26.🔸

4.2K 357 37
                                    

Ambil baiknya, buang buruknya !!!

Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸

Keep VOTING !!!

--------------------------------------------------------------

*5 bulan kemudian.

Pekan terakhir menuju detik-detik persalinan Jennie, Lisa berniat untuk berbelanja keperluan istrinya juga anaknya menjelang persalinan nanti.

Sebagai calon ayah yang baik dan penuh kasih sayang, Lisa ikut memilah juga memilih barang mana saja yang akan ia beli. Karena Jennie menyerahkan kepada Lisa apa pun yang menjadi seleranya sepenuhnya, ia ingin suaminya yang memilihkannya.

Di sebuah pusat perbelanjaan terbesar di Seoul, Lisa dan Jisoo sedang mampir dari toko ke toko lain, mencari perlengkapan bayi dan ibu menyusui. Sementara Jennie ditinggalkan bersama Rose, juga Leony di rumah Lisa.

Sudah 2 jam mereka berkeliling di zona perbayian, namun tak kunjung lengkap juga ekspektasi Lisa.

"Apa aku harus menelpon rekan bisnisku yang berada di luar negeri? Di sini tidak ada yang sesuai dengan seleraku" ucapnya pada sekretarisnya, mereka masih berdiri di antara 2 toko yang berdampingan.

Jisoo memijat kepalanya yang pening, lalu mengerkatkan giginya yang menahan kesal. Dari tadi Lisa berkeliling dan memilih beberapa yang dia suka, tapi tak dapat menemukan yang sesuai dengan standarnya, padahal toko itu sudah sangat lengkap menurut Jisoo.

"Begini ya Li, kalau itu menurut seleramu ya kita akan sulit mencarinya. Kita cari yang terbaik, para pelayan di sini juga sudah merekomendasikan produk-produk terbaiknya, bahkan ada juga yang dari luar Korea. Tapi aku aneh padamu, kenapa tidak ada yang kau suka dari sekian banyaknya produk berkualitas? Semua stroller sama saja, yang penting berfungsi dan kuat, nyaman untuk si kecil. Kenapa harus mencari yang kuning-kuning semua si?" protes Jisoo, Lisa menatapnya heran.

"Jisoo, aku bukan hanya mencari yang kuning, tapi juga yang nyaman. Karena kebanyakan yang nyaman itu warna kuning, ya aku cari yang serba kuning, agar warnanya juga menyala"

"Anakmu masih kecil, dia tidak perlu kau beri yang berwarna menyala seperti kuning, kasihan matanya. Seharusnya diberi yang netral saja seperti biru langit, abu-abu, brown, hijau pucat, putih tulang. Jangan kuning terus kalau tidak ada"

"Jisoo, kuning itu melambangkan lincah, aktif, dan ceria. Kuning bukan sembarangan warna, tapi bisa memberi pengaruh ceria pada si bayi"

"Tapi jika kita terus-terusan mencari stroller warna kuning di sini tidak akan ada Li, semua sedang kosong dan jarang memproduksinya. Ada yang kuning, tapi kualitas sederhana justru malah kau tidak mau mengambilnya, ya aku jadi bingung harus mencari ke mana lagi Lalisa" Jisoo nampak kesal, ia pergi untuk membeli kopi, sementara Lisa masih berusaha mencari yang terbaik untuk anaknya tanpa memikirkan ucapan Jisoo.

10 menit kemudian Jisoo kembali, dan Lisa masih memilih barang-barang lainnya selain stroller dengan warna yang kuning.

"Mau mencari kuning apa lagi dia?" gumam Jisoo lalu melangkah menghampiri bosnya.

"Thank you, ini teh 'kan?" tanya Lisa ketika Jisoo menyodorkan satu cup teh yang ia beli bersamaan dengan kopinya.

"Iya, sudah dapat?"

"Belum, yang lain sudah, tinggal stroller"

"Ambil yang biru langit saja, sudah, kita harus segera pulang. Rose menelponku tadi, katanya Jennie mengalami keram, dan ..."

Encounter Becomes Forever ☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang