25.🔹

4.5K 341 43
                                    

Ambil baiknya, buang buruknya !!!

Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸

Keep VOTING !!!

--------------------------------------------------------------

Tok tok!!

Ketika pintu diketuk, dokter keluar dari ruangan itu lalu melihat 2 orang yang pernah dia temui beberapa hari lalu.

Dokter berkacamata itu memutuskan untuk bertanya pada kedua orang yang mendatangi ruangannya.

"Ada apa ya?"

"Permisi, dok" ucap Jennie.

"Iya?"

Lisa lalu mengeluarkan dompetnya untuk memperlihatkan kartu namanya kepada dokter, setelah itu ia mulai berbicara.

"Saya putra dari Leony Manoban, pasien anda. Bisakah saya menemuinya sekarang?"

"Kalau begitu mari ikut saya, silahkan"

Lisa menatap Jennie, dan Jennie mengangguk. Ia memberikan kekuatan kepada Lisa hanya dari melalui sorot matanya.

"Baik dok" ucap Lisa setelah istrinya menyetujui. "Ayo sayang" lalu beralih merangkul pinggang istrinya.

Dokter itu mengembalikan kartu nama Lisa setelah melihatnya. Ia lalu berjalan ke arah ruangan tempat di mana Leony menjalani kemoterapi.

Lisa menatap sebuah pintu di mana hatinya mulai rapuh, ia menggenggam tangan istrinya erat seolah hendak menghantam sesuatu yang amat menyakiti dirinya. Tapi itulah kenyataannya, itulah sebuah rahasia terbesar satu-satunya yang Leony simpan seorang diri dari keluarganya.

Perasaan seorang istri yang penuh naluri mengusap lembut hati Lisa, Jennie memeluk tubuh suaminya dengan kalimat yang mungkin bisa menenangkan Lisa walau hanya beberapa saat.

"Sayang, jika kau ingin masuk, maka kau harus siap menerima segalanya, tapi hon, jika kau tidak ingin masuk, maka teruslah berpura-pura seolah tidak tahu tentang penyakit mama, dan kita bahagiakan mama"

"Ternyata apa yang dikatakan oleh dokter itu benar, Jennie. Mama sakit, mama sedang sakit, sakit kanker, sakit yang amat berbahaya dan mengancam jiwa" ucap Lisa dan dokter itupun mendengarnya.

"Saya seorang dokter, mana bisa saya membohongi pasien dengan kalimat yang tidak benar-benar saya ketahui" ucap dokter pada Lisa.

Lisa masih menatap sebuah pintu itu dengan mata yang tengah mengalirkan air mata keperihan. Ia memeluk Jennie lalu memberikan jawabannya.

"Aku akan masuk, sayang. Dan memberikan pengobatan terbaik untuk mama"

"Kau yakin?" Jennie menyelipkan rambut Lisa, lalu mengusap pipi suaminya.

"Aku yakin, tunggu di sini ya sayang? Aku janji untuk tidak menangis di depan mama" Lisa menuntun Jennie untuk duduk di ruang tunggu, lalu ia berjongkok untuk mengusap perut istrinya.

Encounter Becomes Forever ☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang