Chapter 01

14.9K 588 61
                                    

CERITA HASIL PEMIKIRAN SENDIRI

DILARANG MENJIPLAK!!

.

Aluna pov

Aku menempuh pendidikan disalah satu sekolah internasional di ibu kota. Kami, aku dan ayah tidak dikatakan sebagai orang yang mampu. Entah mengapa aku bisa melanjutkan pendidikan atas di sana. Terlebih aku juga tinggal di asrama tersebut. Ayah bilang jika aku mendapatkan beasiswa.

Sore itu kelas baru saja selesai, aku dan teman temanku keluar kelas. Mereka ada yang tinggal di asrama dan juga pulang pergi.

Aku selalu keluar kelas terakhir, tidak, bukan karena aku dibully, dikucilkan ataupun sebagainya. Orang orang disini cukup baik hati dan ramah. Mereka tidak membedakan sebuah kasta. Alasan karena aku selalu keluar kelas terakhir adalah karena dua hari terakhir aku selalu merasa diperhatikan.

Aku tidak tahu apakah itu hanya perasaanku saja.

Alluna pov end

Lihatlah gadisku yang cantik, akhir akhir ini ia selalu keluar kelas terlambat. Aku selalu memperhatikannya, memeluk dirinya ketika tidur, membuntutinya kemanapun ia pergi dan selalu mengawasi.

Luna, tak sadarkah kau bahawa aku selalu mengawasimu. Jauh sebelum kau menyadarinya.

Delapan tahun lalu aku selesai menempuh pendidikan sekolah menengah atas di tempat ini.

Aku mengikuti Luna yang sedang berjalan menuju asramanya. Gadis itu berjalan dengan tenang. Aku membuntutinya dari belakang, Luna sepertinya menyadari kehadiranku, ia menghentikan langkahnya tanpa melihat ke belakang.

Mengikuti gadis yang dicintai begitu menyenangkan. Perasaan aneh ini tak bisa kutahan lebih lama lagi. Aku harus segera mengurungnya dan membuat ia jinak kepadaku. Dan untuk menggantikan Aile.

Luna membalikkan badannya ketika kami sudah berada di kawasan yang cukup ramai, ia menatapku. Oh, lihatlah matanya yang cantik itu berani memicingku. Aku membalas tatapannya dengan hangat.
Sepertinya Luna harus kuajari, bukannya ia menatapku dengan penuh cinta. Namun ia seperti enggan menatapku!

Aku mengikutinya hingga ia sampai didepan gerbang asrama putri. Gadisku ini sesekali berlari untuk menuju kamarnya yang berada di lantai tiga.

Aku berjalan menuju tempat dimana jendela kamar gadisku menghadap. Cukup lama aku menunggunya untuk membuka jendela dan melihatku. Mungkin karena kakinya yang tidak terlalu panjang sehingga memperlambat langkahnya.

Dia membuka jendela kamarnya dan kulihat ia terkejut melihatku. Aku terkekeh melihat tampangnya itu, Luna menutup jendela kamarnya namun ia masih setia melihatku. Sabar sayang, sebentat lagi. Ya, sebentar lagi kau akan puas menatapku, kapanpun kau inginkan.

Aku melambaikan tangan seraya tersenyum. Gadis itu menutup mulutnya menggunakan tangan kanan. Aku tahu ia sangat bahagia. Bukan begitu, sayang?

Luna menutup jendela kamarnya dengan tirai. Gadisku ini telah menyelesaikan pendidikannya selama dua tahun. Mungkin ada beberapa hal lagi yang harus ia selesaikan. Aku tidak bisa bersabar lagi untuk menunggunya. Aku akan segera mengambilnya dan memeluknya erat.

.

Malam hari, tepatnya pukul 01:04
am, aku akan mengambil Luna- ku. Aku akan membawanya ke tempat dimana hanya ada kami berdua disana.

Aku berjalan di koridor sesekali bersiul. Pakaianku kini berwarna hitam. Bukan karena apa, aku hanya menyukai warna hitam, begitupun dengan Luna- ku. Aku yakin ia juga menyukai apa yang aku sukai.

[3.1] The Apollyon [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang