13. Gerard Berulah

1.6K 85 3
                                    

SELAMAT MEMBACA!

•••

Ya namanya juga makhluk perasa wajar kalo baperan.

•••

“Lihat lihat lihat klodbred
Mari makan gratis klodbred
Rizal, Rhizki, dan teman-teman
Habis makan Klodbred pasti kenyang
Kau mau apa lihatlah
Ada klodbred di warung
Ketika klodbred datang

Campur resep cinta emak
Klodbred klodbred
Kita kan punya klodbred
Klodbred klodbred
Ku senang punya klodbred

Nyanyian ala tiktok terdengar sangat berbeda karena nyanyian yang dinyanyikan Ergan begitu melenceng jauh dari lirik aslinya.

“Ergan anjir klodbred klodbred mulu kolor lo noh warna red!”

Ergan mendelik mendengar ucapan Rizal.

“Brisik, Gan. Mending sono dah lu pergi!” ketus Rhizki.

Mendengar itu Ergan menatap sendu kearah Rhizki. “Lo ngusir gue?” tanya Ergan sendu. Jangan lupakan mimik wajah Ergan yang rasanya ingin menabok.

Sedangkan Rhizki hanya memasang wajah bodoamat. Lagian Ergan memang orangnya kurang setengah!

“Yaudah gue pergi,” sendu Ergan dan mulai melangkah keluar dari warkop.

Menahan Ergan? Untuk apa melakukan hal itu. Biarlah dia pergi nanti juga balik sendiri.

“Ih kok gak ada yang nahan gue si!” kesal Ergan. Rizal menatap Ergan dengan tampang menyebalkannya.

“Nahan lo? Gak guna banget anjir!” pekik Rizal.

Ergan menatap sinis kearah Rizal, dan membuang mukanya menatap kearah temannya yang lain.

Ternyata temannya sibuk dengan kegiatannya masing-masing, termasuk Rhizki yang mengusirnya tadi.

Menghela nafas sebentar lalu, lalu kembali melangkah keluar warkop.

Belum ada 5 langkah Ergan pergi badannya sudah muter balik berjalan kearah temannya. Duduk disamping Rhizki dan menyender pada bahu Rhizki.

“Gak jadi pergi deh, ntar kalo gue pergi lo pada kangen lagi, kan gue repot,” pede Ergan.

Bug!

Akhhh!”

Erangan itu berasal dari Ergan yang terjungkal karena Rhizki mendorong keras tubuh Ergan.

“Geli bangsat, lo kira gue homo!” Ergan mendelik.

“Gak usah dorong juga dong! Sakit ni!” ketus Ergan dan bangun dari jatuhnya lalu berjalan menuju motornya dan pergi begitu saja tanpa pamit lagi.

“Dih baperan!” cibir Rhizki.

Semua yang berada disitu bingung dibuatnya. Pasalnya Ergan tidak pernah seperti itu. Apalagi kata 'baperan' dalam pertemanan mereka itu tidak ada.

“Kenapa si?” tanya Rizal yang kepo.

“Tau!” ketus Rhizki.

Gerard yang sedari hanya diam menyaksikan berdecak dibuatnya. Dia merogoh sakunya guna mengambil ponselnya lalu mendial nomor Ergan.

Apa?" Ketus Ergan.

“Balik!” titah Gerard.

Males!”

“Gue tebas pala lo!” ancam Gerard.

Ck! Tadi nggak nahan gue, pasti lo pada kangen kan sama gue, makanya suruh gu—”

GERARD : Tempramen Boy! (HIATUS!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang