🍁 13

378 59 9
                                    

haloa..

Aghh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aghh.. Lagi demen sama foto tetet yang atu ini.. Estetik bet.. Padahal abis itu adegannya ngakak.. Terjungkal-jungkal.. 😁😁😁

🍁🍁🍁

Kim Teyung tak mampu berkutik kala beberapa pasang mata itu menatapnya seolah meminta sebuah penjelasan atas apa yang baru saja terjadi. Jemarinya meremas secara diam-diam dan jangan tanya betapa kencangnya degup jantung yang berpacu di balik dadanya.

Padahal jika dipikir-pikir inilah momen yang Teyung nantikan selama ini. Mengakui hubungannya dengan Sooya di hadapan keluarga. Tapi masalahnya adalah alurnya tidak sesuai dengan apa yang ada di pikiran pria tampan itu selama ini. Bayangkan saja mereka harus kepergok saat sedang bercumbu. Memalukan. Sedangkan Sooya hanya tampak tertunduk diam seribu bahasa, menyembunyikan dagu hingga bibirnya pada syal rajut yang ia kenakan. Pasrah adalah kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan Sooya kali ini.

Pada akhirnya Teyung buka suara setelah beberapa menit keheningan menyelimuti ruang tamu tersebut. Menciptakan atmosfer yang tak nyaman tentunya. "A-aku minta maaf atas kejadian tadi, bibi, kak Sooga," ucap Teyung sedikit terbata. "Aku tidak bermaksud untuk macam-macam pada Sooya," imbuhnya. Menatap takut-takut pada Sooga yang sedari tadi lebih dulu menatapnya dengan tatapan tajam kelewat dingin. Lalu matanya bergulir pada nyonya Han yang terlihat lebih tenang di samping Sooga.

Sooga mengangkat sebelah alisnya penuh intimidasi. Menghela napasnya panjang seolah tak habis pikir. "Jadi, sudah berapa lama?" tohok Sooga tanpa basa-basi.

Sooya semakin tertunduk, ingin rasa ia menghilang saja ke kutub utara agar jawaban yang mungkin dilontarkan Teyung tidak sampai pada rungunya. Entah apa jadinya jika kakaknya yang protektif itu mengetahui hubungannya dengan Teyung. Mengingat Sooga memang sempat berniat mengenalkannya pada salah seorang teman kerjanya. Dan sialnya Sooya baru saja menyetujui ide konyol kakaknya itu beberapa hari yang lalu.

"Uh?" Teyung menunjukkan ekspresi polosnya. "Um, tidak lama, tidak sampai satu menit."

Sontak seluruh manusia yang berada di ruangan itu tercengang. Astaga! Bisa-bisanya otak pria itu berpikir tentang durasi. Dan barulah Teyung tersadar akan ucapannya yang bodoh itu setelah ketiga orang di hadapannya tersebut menatap dirinya dengan tatapan membola. Dengan cepat Teyung menimpali kalimatnya sendiri dengan kalimat pembenahan lain yang seharusnya.

"Ah.. Ma-maksudku, kami sudah beberapa bulan terakhir ini menjalin hubungan. Hee," ucap Teyung dengan gugup diakhiri nyengir memalukannya.

"Sooya!" panggil Sooga.

"Ya?"

"Apa-apaan ini?" Sooga menatap adiknya yang tampak gugup itu.

"Apanya yang apa-apaan?" tanya Sooya hati-hati.

"Lalu bagaimana dengan janjimu kemarin? Aku harap kau tidak melupakannya," matanya memicing.

Sooya menggigit bibir bawahnya sebelum berucap. "Aku.. tidak berjanji apa-apa," Sooya menjawab sekenanya saja.

Feeling Defence [End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang