CERITA HANYA FIKSI.
(Semua yang terjadi tidak ada sangkut paut dengan kehidupan pribadi idol atau penulis. Jadilah pembaca yang bijak)
Lia menghirup udara dalam-dalam saat kakinya sudah memasuki area sekolah. Ia gugup. Ini hari pertamanya masuk sekolah setelah terakhir kali bersekolah di kota kelahiran, Bandung.
Orang tua Lia sepakat pindah ke Jakarta, Lia dan adiknya, Yuna, hanya ikut-ikutan saja.
Yuna hari ini juga sedang beradaptasi dengan orang-orang baru. Tapi dia tidak disekolahkan di SMA ini, karena siswa kelas X disini sudah cukup banyak. Bagaimana tidak, sekolah baru Lia ini adalah sekolah Favorit. Bisa bersekolah di SMA ini adalah suatu keberuntungan baginya.
Seperti biasa, Lia mengikat rambutnya agar terlihat rapi. Kali ini durasi untuk mengikat rambut lumayan lama. Karena hari ini ia benar-benar ingin terlihat sempurna.
Perlahan namun pasti Lia melangkah, dengan mata yang kesana-kemari melihat setiap sudut sekolah.
Lalu ia berhenti tepat di depan ruang guru. Kembali menarik napas sebelum membuka knop pintu.
"Selamat siang, permisi," Katanya lantas masuk ke ruangan setelah dipersilahkan oleh guru walikelas.
Wanita paruh baya yang sibuk membolak-balik lembaran kertas itu menoleh pada Lia, awalnya ia agak bingung kemudian senyum ramah terulas diwajahnya.
"Kamu pasti Lia, 'kan?" Bu Aina memastikan. Lia mengangguk mengiyakan.
Padahal Lia datang mendaftar kesini 3 hari lalu, waktu yang cukup lama bagi seseorang untuk mengingat wajah baru. Namun Bu Aina hanya sekali menebak.
Baiklah, aku salut.
Bu Aina berdiri dari duduknya, dia menghampiri Lia lalu merangkul punggung kecilnya.
"Ayo, Ibu antar kamu ke kelas dulu," Lia menurut saja.
Saat mereka memasuki kelas, suasana yang ricuh sontak jadi hening. Semua pasang mata menatap fokus pada satu titik, pada gadis mungil yang kini berdiri kaku dihadapan mereka semua.
"Anak-anak, kalian hari ini kedatangan teman baru. Silahkan mulai perkenalannya, Nak," Begitu dipersilahkan, Lia mengangguk tanpa suara.
Untuk ketiga kalinya, Lia menghirup udara dalam-dalam. Ia tidak bingung memulai dari mana karena selama 3 hari belakangan sudah banyak berlatih di rumah. Hanya untuk satu kalimat sapaan.
"Hai, selamat pagi! Namaku Alisha Berliana, panggilnya Lia aja. Aku siswi pindahan dari kota Bandung. Semoga kita bisa berteman baik ya," Setelah mengucapkan itu dengan lancar, Lia dengar mereka ber'oh' ria dengan durasi yang agak lama, seperti mendapat jawaban dari sebuah pertanyaan. Tak lama mereka saling sahut-sahutan.
"Karya kota Bandung, pantas cakep."
"Dilan! Jodoh elo tuh."
"Hahaha iya Mileanya lagi jemput Aa' Dilan."
"Neng, kenal Dilan gak? Dilanda galau nama lengkapnya."
Dahi Lia seketika mengerut, mereka ini membicarakan Dilan yang mana? Karena setahunya, Dilan hanyalah tokoh fiksi yang suka meramal.

KAMU SEDANG MEMBACA
Move On
Fanfic[SELESAI] Cinta itu mudah, yang memperumit adalah pikiran kita sendiri.