05. Marah

2.4K 112 3
                                    

SELAMAT MEMBACA!

•••

Gerard dan yang lainnya sedang berkumpul dirumah Gerard. Sebenarnya mereka baru saja pulang dari latihan paskibra. Ralat tapi melatih yang mau lomba. Terkecuali Rhizki tentunya.

Rumah Rhizki dan Gerard hanya terhalang beberapa rumah saja. Sudah dikatakan jika Rhizki dan Gerard merupakan sobat orok!

Berkumpul seperti sekarang tidak lengkap rasanya jika tidak ada sebatang rokok.

Mereka bukanlah anak baik-baik atau biasa disebut good boy, namun bukan pula anak bandel yang ikut gabung gang motor-motoran. Gerard sendiri tidak suka akan hal itu.

Meski dulu dia pernah ditawari untuk masuk namun Gerard menolaknya. Menurut Gerard hanya membuang waktu, mending dihabiskan waktunya dengan Ife!

Jika dibilang Gerard dan yang lain bandelnya masih dalam batas wajar.

Tidak ikut tawuran atau semacamnya. Namun tetap saja, sebatang rokok tidak bisa lepas dari kelimanya.

“Ger, kayaknya buat baju lomba, mending ganti yang lain dah, mumpung masih ada sebulanan lagi,” ujar Ergan.

“Gue setuju sih, soalnya tahun lalu tuh baju udah dipake dua kali diperlombaan yakali gak mau ganti,” sahut Rizal.

Gerard menghisap rokoknya lalu menggempulkan asapnya.

“Omongin sama Rita nanti,” jawab Gerard singkat.

“Kenapa gak lo aja?” Tanya Rizal.

“Yang ikut sekarang pasukan dua belas dan itu semuanya srikandi. Kalo di gaya-gayain dikit sabi kali lah, biar lebih cute gimana gitohhh,” kata Ergan.

“Hm, nanti gue konfirmasi pembina dulu.”

“Yak itung-itung nambah point juga kan? Siapa tau juga kali ini penampilan kita yang terbaik. Lomba kemaren kita emang menang dan juara 1 dari segi apapun kecuali penampilan baju tentunya. Penampilan baju di menangin sama anak sekolah yang dari Tangerang, yakan?” jelas Ergan lagi.

“Gue setuju!” sahut Affif singkat.

Sedangkan Rhizki? Dia hanya duduk seraya menghisang rokoknya dengan santai. Lagian itu bukan fashion dia, dan dia tak mengerti sama sekali.

“Oia, Rhiz, kemaren gue liat Adis boncengan berdua sama cowok, tuh anak dah ada doi apa gimane?” ujar Ergan.

Rhizki yang mendengar itu berdecak pelan.

“Gak peduli gue!” ketus Rhizki.

Ergan tersenyum miring. “Yakin lo?”

“Bacot!” Ergan tertawa kencang.

Keesokan pagi nya saat di sekolah Rhizki kembali berkumpul dengan temannya di belakang kelas yang juga jarang di lalui.

Namun ntah kenapa fikiran Rhizki saat ini dipenuhi dengan omongan Ergan semalam. Ck!

“Anj! Apaan si gue!” gerutu Rhizki.

Setelahnya dia bangkit dari duduknya.

“Mau kemana lo?” Tanya Ergan.

“Wc.”

Rhizki berjalan menuju wc. Namun saat di pertigaan jalan koridor Rhizki berhenti sejenak.

Yang seharusnya Rhizki berjalan lurus untuk wc, dia membelokkan langkahnya menuju kelas anak MIPA.

Kelas Ife adalah tujuannya!

GERARD : Tempramen Boy! (HIATUS!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang