Putraku telah lahir, secara sesar dan selamat. Dengan panjang sekitar 53 centi, berat 3,0 kg, pipi merah dan chubby seperti mommynya, Jennie.
Karena putraku lahir di bawah langit di antara bintang Scorpio, maka aku telah menyematkan satu nama untuknya, dan atas persetujuan istriku yang tercinta, kami memberinya nama Elkan Scorpio Manoban.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tidak ada arti khusus, hanya harapan dan doa terbaik dari kami untuk memenuhi setiap jalan yang akan El lewati. Menitipkan satu harapan yang akan El ganti dengan ribuan mimpi, semoga kami bisa mendampinginya selalu, hingga El merasakan bagaimana rasanya di posisi aku ketika mencapai semua mimpinya. Memiliki senyuman-senyuman paling tulus di sekitarnya, dan menaungi kepala harum manis sarinya, aku berharap aku dan Jennie bisa melakukan itu untuk El ke depannya.
Setelah 2 hari merasakan bagaimana cara kami menahan sabar, akhirnya hari ini kami sudah diizinkan untuk pulang, membawa baby El datang ke rumah.
Dia sedang dikelilingi oleh sahabatku dan mama, juga ibu. Karena aku dan Jennie sedang berada di kamar mandi.
Kolega bisnisku banyak memberikan ucapan selamat yang disertai dengan hadiah. Tak hanya yang dari dalam negeri, bahkan dari luar negeri pun sempat-sempatnya mengirimkan El sebuah kiriman juga karangan bunga atas kebahagiaan kami ini.
Aku senang dengan empati mereka terhadap El, bagaimanapun El akan jadi pewarisku ke depannya. Dan mereka memang sudah sepantutnya melakukan hal seperti ini demi menjaga juga menghormati hubungan bisnis kami.
"Hon?"
"Yes pretty?"
"Aku sudah selesai"
"Ya sudah, biar kugendong ya sayang?"
"Em"
Jennie cukup manja pasca melahirkan. Iya, karena proses yang kami tempuh itu jalan operasi, dia masih saja takut ketika melihat garis bekas sesar di perutnya. Padahal itu sudah merapat dengan rapi dan seperti semula, tapi tetap saja dia takut melihatnya. Kadang aku tertawa dalam hati melihat reaksi istriku yang ketika melihat perutnya, ia lalu bergumam “aku takut dia buka lagi, hon aku takut”, sumpah! Itu sangat menggelitik. Jennie terlalu menggemaskan.
Jennie pikir perutnya dilem dengan lem kertas yang akan membuka lagi dalam waktu dekat, gemasnya istriku.
"Setelah ini kita makan ya?" tanyaku sambil menggendongnya untuk kembali ke ranjang.
