30.🔸

3.6K 310 40
                                    

Ambil baiknya, buang buruknya !!!

Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸

Keep VOTING !!!

--------------------------------------------------------------

Jennie POV🌼

Akhir pekan.

Malam singkat yang penuh hangat sudah aku dan Lisa lewati, kini pagi berganti naikan cahaya membuka hari.

Dalam bilik kamar mandi dua manusia yang paling aku cintai sedang mandi bersama. Tawa mereka menjadi melodi ketika aku menyiapkan sarapan bernutrisi berupa roti dan pelengkapnya. Suara percikan air dan jeritan Elkan memenuhi ruangan ini.

"Hon, tutup pintunya" ucapku pada mereka, karena mereka tidak menutup pintu kamar mandi.

Tapi tunggu, tiba-tiba suara shower dan percikan air berhenti, tawa-tawa menghilang, kamar mandi menjadi hening begitu saja.

Aku jadi penasaran, kenapa tiba-tiba jadi hening? Aku sengaja melangkah menuju kamar mandi, dengan gestur penuh waspada, terkadang mereka suka jahil, sangat jahil.

"Hon? Elkan? Kalian sedang apa? Ayo selesaikan mandinya sayang sayangku, setelah itu kita sarapan"

Kenapa mereka masih saja diam?

"Dad, dad siap.." nah! Aku mendengar suara Elkan, mereka pasti mau jahil lagi.

"Sssttt.. Satu.. Dua.."

"MOMMYYYYY..."  keduanya mengejutkanku.

"AAA..." mereka menarikku dan memancarkan air padaku, astaga ayah dan anak ini benar-benar kompak.

"Hahaha... Ayo mommy, kita mandi bersama"

"Mommy sudah mandi nak, ah dad, geuman.. sayang.."

"Haha.. Sayang, kau sangat cantik" Lisa memelukku dari belakang, mungkin bermaksud menyanderaku agar Elkan leluasa menyemprotkan air padaku.

"Hihi.. Mommy harus mandi dengan kita, ayo dad, serang..." Elkan menyemprotkan shower ke arah wajahku, dan ini benar-benar membuat pakaianku basah.

Aku berbalik untuk memeluk tubuh suamiku dan melekat padanya, anakku menarik-narik celana boxer ayahnya karena ingin ikut dalam pelukan kami.

Setiap weekend, atau ketika Lisa libur, mereka selalu menarikku ke dalam kebahagiaan yang sederhana dan keseruan yang terasa luar biasa seperti ini. Mereka mengingatkanku pada masa kecilku di mana aku menempati posisi Elkan yang benar-benar bahagia.

Waktu itu tubuhku terasa ringan, tak ada beban dan yang aku lakukan hanya berbahagia dan memakan roti panggang buatan ibu. Semua terasa begitu singkat, menjadi anak paling bahagia di dunia pada waktu itu, karena sekarang, aku sudah hidup berdampingan dengan kehidupanku yang baru, keluarga baru, juga cerita yang baru.

"Ikuuuttt.. Ah mommy.. Buka pelukannya" anakku merengek ketika melihat aku dan ayahnya berpelukan.

Lisa tengil sekali, sama tengilnya dengan Elkan. Dia menjulurkan lidahnya pada Elkan lalu memelukku erat, kemudian mengecup bahuku, dan mengangkat tubuhku, lalu berputar.

"Hon, buka hon, dia ingin ikut" ucapku berbisik, dia melihat pada El.

"Apa El? El ingin ikut? Suruh siapa El menarik celana daddy hingga melorot? Ya sudah daddy tutupi oleh tubuh mommy, El tidak daddy ajak"

Encounter Becomes Forever ☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang