𝑵𝒂𝒐𝒎𝒊

4 0 0
                                    

Yourword
_

Nathan menyusuri kota, melihat-lihat kendaraan lalu lalang. Di sudut kota, di bawah toko kecil, ia duduk jongkok. Menyiapkan kameranya agar sesuai. Lalu memotret aktivitas orang-orang.

Sejenak ia merasa tenang bila tidak di perhatikan orang-orang. Merasa santai, apabila menjadi orang kecil sesaat saja. Yang tidak perlu memikirkan sibuknya dunia kerja. Tapi yang selalu berpikir, makan apa hari ini?.

Nathan kembali berdiri, menemukan banyak pemandangan yang harus diabadikan.

Ia menghampiri beberapa stand makanan ringan, kemudian membelinya. Menunggu sambil memotret penjual yang sedang menyiapkannya.

Juru parkir yang sedang mengarahkan mobil untuk parkir pun, tak luput dari kameranya.

Bahkan di dekat lampu merah, masih ada dua atau tiga tukang becak yang tertidur di becaknya. Mungkin karena sudah lelah menanti penumpang yang tak kunjung datang.

Nathan masih melihat-lihat hasil jepretannya dengan kamera yang tetap menggantung di lehernya.

"Aduh." Seru gadis di depannya saat lengannya menabrak dada Nathan.

"Eh maaf, maaf." Kata Nathan.

Gadis itu mendongak.

"Kak Evan?" Kaget nya.

Gadis itu mengajak Nathan menepi.

"Sebelumnya kenalan dulu." Ucapnya.

"Saya Naomi, adik kelas kak Evan." Katanya.

"Adik kelas? Di mana?" Tanya Nathan bingung.

"SMP. Mungkin kak Evan nggak kenal saya, soalnya saya jarang keluar kelas." Katanya.

"Oo, salam kenal ya." Kata Nathan.

"Btw Kakak sendirian aja?" Tanya Naomi.

"Iya nih sendiri, lagi jalan-jalan aja." Jawab Nathan.

"Saya boleh ikut? Kebetulan saya juga sendirian." Pinta Naomi.

"Kenapa enggak? Ayo!" Ucap Nathan bersemangat.

Mau dong, orang Naomi ini cantik, putih lagi, rambutnya bergelombang dan panjang.

"Saya juga lagi foto-foto jalan kok kak. Nih." Naomi menyerahkan kamera di lehernya.

"Kamu juga hobby foto?" Tanya Nathan, mengikuti gaya bicara Naomi.

Naomi mengangguk-angguk.

"Itu kenapa saya tau nama kak Evan, saya dulu sering lihat kakak foto-foto kegiatan sekolah sih, pokoknya dokumentasi mesti kakak yang maju. Saya jadi penasaran, siapa nama kakak." Ceritanya.

Sambil melihat-lihat hasil jepretan Naomi.

"Bagus-bagus punyamu." Kata Nathan menyerahkan kembali kameranya.

"Makasih kak." Ucap Naomi.

"Bentar belok dulu." Ajak Nathan.

"Beli sate cilok dulu." Sambungnya.

"Mas satenya dua puluh tusuk, dicampur sama sate tahu juga ya mas."

"Iya mas." Jawab mas mas sate.

"Saya foto ya mas." Izin Nathan.

Nathan segera memotret mas yang sedang membakar sate berjajar dan sekali lagi saat masnya menggunakan kipas dari anyaman bambu untuk menyalakan api.

Naomi sedari tadi memperhatikan cara Nathan berinteraksi dengan orang-orang, juga bagaimana cara dia membidik.

Setelah selesai, Nathan menyerahkan kameranya pada Naomi.

SEVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang