~BR 17~

4.2K 256 14
                                    

Haii rainbow mau minta maaf ya
Karena tadi rainbow lihat ada salah satu readers yang komen kalau rainbow itu lama up dan kalau up pun selalu pendek

Rainbow minta maaf yang sebesar-besarnya

Mungkin setelah ini aku bakalan sering sering up
Disela kesibukanku

(◞‸◟ㆀ)ᵐᵃᵃᶠ

-----

Sinar matahari sudah masuk melalui celah celah jendela, membuat sepasang sejoli terganggu akan cahayanya.

Olivia terbangun karena merasakan nyeri di area kewanitaannya.

Ah, dia ingat semalam dia memberikan mahkotanya pada Reon. Ini semua karena wanita sialan itu.

Melangkah perlahan, menahan nyeri Olivia pergi ke kamar mandi.

Setelah selesai dia membangunkan Reon.

"Baby~"

"Eungh" lenguh Reon, mulai mengerjapkan matanya. Dan dia seketika memerah setelah melihat wajah Olivia, astaga dia malu sekali.

"Ada apa?" Reon menggeleng dan dengan segera dia turun dari ranjang untuk ke kamar mandi. Tapi belum sempat dia melangkah, Reon sudah terjatuh karena rasa perih di bagian pantatnya.

"Akh...hiks sakit" isaknya kecil.

"Eh baby" Olivia lupa kalau semalam dia juga sangat ganas menyerang Reon.

"Uhm ayo mommy bantu"

Setelahnya, Olivia pun membantu Reon untuk mandi dan berganti baju.

____________________________

Olivia kini menatap tajam pada Danira yang sudah terikat di kursi begitu juga dengan Bryan dan Lidia.

Untung saja tadi dia sudah menidurkan Reon, jadi dia bisa bebas menghukum ketiga orang ini di sini.

"Kenapa kami diikat seperti ini?" Tanya Bryan berusaha melepas ikatan kuat di tangannya itu.

"Untuk menghukum kalian"

Olivia berjalan perlahan kearah Bryan dengan pisau lipat digenggamannya.

Dia mengarahkannya tepat di leher Bryan, membuat Bryan gemetar ketakutan begitu pula dengan Lidia dan Danira.

"Bryan, kau tahu apa kesalahan mu?"

"A-apa?" bukannya menjawab, Bryan malah balik bertanya. Dia tidak pura pura, dia benar benar tidak tahu.

"Kau sudah pikun ya?" ucap Olivia sinis.

"Aku benar benar tidak tahu"

"Baiklah akan aku beritahu. Membunuh ibuku saat aku berada di LA, menggelapkan dana perusahaan hingga hampir bangkrut, mencuri berkas berkas penting dan sertifikat rumah milikku, dan merencanakan pembunuhan untukku bersama istri dan anakmu" ujar Olivia yang membuat Bryan pucat pasi. Bagaimana dia bisa tahu?

"Bagaimana aku bisa tahu? Kau pasti berpikir begitu bukan?" ucap Olivia berjalan mengelilingi Bryan.  "Gampang, aku memiliki banyak koneksi. Dan aku mengikat mu disini bukan untuk ini saja, tapi juga untuk membuat mu menbayar semua perbuatanmu!" lanjutnya penuh penekanan.

Tanpa aba aba, Olivia menusuk mata kiri Bryan dan menariknya hingga bola matanya terlepas. Lidia dan Danira yang melihat itu berteriak histeris.

Tak cukup disitu, dia juga mengukir gambar bunga mawar hitam di pipi Bryan. Bryan hanya bisa meringis dan berteriak kesakitan saat mendapatkan perlakuan ini.

"Indah" ucap Olivia memandang takjub hasil ukirannya.

"B-berhenti"

"No, papa. Ini belum selesai"

Olivia lalu mengambil pisau daging diatas meja yang memang sudah tersedia disitu.

Olivia memegang pisau itu dan mengarahkannya ke tubuh Bryan.

"Hm" Olivia menaruh jari telunjuknya didagu, seakan dia sedang berpikir bagian mana yang agaknya pas untuk dia mainkan.

Ah sudahlah yang mana saja.

Akhirnya Olivia pun membelah perut Bryan hingga menganga lebar. Dia mulai menarik keluar semua isi diperut itu. Tetapi dia memisahkan, ginjal Bryan untuk dia jual. Lumayan dapat duit.

Dirasa sudah selesai, dia mulai memasukkan kembali usus usus dan lambung itu ke tempatnya dan mengobok nya hingga tak berbentuk lagi.

"Hampir selesai" ujar Olivia setelah melihat Bryan yang sudah hampir mati itu.

Dia mengambil kapak di sisi meja dan langsung menebas kepala Bryan hingga menggelinding kearah Lidia dan Danira yang sudah pucat pasi seperti mayat hidup. Apalagi Danira yang sudah mengompol di celana.

"Bagaimana?" tanya Olivia sambil berjalan kearah mereka dengan se ember bensin di tangannya.

"I-iblis!" teriak Lidia kalut. Tubuhnya sudah gemetar tak karuan. Melihat suaminya yang mati mengenaskan, membuatnya sangat takut. Wanita didepannya ini, wajahnya saja yang seperti malaikat tapi sikap dan perilakunya tak beda jauh dengan iblis.

"Yah memang, kau bisa memanggilku seperti itu" Olivia mengangguk menyetujui panggilan Lidia.

"Ma-mau apa kamu?!" teriak Lidia menggelegar saat melihat Olivia ingin menyiramnya dengan bensin.

"Menghukummu!"

Bersambung...

My Baby ReonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang