🍁 19

716 55 3
                                    

Hbd kim thv 🎂🎉

Di moment ultahnya doi bolehlah hadiahnya nak enak di chapter ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di moment ultahnya doi bolehlah hadiahnya nak enak di chapter ini.. 😁

Kebetulan akhir-akhir ini emang tae lagi suka bikin army kejang-kejang g da obat.

Yokk di vote dulu

💜💜💜

Tentang ambisi Teyung untuk menikahi Sooya sebenarnya tidak sepenuhnya karena desakan dari keluarga kekasihnya tersebut. Teyung di usianya yang matang serta matang pula dalam hal finansial maupun mental, lantas apalagi saat ini yang Teyung butuhkan kecuali seorang pendamping hidup. Dirasa telah menemukan yang pas di hati bagi dirinya, rasanya tak perlu banyak waktu untuk mengulur.

Sungguh apa yang menjadi peraturan di keluarganya membuat pria 28 tahun itu muak. Awalnya ia tak berfikir sampai sejauh itu saat menjalin sebuah hubungan. Dan tak menyangka akan berujung rumit seperti ini tatkala dirinya benar-benar hendak melangkah.

Angin malam menyapu tubuh gagah Teyung saat ia berdiri bersandar di depan mobilnya sejak sepuluh menit yang lalu. Menanti kekasihnya keluar dari dalam rumah setelah pesan singkat atas kedatangannya ia kirimkan tadi.

Bunyi derikan pagar depan rumah Sooya membangunkan Teyung dari tundukkannya. Mengalihkan atensinya menatap gadis cantik yang hadir di hadapannya itu kemudian.

Sukses membuat Teyung menarik bibirnya tipis. Sial! Sooya terlihat sangat cantik malam ini di mata Teyung. Tampaknya cairan wine yang mengaliri tubuh Teyung sukses mengeruk habis otak warasnya, kendati hanya habis satu botol. Entah bagaimana ia begitu menginginkan tubuh ramping itu untuk didamba.

Tangan kekar Teyung perlahan membelai surai hitam Sooya yang terurai dengan lembut. "Kau akan pergi dengan piyama ini?" tatapannya bergulir ke bawah pada piyama biru motif lumba-lumba yang Sooya kenakan.

Sooya turut menatap dirinya sendiri lantas berpikir tentang apa yang baru saja Teyung ucapkan lewat telepon tadi. Kalimatnya tak mendetailkan maksud dan tujuan namun terdengar ambigu. "Tey, memangnya kau akan mengajakku pergi kemana malam-malam seperti ini?"

"Ke suatu tempat." Teyung mendekatkan bibirnya pada rungu Sooya membuat gadis itu mendelik geli oleh lirih Teyung yang tiba-tiba mengudara, "Kau pasti akan menyukainya."

Sooya dapat menangkap raut tak biasa dari kekasihnya itu. Matanya memerah serta aroma alkohol yang menguar. "Tey, kau mabuk?"

Teyung hanya menatap Sooya dengan senyum ringannya. Kepalanya seperti melayang-layang saat ini.

"Tey, apa terjadi sesuatu padamu? Katakanlah!"

"Iya. Sesuatu yang menyedihkan, Soo."

Jawaban Teyung tak lantas membuat Sooya lebih paham. Gadis itu hanya tampak berkedip berulang kali.

Feeling Defence [End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang