Chapter 02

7K 418 44
                                    

||

.

*****

Aku membawa sebuah nampan yang berisi makanan untuk Luna, ia menyukai sup ayam dan jus melon. Aku juga membawakan air mineral, susu hangat rasa cokelat dan buah buhahan. Untuk itu aku berusaha belajar memasak dengan ekstra agar rasa masakanku ini lezat.

Kubuka pintu kamar menggunakan fingerprint. Luna memunggungiku, ikatannya masih belum kulepas, ia tampak ingin berbalik menatapku. Ck, lucu sekali. Baru saja aku meninggalkannya sebentar ia sudah merindukanku.

"Sarapan telah datang sweetheart." Aku menyimpan nampan berisi makanan ini di samping nakas tempat tidur.

Luna kubantu agar duduk, ia meringis.
"Tolong lepaskan ikatan ini."

Aku menatap maniknya itu, Luna balas menatapku. Namun tatapannya padaku tak berangsur lama, ia menunduk dan menarik kakinya yang kuikat.
Apa ada yang salah denganku? Luna.. ia enggan menatapku! Aku hergegas berjalan mengambil kunci borgol dan gunting.

"Tidak!" Luna berteriak kala aku mengacungkan gunting di hadapannya.

Aku mendengus, kutarik kakinya agar memudahkanku menggunting tali yang melilit ini. Selesai. Aku mengguntingnya begitu cepat. Aku menaruh gunting di samping nampqn makanan. Lalu kuambil kunci borgol, klik, aku memegang lengan Luna yang mungil.. ntahlah mungkin kurus.

Aku mendengar suara lain. Ya, itu suara Aile yang sepertinya tengah lapar. Bagaimana ia bisa masuk! Apa aku lupa belum mengeluarkannya semalam? Kutatap Luna yang sepertinya ingin memeluk Aile. See? Kehadiran Aile dapat memengaruhi buruk untuk Luna.

Aku berjalan mendekati Aile, ia menatapku dengan binar. Ia  tidak merengek seperti sebelum sebelumnya ketika lapar, ia sudah tahu diri akan itu. Kubuka pintu kamar dengan fingerprint ini, Aile membuntutiku hingga akhirnya ia diambang pintu.
Aku menendangnya keluar kamar, aku mendengar Luna terpekik. Kembali aku menutup pintu. Aile sudah berani menganggu kebersamaan kami, aku dan Luna untuk kesekian kalinya.

"Me-mengapa?" Luna menatapku tak percaya, ia menggeleng. Aku tahu ini tentang Aile.

Aku mengambil semangkuk sup hangat yang telah kubuat dengan hati hati dan penuh rasa cinta ini. Ada yang aneh, aku seperti menaruh suatu barang di samping nampan, rahangku mengeras melihat Luna yang turun dari ranjang dan mengacungkan guntingnya sebagai senjata.

"Sayang, berikan gunting itu padaku."

Luna menggeleng, aku berjalan memutari ranjang untuk menghampirinya. Di tanganku ada semangkuk sup ayam panas dan air mineral.

"Berhenti disana. Dan pulangkan aku." Luna menodongkan gunting padaku. Jarak antara kqmi berdiri hanya tiga meter.

"Luna, aku takkan menghukummu. Berikan guntingnya padaku sekarang juga. Itu benda yang berbahaya sayang." Aku mencoba merayunya agar membuang benda sialan itu.

"Tidak! A-aku.", "A-aku tak ingin disini. Aku harus pulang! Kau pria gila yang tak kukenal! Kau!--

Prang!
Aku kalap tentu saja. Kulemlparkan mangkuk berisi sup ayam ini ke tangannya hingga mangkuk itu pecah berkeping keping dilantai.

"Aw.."
Luna menjatuhkan guntingnya. Tak akan kubiarkan ia memegang benda berbahaya lagi, aku memgambil gunting itu dan melemparnya kesembarang arah. Kulihat Luna yang meniup lengannya yang terkena air sup tadi. Pergelangan tangannya yang memerah akibat borgol dan juga sup panas.

[3.1] The Apollyon [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang