Chapter 10

1.4K 131 78
                                    

Vote☆

🍁🍁🍁🍁🍁

Seorang pria berseragam menatap gerbang besi yang menjulang di hadapannya. Dahinya teerdapat bercak darah. Setelah puas menatapnya, ia pun memasuki pos dan mengetikkan sesuatu dalam pc.

"Aku tercakar saat kau membubarkan seluruh pekerjamu," Ucap satpam tersebut setelah selesai mengetikkan sesatu disana.

Brakk

Satpam tersebut membenturkan kepalanya pada keyboard komputer.

"Anakku menelpon jika istriku dimakan oleh mereka."

Brakk

"Tak lama aku mendengar jeritan anakku melalui sambungan telepon."

Brakk

"Istri dan anakku akan menjadi bagian dari mereka. Begitupun aku."

Brak

"Semuanya akan mati."

Brakk

"Kalian juga harus merasakan apa yang terjadi dengan anak dan istriku!"

Brakk!

Satpam tersebut membenturkan kepalanya sendiri, ia lalu mencopot kabel- kabel disana dan melempar pc tersebut ke meja. Terakhir ia menegak satu tegukan air dan menyisakannya untuk disiram ke alat-alat penting tersebut. Ia lalu mendengar suara, dua orang berlalri dan langsung menyerobot masuk ke dalam pos berusaha memperbaiki alat- alat untuk pengontrol tersebut.

Satpam tersebut kelua dari dalam pos dan tertawa melihat dua orang yang dirasa bodoh olehnya. Ia lalu keluar dan melihat area sekitar juga gerbang yang telah terbuka secara perlahan.

Author pov end.

🍁🍁🍁🍁

Keegan pov

Aku dan Luna telah sampai di lantai satu, aku menuntun Luna untuk dibawa memasuki swalayan tersebut. Luna terperangah melihat ruangan yang berisi makanan serta bahan keperluan lainnya yang berada di sini. Tempat ini dilapisi dengan kaca transparan yang tebal, menyuguhi pemandangan luar dan dan pos apartemen.

"Mengapa tidak ada kasir atau penjaga?"

"Mereka memilih pulang saat aku mengumumkannya di aula. Kau ingat?" Tanyaku. "Pilih apapun yang kau mau."

Luna tampak menimang sesuatu, namun tak lama, iapun akhirnya mengambil sebuah keranjang dan memasukan beberapa barang dan makanan yang ia inginkan. Aku membiarkan Luna untuk mengambil keperluannya, aku berjalan menuju pendingin dan mengambil satu botol minuman segar dari sana.

"Ahh.." Aku tidak sengaja mendesah saat rasa hausku terbalaskan dengan minuman segar ini. Aku kembali menegak minuman ini hingga habis. Setelah itu, aku mengambil beberapa minuman yang akan di bawa ke rumah. Mengingat jika persediaan minuman di rumah kian menipis.

Aku melihat dua orang yang berlari menuju pos. Mereka Rogh dan Tyo, aku tidak tahu apakah ada kendala di ruang pos tersebut? Karena ruang pos tersebut terdapat pusat pengendali untuk membuka pagar besi yang menjulang. Aku hanya melihatnya melalui kaca transparan ini.

[3.1] The Apollyon [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang