menunggu ibunya yang sedang masak. Sesekali Karin bermain dengan api yang ada pada lilin di hadapannya. Ibu Karin yang baru selesai masak mulai meletakan masakannya di atas meja, Karin tersenyum melihatnya ibunya. Dia merasa seperti kembali pada masa kecilnya dulu, merekapun makan dengan tenang.
Seketika ibu Karin melihat pantulan cahaya rembulan di balik celah jendela, ibu Karin berniat membuka sedikit jendelanya agar sedikit terang namun langsung di hentikan oleh Karin.
" Ibu mau kemana?" Tanya Karin.
" Ibu ingin membuka sedikit jendela agar sedikit terang, jawab ibunya.
" Tidak perlu ibu, begini saja sudah cukup terang bagi Karin. Lagi pula angin malam sangat dini," kata Karin.
Ibu Karin yang mendengar perkataan putrinya akhirnya mengurungkan niatnya dan kembali duduk di meja makan.
Setelah selesai makan Karin membantu ibunya membersihkan meja makan mereka dan mencuci perlahan makan mereka, ibu Karin yang melihat anaknya mencuci piring Langsung meninggalkannya.Ibu Karin membersihkan tempat tidurnya sambil menunggu anaknya, Karin yang baru keluar dari dapur melihat ibunya sudah merapihkan tempat tidurnya. Bukan hanya itu ibunya juga membersihkan tempat tidur untuk Karin karena mengira anaknya akan menginap, sejak Karin masuk asrama Karin sangat jarang mengabari ibunya. Bukannya dia tidak ingin mengabarinya hanya saja Karin butuh waktu untuk dirinya sendiri, Karena melihat ibunya sudah merapihkan tempat tidur untuknya akhirnya Karin memutuskan untuk menginap.
Hatsu yang masih mencari Karin di setiap kamar berharap menemukannya secepatnya mungkin, Hatsu membuka satu persatu pintu kamar namun tidak menemukan Karin.
" Kemana sebenarnya dia pergi?" Gumamnya.
Kob dan Eizen yang tidak sengaja melihat Hatsu merasa sedikit aneh mengingat ini bukan jadwal menjaganya,
" Bukankah ini bukan jadwal menjaganya yah?" Tanya kob pada Eizen.
" Mungkin dia kehilangan sebuah barang dan mencoba mencarinya jam segini," jawab Eizen yang ingin berfikiran positif pada temannya sendiri.
Karena penasaran kob dan Eizen akhirnya memutuskan untuk mengikutinya dari belakang, mereka terus mengawasi gerak-gerik Hatsu.
Karin yang sedang tertidur mulai Merasakan keanehan pada tubuhnya, dia merasa tidak tenang. Perlahan gigi taringnya mulai keluar, kedua kuku kaki dan tangannya mulai ikut keluar. Di sekujur tubuhnya mulai keluar buku berwarna hitam dan ada sedikit abu-abunya, Karin yang mulai kehilangan kesadaran berusaha untuk segera bangun dan berniat melompat ke arah luar jendela karena Dia takut saat kehilangan kesadarannya dia akan menyerang ibunya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANAK KONGLOMERAT
FantasíaBayangkan jika anak konglomerat di gabung dalam satu asrama sihir baik itu laki-laki mau pun perempuan, asrama yang begitu megah dengan fasilitas terlengkap.