25. Epilog

755 70 34
                                    

Karena ini ending, yuk jangan pada sider! Jarinya mode aktif dulu yaa🧚‍♀️✨

-

Beberapa Tahun kemudian.

"Eh ada Lia, masuk dulu, Nak!" Yulia mempersilahkan Lia memasuki rumahnya.

Lia yang tengah membawa paper bag berisi beberapa macam kue ringan itu tersenyum, lantas memeluk Ibu dari Nares Adhinatha tersebut.

"Kamu lagi libur kuliah ya?" Tanya Yulia setelah keduanya sudah duduk di sofa ruang tamu.

Ya, saat ini Lia sudah memasuki bangku perkuliahan. Tidak hanya Lia saja. Nares, Haikal, Reza, Haris, Rachel, Yana, dan seangkatan mereka juga sudah kuliah. Mungkin hanya beberapa saja yang memutuskan untuk tidak kuliah atau langsung bekerja. Seperti Jafran yang langsung memimpin Perusahaan di Kalimantan.

Waktu sangat cepat berlalu, banyak cerita yang sudah terlewati tanpa sadar. Termasuk cerita tentang Lia dan Yulia.

Kedua perempuan itu menjadi dekat sejak Nares membawa Lia untuk dia kenalkan kepada orangtuanya. Bahkan sebagian sepupu Nares sudah mengenal Lia. Nares sangat membanggakan Lia, dan ia ingin keluarganya melakukan hal yang sama pula.

"Iya nih, Bun. Semalem nyampe di Jakarta," Jawab Lia seadanya.

"Gimana kuliahmu?"

Lia tersenyum manis, "Alhamdulillah sejauh ini masih aman-aman aja Bunda, cuman ya gitu, namanya juga mahasiswa pasti ada aja enak gak enaknya."

"Dosen kamu baik semua kan?"

"Baik sih Bun, tapi gak sedikit juga yang galak protes ini itu, hahaha!"

Bunda Yulia ikut tertawa, namun berikutnya ia mengerucutkan bibir.

"Sayangnya si Nares nggak pulang Tahun ini, Li, dia lagi disibukin sama skripsi. Dia kan udah mahasiswa semester akhir."

Lia mengangguk paham, "Naresnya udah bilang ke aku kok, Bun. Dia bilang nanti kalau pulang malah nggak bisa fokus."

"Pasti fokusnya langsung ke kamu kan," Yulia menoel dagu Lia.

Lia tertawa kecil, "Bunda nih bisa aja. Eh iya, aku bawain Bunda sama Ayah kue ringan. Tadi pas mau kesini mampir dulu ke toko, semoga suka ya Bun."

Yulia menerima paper bag yang Lia sodorkan, dia tersenyum cerah lantaran tersentuh, "Aduh kamu repot-repot banget ngasih ini, Nak, tuh di dapur Bunda juga lagi buat bolu untuk Ayah Dhani nanti. Dia bilang lagi pengin bolu buatan Bunda makanya minta."

Lia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Aku gak tau kalau Bunda lagi bikin bolu..."

"Gak apa-apa, malah Bunda seneng kok dibawain kue sama calon mantu."

Wajah Lia memerah seperti tomat ketika mendengarnya, padahal baik Nares, Yulia maupun Dhani sering menggodanya dengan kalimat tersebut namun tetap saja Lia deg-degan tiap kali mendengarnya.

"Eh, Bunda mau liat bolu sebentar ya, lagi di kukus. Kamu ke kamar Nares aja dulu kalau bosen," Bunda menepuk bahu Lia dua kali sebelum jalan tergesa-gesa menuju dapur.

Move OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang