🐯BR 08🐯

5.9K 404 9
                                    

Pagi hari menyapa, Reon terbangun dari tidurnya. Menengok ke kanan dan ke kiri mencari Olivia. Kemana perginya Olivia?

Turun dari ranjang, Reon membuka kasar pintu kamar dan dengan panik mencari cari Olivia.

"Mommy!! Mommy dimana?!" teriaknya kalut. Dia takut. Takut jika Olivia meninggalkan nya.

"Mommy hiks!" Reon terduduk dilantai ruang tamu dan memeluk lututnya.

Olivia yang baru saja selesai lari pagi itu pun menatap aneh pada Reon. Ada apa dengannya?

"Baby hei,kamu kenapa sayang?" Tanya Olivia seraya mengangkat dagu Reon.

Pipi dan hidung yang memerah, mata yang sembab ah sepertinya Reon menangis karena mencarinya.

"Hiks mommy kemana? Kok gak ada dikamar hiks"

"Cup cup maaf ya, mommy tadi lari pagi" ujar Olivia lembut. Olivia menggendong Reon dan membawanya ke kamar.

Sesampainya dikamar, Olivia berniat menurunkan Reon ke ranjang, tapi Reon menggeleng dan malah makin mengeratkan pelukannya di leher Olivia.

Olivia menghela nafas panjang, baiklah mungkin babynya sendang manja hari ini.

🍼🍼

Disinilah mereka sekarang, berada di salah satu cabang butik milik mendiang ibu Olivia.

Olivia menunggu dengan sabar Reon yang sudah lebih dari puluhan kali mencoba baju. Tapi katanya "ihh gak cocok mommy! Eon gak like!"

Padahal menurut Olivia, beberapa baju yang sudah dipakai Reon sangat lah cocok. Tapi entah kenapa menurutnya itu tidak.

"Mommy.." panggil Reon.

"Yes, baby?" Olivia menoleh, matanya membelalak terkejut. Penampilan Reon saat ini sangat...mengangumkan!

"Mommy apa ini cocok?" baru sekarang Reon bertanya apa baju yang dipakainya cocok atau tidak.

Olivia mengangguk semangat.

"Ya itu cocok! Sangat cocok!" Olivia menatap karyawan butik nya dan tersenyum.

"Baiklah, carikan pasangan baju ini. Saya akan mengambilnya tanggal 28 nanti" ujar Olivia, karyawan itu mengangguk.

Selesai berganti baju, Reon berlari kecil menghampiri Olivia.

Niatnya setelah dari sini mereka akan mampir ke restoran untuk mengisi perut mereka.

Setelah berjam berjam memilih cincin lalu baju, sekarang perut mereka terasa lapar.

Setibanya di restoran, nafsu makan Olivia hilang seketika. Didepannya kini berdiri Niko bersama dengan Bara dan Meneer.

Sedangkan Reon yang melihat keluarga dari pihak ayahnya itu gemetar seketika.

Olivia yang menyadari itu segera memeluknya dan menggendongnya. Reon menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Olivia.

Niko tersenyum lebar menatap Olivia, "kakak ngapain kesini? Mau jemput Niko ya?" Tanya Niko sok akrab.

Olivia menatap malas kearah mereka.

"Nak, berhubung Niko itu calon suami kamu. Ajak dia juga ya" ujar Bara penuh percaya diri.

"Calon suami?" Beo Olivia.

Bara mengangguk.

"Sejak kapan? Bukankah saya sudah mengatakan bahwa saya menolak perjodohan yang dilakukan secara sepihak oleh anda tuan? Dan bukankah saya juga sudah bilang bahwa saya akan menikah sebentar lagi?"

"Itu benar, tapi tidak ada salahnya kan jika putra saya menjadi suami kedua kamu"

Olivia menggeleng, "maaf, saya tidak berniat untuk memiliki dua suami. Saya hanya ingin memiliki satu suami saja dan begitu seterusnya."

Wajah mereka memerah menahan malu, berani beraninya dia.

"Kalau begitu saya permisi" setelah itu Olivia berjalan pergi meninggalkan mereka.

Niko menatap marah pada Reon.

Sialan, kenapa aku selalu kalah dengannya? Tidak akan kubiarkan kamu akan bahagia bersama Kak Olivia Reon! Batin Niko menatap licik pada Reon dan Olivia.

Olivia segera pergi ke apartemen, dan setibanya disana dia akan segera bersiap siap untuk pergi dari sana. Entah itu keluar kota ataupun luar negeri. Yang terpenting berada jauh dari keluarga Biadab itu.


Bersambung

Maaf ya rainbow baru up, soalnya lagi ujian semesteran.

Siapa yang nungguin Reon dan Olivia bersama?

Atau malah lebih memilih Niko bersama dengan Olivia?


My Baby ReonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang