Bagian 14.
Pagi ini terasa begitu sunyi, semua lebih memilih berdiam diri di dalam kamarnya masing-masing. Bahkan teman-temanku pun tidak ada yang datang ke kamarku seperti biasanya semenjak kejadian kemarin, kami membuat keputusan untuk mengkarantina semua yang baru datang ke asrama kemarin termasuk keluargaku.
Aku menatap keluar jendela, melihat beberapa jalan dan juga tempat anak-anak biasanya makan siang bersama orang tuanya.
mengingat mereka yang begitu ketakutan kemarin, Aku memutuskan untuk menemui mereka karena merasa khawatir.
Aku keluar dan mengunci pintu kamarku, berjalan sepanjang lorong hingga akhirnya sampai di kantin. Entah kenapa Kantin menjadi tempat favoritku, akupun bertanya kepada beberapa pelayanan yang sekamar dengan mereka.
" Permisi, apa kamu melihat 5 anak kecil?" Tanyaku.
" Apa maksud anda anak-anak ibu yang biasa berada di taman?" Katanya.
" Iya," jawabku.
" Mereka berada di kamar bermain anak," katanya.
Diapun menunjukkan jalan padaku, baru kali ini aku mengetahui asrama ini memiliki kamar bermain anak. Aku masih mengikutinya dari belakang, hingga dia berhenti di depan pintu kamar yang dituju. Perlahan ku buka pintunya dan melihat mereka sedang bermain.
" Kakak Ai," kata mereka berlari kearahku.
Aku merentangkan tanganku dan memeluk mereka semua, mereka mulai menangis di pelukanku. Aku tetap memeluknya tanpa melepaskannya hingga mereka merasa lebih tenang, aku bersenandung sambil menepuk pundaknya.
" Tidak usah takut aku akan menjaga kalian," Kataku.
Beberapa saat kemudian terdengar sebuah ledakan diluar Asrama dan muncullah salah satu anggota dari 10 monster terkuat, mereka berdua berjalan menuju asrama asrama dan akan menerobos masuk. Mereka di tugaskan untuk membunuh semua orang yang masih hidup dan merubahnya menjadi monster, baru kali ini aku melihat mereka secara langsung dan anehnya lagi mereka berbentuk seperti manusia.
Beberapa orang tua murid mulai menghadang mereka di depan pintu, sedangkan beberapa orang yang lain menjaga dari dalam termasuk kakak-kakakku, aku yang memiliki firasat buruk dengan cepat membawa anak-anak ke tempat yang aman.
" Kalian bersembunyilah dan jangan keluar," kataku.
Dengan cepat aku menuju kearah kakak-kakak ku berada, terlihat pertarungan yang begitu sengit di antara mereka. Kakak kedua dan kakak ketiga sedang bertarung dengan salah satu dari mereka sedangkan kakak pertamaku bertarung satu lawan satu dengan monster satunya.
Pertarungan mereka seimbang, akupun berniat membantu tapi di hadang oleh kob.
" Lepaskan aku, aku harus membantunya," Kataku memberontak.
" Jangan Ai itu sangat berbahaya kamu akan terluka nanti," Kata kob.
" Aku tidak perduli lepaskan aku," Kataku.
" Aku mohon Ai jangan buat dirimu dalam bahaya lagi, Apa kau tau bertapa tidak berdayanya aku," kata kob.
" Kamu uruslah keluargamu sendiri dan aku akan mengurus keluargaku sendiri," kataku.
" Keluargamu?" Tanyanya.
" Aku adalah anak tuan x dan yang sedang bertarung sekarang adalah kakak-kakak ku," jawabku.
Dengan cepat aku melepaskan genggamannya dan meninggalkannya, teman-teman kami yang mendengar itu ikut terdiam seperti kob tapi tidak Dengan chysee.
" Maafkan aku Eizen, aku harus membantunya," Kata chysee memegang wajah Eizen.
" Jangan pergi chysee," katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANAK KONGLOMERAT
FantasiBayangkan jika anak konglomerat di gabung dalam satu asrama sihir baik itu laki-laki mau pun perempuan, asrama yang begitu megah dengan fasilitas terlengkap.