6.🔸

6.1K 529 15
                                    

Ambil baiknya, buang buruknya !!!

Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸

Keep VOTING !!!

--------------------------------------------------------------

Lisa POV🌸

Beberapa hari ini aku menemukan orang baru, orang yang akan menjadi teman hidupku. Entah seberapa lama dia akan bertahan di sisi sikapku yang seperti ini, tapi suatu saat aku ingin berbicara padanya, aku ingin mengatakan dengan sejelas-jelasnya dengan yakin, bahwa dia adalah satu-satunya alasanku percaya pada diriku yang akan tetap dicintai meski tanpa mencintai. Akankah begitu? Kuharap aku bisa segera mencintainya.

Sehari-hari sebelum aku mengenal Jennie, aku terbiasa melakukan apa pun sendiri, bahkan waktu sendiri adalah hal terpenting bagiku. Namun kini setelah mengenalnya, aku merasa bosan ketika sendirian, waktu tanpanya sama seperti aku tidak memiliki kegiatan, membosankan. Apakah ini salah satu tanda bahwa aku mulai mencintainya?

Sudah 30 menit sejak kepergiannya aku masih sendirian di ruangan ini. Tapi tiba-tiba pintu terdengar terbuka, aku penasaran siapa yang tiba. Apa mereka sudah kembali?

"Lisa?" Jennie?

Ah, bukan rupanya, Rose yang datang.

"Eoh?"

"Kau sendirian?" dia menghampiriku dan mengecup pipiku. Itu adalah kebiasaan Rose, entah kenapa dia suka sekali menciumku. Jika aku menghindar, aku takut menyakitinya.

"Em, aku sendiri. Kau tidak bekerja?"

"Aku pulang untuk absen. Ke mana Jisoo? Dan perempuan itu?"

"Sedang pergi ke rumah Jennie"

Dari gelagatnya tetap sama seperti saat kami berjumpa, Rose nampak tak menyukai Jennie. Berbeda dengan Jisoo, dia sangat mendukung pernikahanku, sampai siap melakukan apapun demi mengurus acara pernikahan.

"Mau apa? Bukankah seharusnya sore ini kau pulang?"

"Diundur, besok lusa aku baru bisa pulang. Bagaimana pekerjaanmu? Akhir-akhir ini kau sibuk bolak-balik kemari, memangnya itu tidak mengganggu pekerjaanmu?"

"Aku sedang tak begitu sibuk, kemarin-kemarin ya aku tinggalkan saja"

"Ahm, kau sudah menghubungi Seokjin untuk kasusku yang satu ini 'kan? Jisoo tidak sempat berbicara padaku, dia sibuk"

Seokjin adalah tangan kananku di perusahaan. Aku sulit percaya pada orang, dan satu-satunya orang yang aku percaya setelah sahabatku yaitu dia, wakil direktur presiden, Kim Seokjin.

"Sudah. Oppa bilang dia akan mengambil alih sementara waktu"

"Syukurlah"

"Kenapa kau terus memeluk botol minum?" hah? Aku baru sadar, iya juga, kenapa ya?

"Eoh? Em.. Ini tadi aku haus, iya aku akan minum" aku meneguk air karena memang dari tadi air ini kupeluk, entah kenapa aku merasa botol air ini terasa istimewa ketika Jennie yang memberikannya.

Encounter Becomes Forever ☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang