🍁 12

440 71 18
                                    

Hai..

Udah pada lihat trailer belum?

Bisa cek youtube @Reni Apriani ya.. Jangan lupa like dan komen disana. 😊

Trima kasihh.. Slmat membaca..

🍁🍁🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁🍁

Hujan malam itu telah berhenti. Menyisakan hawa dinging yang masih terasa seolah menambah pilu hati seorang Jeon. Ia merasakan ujung jari kakinya yang seperti membeku dalam balutan sepatu boots kesayangannya itu. Menapak jalanan yang basah, sesekali menginjak air yang menggenang tanpa ia hindari. Tatapannya tampak kosong dan tak ada sedikitpun cahaya kebahagiaan di sana. Beberapa kali rengekan Jeocha terdengar di rungunya. Namun hanya jemari tangan Jeon yang berusaha menepuk bokong buntalan kecil itu secara perlahan tanpa berniat memberi kata-kata ketenangan dari bibirnya.

Hatinya remuk dan hancur berkeping-keping saat ini. Ingin rasanya ia merobek dadanya lalu mengambil nama Sooya dari dalam sana kemudian membuangnya jauh-jauh. Hidupnya terlalu sesak oleh cinta yang tak mau pergi itu. Semakin sesak saat mengetahui belahan jiwanya dimiliki sosok lain.

Tangan Jeon perlahan membuka gagang pintu utama rumahnya. Berjaga-jaga agar putra kecilnya tidak terbangun. Langkahnya terhenti sejenak saat menatap istrinya yang ternyata belum beranjak dari tempat awal ia meninggalkan rumah tadi. Masih terpejam pula. Dan Jeon hanya mampu menghela napasnya panjang. Seperti tidak tahu lagi harus bersikap bagaimana pada wanita yang telah ia nikahi tiga tahun silam itu.

Baru saja kakinya hendak beranjak namun getaran ponsel Lalisa mengalihkan atensinya. Menarik Jeon kembali untuk melihat layar ponsel yang menyala. Sebuah nama yang seperti familiar di ingatan Jeon.

"Jimmy?" kening Jeon mengernyit sesaat. Bayangannya melayang pada sebuah peristiwa di masa lalu.

Peristiwa dimana ia dan Sooya menghadiri sebuah acara pernikahan seorang teman. Keduanya yang baru saja merayakan anniversary yang ketiga mereka beberapa waktu yang lalu secara tidak sengaja bertemu dengan Lalisa di acara pernikahan tersebut. Lalisa tidak sendiri melainkan bersama seorang pria saat itu.

"Sayang, kenalkan ini sepupuku Lalisa. Dia baru saja kembali dari Bangkok kemarin," ucap Sooya sembari menggandeng mesra tangan Jeon. Senyumnya merekah indah seperti biasa.

"Kenapa aku tidak pernah tahu tentang Lalisa sebelumnya?" tanya Jeon yang baru pertama kali itu melihat Lalisa. Hubungan Jeon dan Sooya yang sudah semakin dekat dan serius memang membuat Jeon sangat dekat mengenal keluarga besar Sooya.

"Iya, sayang. Selama ini dia tinggal di Bangkok. Dan memutuskan untuk tinggal di Korea mulai sekarang," imbuh Sooya.

"Hai, aku Lalisa," mengulurkan tangannya pada Jeon. Uluran tangannya disambut baik oleh pria tersebut. Sedikit lama tangan mereka menyatu dengan atensi tak terartikan. Hingga akhirnya suara Jimmy membuyarkan sebuah interaksi tak biasa antara Jeon dan Lalisa tersebut. Mungkin lebih tepatnya Lalisa yang lebih mendominasi atas tatapan itu tadi. Jeon hanya menangkap pandangan Lalisa menatap dengan sedikit heran.

Feeling Defence [End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang