𝑴𝒆𝒏𝒈𝒂𝒌𝒖

3 0 0
                                    

Yourword
_

Sudah dua minggu yang lalu ayah Sarah pulang. Teman-teman Sarah juga jadi menginap hari Sabtunya.

Sekarang Sarah sedang fokus kembali pada materi-materi yang harus ia pahami.

Elang juga fokus pada buku-bukunya, entahlah, dengan Sarah sekarang Elang menjadi rajin membuka buku.

El yang terus berlatih untuk pertandingan antar sekolah, dan Ica yang sedang berlatih untuk tari massalnya.

Nathan pun sudah bergabung dengan ekskul fotografi di sekolahnya. Beberapa kali mereka keluar untuk melaksanakan tugas lapangan. Lumayan, kadang Nathan mendapat uang jajan.

_

"Yah, Adel punya pacar." Adu Sarah saat mereka berdua ada di ruangan khusus milih ayahnya.

Ayah Sarah yang sedang fokus dengan kertas-kertas di depannya pun mengalihkan perhatiannya pada Sarah.

"Oh ya? Siapa?" Tanya ayahnya.

"Elang yah." Jawab Sarah.

Ayah Sarah mengangguk-angguk.

Ayah Sarah sudah tahu nama Elang karena Sarah juga sering menceritakan pemuda itu, tentang keluarga, kondisi, dan apapun yang mereka lalui.

"Kapan?" Tanya Ayahnya.

"Apanya yah?"

"Jadiannya." Sambung ayahnya.

"Emm, waktu mereka nginep pertama kali di rumah kita." Jawab Sarah.

Ayahnya kembali mengangguk.

"Tapi kalian nggak ngapa-ngapain kan?" Tanya Ayahnya.

Sarah menggeleng.

"Bagus." Jawab ayahnya.

"Ayah juga suka Elang." Kata ayah nya membuat kaget Sarah.

"Masa yah?" Tanya Sarah.

"Iya, pekerja keras dan perhatian." Jelas ayahnya.

Sarah tersenyum mendengar ayahnya. Tapi Sarah akui, memang itu faktanya.

"Kapan dikenalin ke ayah?" Tanya Ayahnya.

"Emm, ayah luangnya kapan?" Tanya Sarah.

"Minggu sore, sekalian makan malam gimana?" Tanya Ayah Sarah.

"Setuju. Nanti Sarah bilang ke Elang." Kata Sarah.

"Sip." Ayahnya kembali fokus pada berkas-berkas nya.

"Makasih ayah, saaayang Ayah." Kata Sarah sambil mencium pipi ayahnya.

_

"Kurang ditekuk kakinya Ca." Kata El yang sedang memperhatikan Ica menari.

"Segini?" Tanya Ica.

"Lagi coba."

"Gini?"

"Nah segitu." Ica pun mulai melanjutkan gerakan tariannya hingga selesai

"Tadi kurang gerakan mata sama tolehan kepala aja, kurang mantep gitu, masih ada yang kurang." Kata El.

"Okey El, nanti lagi, makasih banyak ya udah mau bantu lihatin." Kata Ica.

El mengambil sapu tangan di sakunya lalu mengelap keringat yang muncul di wajah Ica.

"Iya sama-sama. Nih minum dulu." El menyodorkan sebotol air mineral pada Ica.

"El kapan tandingnya?" Tanya Ica.

"Masih dua minggu lagi." Jawab El.

"Nanti nonton Ica ya. Ica nanti juga nonton El." Ucap Ica sambil mengibaskan selendangnya untuk kipas.

"Iya Ca, pasti." Jawab El.

_

Ting

Nathan kembali memasuki cafe tempat Dimana Elang bekerja.

"Lang capuccinonya satu." Pesan Nathan kemudian duduk.

Melihat hasil pekerjaannya pagi, siang, hingga sore tadi.

Elang mengangguk, kemudian mengantarkan pesanan Nathan.

"Abis moto Nat?" Tanya Elang menghampiri Nathan.

"Iya. Ada tiga tempat hari ini, lumayan. Udah kenyang sih, tapi kalau nggak capuccino nggak mantap. Hehe." Jawab Nathan.

"Bisa aja Lo." Kata Elang.

"Sarah gimana kabarnya bro?" Tanya Nathan.

"Baik, baik banget malah, gue sama dia sering belajar bareng sih. Pinternya nular ternyata, gue jadi lebih paham materi-materi pelajaran." Jawab Elang.

"Syukurlah, semoga jodoh." Ucap Nathan.

"Amin. Lo sendiri gimana? Sama Naomi?" Tanya Elang yang sudah pernah bertemu dengan kekasih Nathan ini.

"Aman, kadang ketemu di lapangan, pas gue bagian video, dia foto nya haha." Jelas Nathan.

"Kerja sekalian ketemuan." Balas Elang.

"Nah itu gue." Kata Nathan.

"Seru juga kalian ya, rindu nya stabil." Kata Elang.

"Gimana tuh maksudnya?" Tanya Nathan.

"Yakan kalau gue sama Sarah ketemu terus, kalau kalian kan masih ada waktu buat saling kangen. Iya kan?" Tanya Elang memastikan.

"Iya juga sih." Jawab Nathan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Yaudah gue lanjut layani customer dulu Nat." Pamit Elang.

"Oke."

_

Dug dug dug

Bunyi seseorang sedang men dribble bola basket.
Mengopernya pada kawannya di samping depan. Kemudian kembali padanya, dan memasukannya pada ring.

"Yang fokus Dim." Kata El saat dirinya berhasil lolos dari cegatannya.

Dug dug dug

Lemparan El tepat sehingga bola bisa masuk dengan pas di ring basket.

"Nih coba Lo." El mengoper bola pada Dimas.

Dimas yang belum juga berhasil memasukan ke ring basket pun berhenti.

"Istirahat dulu Dim." Kata El, menyerahkan bola pada temannya yang lain.

"Kenapa? Lo lagi ada pikiran?" Tanya El pada Dimas yang sedari tadi tidak fokus.

Dimas menggelengkan kepalanya.

"Nggak papa, santai aja, gue dulu juga pernah nggak fokus kayak Lo. Waktu itu gue baru aja di tolak cewek. Jadi gue sering salah oper, sering nggak pas masukin bolanya." Kata El.

Dimas mendengarkan Kata-kata El.

"Tapi gue sadar, nggak ada yang tau masalah gue kalau gue nggak cerita. Lagi pula dunia basket nggak akan ikut campur masalah hati." Sambung El.

"Jadi yang bisa gue lakuin ya, latihan lagi, latihan lagi, terus gitu sampai hati gue pulih sendiri." Jawab El.

El bangkit, mendapat operan bola, lalu kembali memasukan bola ke ring dengan tepat.

_

Ting

Sarah : besok Minggu, jam 7 malam, ayah ngajak makan malam sama-sama.

"Syukurlah, akhirnya ketemu calon mertua." Send.

Sarah : jangan lupa ya.

Elang tersenyum lebar melihat chat dari Sarah.

Sudah lama ia ingin berkenalan dengan ayah Sarah. Tak sabar menuju hari Minggu.

_

Tbc.

SEVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang