08. Bunda sayang Kakak

1.7K 99 2
                                    

SELAMAT MEMBACA!

•••

Bingung sama sikap dan ucapannya, gak sinkron banget. Disuruh menetap tapi dianya bangsat.

~Azoeyla_

•••

“Ngapain nangis?” tanya Gerard datar.

Mendengar itu Ife baru sadar jika Mobil yang ditumpanginya telah berhenti. Segera saja Ife menghapus air matanya dengan kasar.

Memandang Gerard dengan Mata yang memerah.

“Siapa yang nangis!” ketus Ife.

Gerard tersenyum miring.

“Ingus lo.”

Bukannya dilap atau gimana Ife justru menarik Ingusnya dengan kuat.

Malu? Jelas tidak!

“Jorok!”

SRUTTTTT!

Lemparan tissue mengenai tepat di wajah Ife. Keras. Itulah Gerard.

“Lap tuh ingus lo! Jijik tau gak!” ketus Gerard.

Ife mengambil tissue yang Gerard lempar tadi dan melap ingusnya. Lalu melempar tissue tadi kearah Gerard.

“Bangsat!” umpat Gerard.

“Masih jijik?”

Ife kembali mengusap ingusnya dengan tangan lalu memeletkan kewajah Gerard. Gerard mengamuk dibuatnya.

Jujur saja sebenarnya Gerard tidak jijik, bahkan dia sudah terbiasa dengan itu. Lagian ingus Ife cair berwarna putih. Bukan warna ijo yang kental.

Sedari tadi dia hanya berpura-pura karena rasa kesal dalam dirinya.

“Jelasin!” pinta Gerard.

Tangis Ife mereda, menoleh pada Gerard dan mengerutkan dahinya bingung. Apa maksud Gerard? Apa yang harus Ife jelaskan?

“Apa?” tanya Ife dengan polos.

“Adzie.”

Sekarang Ife paham. Kepalanya mengangguk-angguk tanda mengerti. Jadi ini alasan Gerard mendiamkannya? Tak lama Ife tertawa kecil. Membuat Gerard menatap Ife datar.

“Ngapain ketawa? Jelasin!” ketus Gerard. Matanya menyorot tajam kearah Ife membuat nyali Ife menciut begitu saja. Masih untung Gerard berbaik hati, tidak ada amarah meledak-ledak yang keluar seperti biasanya.

“Gue sama dia cuma ngomongin masalah tentang pramuka. Kenapa gue gak pernah pramuka lagi,” jelas Ife.

“Lo yang larang gue buat pramuka lagi, dan gue ikutin kemauan lo. Dan udah sebulan lebih kan gue gak ikut kegiatan? Bahkan gue gak tau kalo anak kelas sebelas mau ada serah terima Garuda. Gue Dewan Ambalan dan itu udah tugas gue sebagai senior juga!” lanjut Ife.

Kekesal terkuak begitu saja. Dia tak ingat jika sebelumnya Gerard sedang marah padanya.

“Kalo di inget-inget juga, gue gak pernah larang lo buat paskibra, kan? Mau lo ada kegiatan yang buat lo ngilang selama seminggu pun gue terima, tapi kenapa lo larang-larang gue? Lo sama gue punya hobby nya masing-masing. Kalo hobby dan minat lo di Paskibra ya gue di pramuka. Kita gak bisa kontrovesiin antara paskibra sama pramuka cuma karena hubungan kita!” kesal Ife.

Bukannya kemarin-kemarin Ife tidak berani untuk mengatakan ini, hanya saja Ife tidak ingin memperkeruh sesuasa. Ife yang tau sifat Gerard seperti apa membuatnya malas untuk berdebat.

GERARD : Tempramen Boy! (HIATUS!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang