Hai, aku kembali..
Jangan lupa follow sebelum membaca
Dan tinggalkan jejak tentunya..
Dibawah teduhnya pohon mauni yang mulai meninggi, Sooya begitu nyaman memasrahkan tubuh bawahnya pada sebuah kursi panjang berbahan besi itu. Sedikit basah karena hujan yang baru saja mereda satu jam yang lalu. Kedua pupil gadis itu memaku pada genangan air yang memantulkan birunya langit yang mulai cerah. Entah apa yang ada dipikirannya saat ini, melihat alam sekitar yang begitu tenang membuatnya menarik tipis bibirnya. Seolah ia masih patut bersyukur meski jalan kisah asmaranya terlalu rumit.Sorakan dari lapangan basket di depannya membuyarkan lamunan Sooya seketika. Sooya kembali menatap jalannya pertandingan. Dimana sang kekasih turut serta dalam salah satu tim yang bertanding. Hanya sesaat Sooya menyaksikannya. Tampaknya suasana alam yang tenang ini membuatnya lebih memilih berkutik pada sebuah bolpoin dan buku kecil berwarna merah muda lengkap dengan motif bunga yang menghiasi.
Tinta hitam itu kembali membuat coretan pada lembaran yang sempat ia jeda beberapa saat yang lalu. Kata-kata yang keluar dari dalam lubuk hatinya ia curahkan di sana.
Luka lama itu perlahan menghilang semenjak aku bersamanya.
Waktu yang kuhabiskan bersamanya, begitu berharga.
Apakah akan bertahan lama?Jemari Sooya berhenti sampai kata terakhir tersebut. Nanarnya bergulir meninggalkan tulisannya lagi. Lamunnya hadir lantas sosok Teyung yang tengah berlarian di lapangan itu lebih mendominasi tatapannya saat ini. Tatapan yang tak terartikan. Sepertinya apa yang baru saja ia tuliskan benar-benar mempertanyakan segalanya. Merangsek pada keyakinan pribadi cantik itu akan hubungan mereka.
Sooya segera menutup bukunya saat para pemain membubarkan diri dan Teyung berjalan ke arahnya.
"Argghh.." napas Teyung terengah-engah dan menjatuhkan tubuh gagahnya sedikit keras pada kursi.
"Lelah, ya?!" Sooya segera merogoh tas di sampingnya dan mengeluarkan sebotol minuman. "Ini, minumlah!"
Teyung meneguk minuman tersebut terlampau banyak hingga beluber pada dagu dan lehernya, menyatu dengan keringat. "Ahh!!" kini pribadi tampan itu mencoba untuk mengatur napasnya kembali.
"Pelan-pelan minumnya!" tangannya kini bergerak mengusap keringat Teyung dengan sapu tangannya.
Sungguh Teyung sangat tersentuh dengan perlakuan Sooya akhir-akhir ini. Bahkan bidadarinya itu rela mengambil cuti hari ini hanya untuk menemani Teyung bertanding basket. Membawakan bekal dan minuman ditambah lagi saat gadis itu menyeka keringatnya. Terasa begitu sepenuh hati. Tatapan Sooya pun semakin tulus padanya.
Binar mata Sooya memaksa Teyung untuk menatapnya lebih dalam.
"Kenapa menatapku seperti itu?"
Teyung tersenyum mendengar pertanyaan Sooya. Tangannya lalu bergerak menggenggam jemari Sooya. Dapat Teyung lihat dengan jelas kedua mata kecoklatan Sooya yang indah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feeling Defence [End]✔
RomansaSisi unik Teyung nyatanya mampu membius Sooya yang begitu rapat menutup pintu hatinya, hingga keduanya kini berada dalam sebuah romansa yang indah. Namun saat Jeon kembali hadir, luka lama Sooya seolah kembali menguar. Sebuah pertahanan rasa dari S...