06. First Kiss!

2.3K 106 0
                                    

Sudah lebih dari 24 jam Gerard tak ada kabar. Di telepon tidak di angkat, di chat tidak di balas. Dan katanya hari ini dia bolos.

Kadang Ife heran sendiri, kenapa masalah sekecil itu selalu dibesar-besarkan?

"Ife!" seru seseorang memanggil Ife.

Ife menoleh. Ternyata disana ada Adzie. Adzie sendiri teman satu pramuka Ife.

Yap. Ife merupakan anak coconut! Pramuka dan paskibra perpaduan yang sangat cocok bukan?

Adzie terlihat berlari kecil menuju Ife.

"Hari ini pramuka gak? Udah lama banget lo gak pramuka. Kemarin ditanyain juga sama Kak Narul, katanya, 'Ife udah lama gak masuk kemana aja?'" jelas Adzie.

Kak Narul adalah pelatih Pramuka Ife.

Memang, jika dihitung mungkin sudah 1 bulan lebih Ife tidak masuk. Bukan karena Ife malas tapi terkadang Gerard melarangnya.

Alasannya simple karena banyak cowok. Jika kalian bertanya kenapa Ife mau-mau saja disuruh-suruh, jawabannya Ife juga tidak tahu selain itu Ife juga tidak mau memperkeruh hubungan mereka.

Ife bodoh? Jelas dan Ife mengakui hal itu!

"Emm, Dzie. Maaf nih sebelumnya untuk akhir-akhir ini gue gak bisa fokus dulu buat pramuka. Apalagi udah kelas 12 kan?" alibi Ife.

"Bulan besok, kelas sebelas mau ada ikut Garuda, jadi lo gak ikut ngedampingin?"

"E-eh, gimana yak. Nanti deh gue kabarin lagi," jawab Ife.

Jujur saja, sebenarnya Ife sangat ingin kembali aktif namun ketika teringat larangan itu membuat Ife mengurungkan niatnya.

"Inget, Fe, kita Dewan Ambalan. Apalagi lo Pemangku Adat, lo bareng ama gue makanya gue bilang gini sama lo. Dan lo tau tugas Pemangku Adat itu kayak gimana. Jangan lepas tanggung jawab, Fe, kalo lo mau keluar bilang dari sekarang biar gue bilang sama pradana atau pradani buat ngadain upacara."

Ife terdiam. Semua yang dikatakan Adzie memang benar. Ife lepas tanggung jawabnya akhir-akhir ini. Memikirkan diri sendiri tanpa memikirkan orang lain.

"Oke, tapi kayaknya gue gak bisa sekarang, Dzie. Mungkin pertemuan selanjutnya gue usahain masuk. Sorry banget," sesal Ife.

"It's okay. Gue cuma ngasih tau aja."

Tanpa mereka berdua sadari ada sepasang mata yang menatap mereka datar.

Berlalu begitu saja tanpa berniat menghampiri dan meminta penjelasan.

Sedangkan Ife tidak menyadari itu. Setelah selesai berbincang dia pamit pulang. Berjalan dengan santai menuju gerbang. Katanya Adis sudah didepan menunggu Ife.

"Anjir lama banget lo!" ketus Adis.

Ife tertawa. "Maaf, tadi ada perlu bentar. Gak usah marah-marah gitu."

"Gimana gue gak marah-marah, tadi ada alumni Biput yang kesini dan isengin gue! Kesel banget gue anjir!" cerocos Adis menggebu karena emosi.

Bukannya apa lagi-lagi Ife tertawa dan itu semakin membuat Adis cemberut. Melihat respon Ife, Adis menatap Ife sinis.

"Ah gak asik lo!"

"Emang siapa si?"

"Itu lho, yang ikut teater orangnya putih tinggi matanya sipit, yang dikepalanya suka dipakein bandana!"

"Ohhh, gue tau, Bang Chandra maksud lo?"

"Gak tau dan gak peduli, bodoamat lah najis gue!" emosi Adis.

GERARD : Tempramen Boy! (HIATUS!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang