🍁 06

551 102 8
                                    

Aloowaa!!
Hehe.. Teyung and Sooya come back everybody..

Dan juga saya perlu ingatkan bahwa saya meringkas chapter yang sudah terupdate kemarin. Jadi jangan heran kalau chapternya jadi berkurang. Satu hal yang perlu di garis bawahi adalah saya sama sekali tidak merubah isi cerita. Hanya beberapa revisi namun tidak mengurangi inti dari cerita sama sekali. Jadi, bagi para reader yang sudah baca tinggal lanjut saja tidak akan jadi masalah. 😉

Hanya agar chapternya tidak terlalu banyak nantinya.

Happy reading

Harap dimaklumi jika typo masih merajalela.
.
.
.

Bab ini ada Jeon yang katanya gak ada obat bikin army treak2 kek orgil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab ini ada Jeon yang katanya gak ada obat bikin army treak2 kek orgil.
Emang bener sih.

E eh, tapi yakin mo oleng ke Jeon kalo Teyungnya aja kek gini? 🔥🔥🔥

E eh, tapi yakin mo oleng ke Jeon kalo Teyungnya aja kek gini? 🔥🔥🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote nya yah sayang..

💜

     Sebuah dudukan di taman menjadi pilihan Sooya untuk menunggu Teyung. Sedikit kecewa karena Teyung baru saja mengirim pesan bahwa dirinya akan datang terlambat.
    
      "Harusnya dia bilang dari awal. Jadi aku tidak berangkat cepat," keluh Sooya.

     Cukup lama Sooya menikmati perlap-perlip lampu taman disertai hembusan angin yang menyentuh kulitnya secara lembut. Hingga setangkai bunga mawar merah tiba-tiba muncul tepat didepan wajahnya. Perlahan matanya bergulir mengikuti tangan yang memegang tangkainya. Terus saja sampai Sooya mendongak ke arah belakangnya.

     "Te—" ekspresi Sooya yang tadinya begitu bersemangat berubah tercengang seketika. "J-Jeon?!" Siapa sangka jika yang berdiri di belakang Sooya saat ini bukan Teyung melainkan Jeon.

     "Hai, Soo! Apa kabar?" Jeon menarik bibirnya membentuk bulan sabit.

     Sooya berdiri tanpa menerima bunga dari pria tampan itu. "Jeon, kau sedang apa disini?"

     Jeon menatap bunga yang sedari tadi ia genggam. Sedikit disayangkan karena bunga itu tak berpindah tangan. "Aku melihatmu disini. Jadi aku menghampirimu."

Feeling Defence [End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang