𝑩𝒆𝒓𝒖𝒃𝒂𝒉

10 0 0
                                    

Yourword
_

"Dipotong rapi ya mas, tapi yang kece." Ucap Mikhal sambil duduk di kursi tunggu.

Di sinilah mereka berdua. Di ruangan lebar banyak cermin dan contoh model gaya rambut pria. Warna biru dan merah mendominasi tempat ini. Setelah dari sekolah lama mereka, Bram entah mendapat pencerahan dari mana, tiba-tiba mengajak Mikhal ke barber shop. Tentu saja Mikhal mendukung, toh nanti kalau rapi kan bagus, kelihatan muka tampannya.

Setelah hampir 30 menit menunggu, akhirnya selesai juga. Setelah membayar, Bram menuju ke Mikhal yang sedang bermain ponsel.

"Ayo, udah selesai nih." Kata Bram.

Mikhal memasukan ponselnya dalam tas, sedetik kemudian matanya tak lepas dari Bram yang berubah.

"Ck, Lo kalo mau lihat gue, di mobil aja ayo." Kata Bram sambil berlalu meninggalkan Mikhal.

"Woy tungguin!" Mikhal berlari kecil menyusul langkah Bram.

"Makan dulu." Cicit Mikhal sambil mengelus perut langsingnya.

Bram memutar bola matanya malas.

"Sate?" Tanya Bram.

"Terserah."

"Soto?"

"Terserah."

"Kalo Lo jawab terserah kita pulang." Ketus Bram.

"Buset sensi amat mas." Kata Mikhal mendahului Bram masuk mobil.

"Mau bebek." Ucap Mikhal dengan tatapan memohonnya.

Bram mengingat ada rumah makan berbagai olahan bebek di sekitar sini. Mungkin yang dimaksud Mikhal yang itu.

"Jalan Pattimura?" Tanya Bram.

Mikhal mengangguk lucu.

"Hmm." Gumam Bram mengiyakan. Tak lama kemudian Bram memakirkan kendaraannya. Sedangkan Mikhal dari tadi dalam mobil sudah bersorak senang.

"Bisa manja juga nih anak, biasanya kan marah-marah gak jelas." Batin Bram mencuri pandang pada Mikhal.

"Lo mau pesen apa?" Tanya Mikhal menyerahkan selembar menu pada Bram.

"Samain aja deh kayak Lo." Jawab Bram tanpa melihat menu.

"Oke deh." Mikhal memanggil pelayan lalu segera menyebutkan apa yang mereka inginkan.

"Jadi, gimana? Lo semalem mabuk?" Tanya Mikhal saat pelayan sudah pergi menyiapkan pesanan mereka.

"Dikit." Jawab Bram.

"Kenapa?" Tanya Mikhal.

"Kenapa dikit?" Tanya Bram lagi.

"Bukan, kenapa masih mabuk? Lo ada masalah?" Tanya Mikhal.

"Nggak papa pengen aja." Jawab Bram.

Mikhal tau, Bram masih belum bisa cerita tentang dirinya. Mikhal pun hanya bisa menunggu waktu yang tepat untuk membantu Bram yang asli kembali.

"Besok Lo ada acara?" Tanya Bram.

Mikhal mengangguk.

"Besok gue mau balik lagi kuliah." Jawab Mikhal sambil senyum yang dipaksakan.

Bram menatap Mikhal seolah berat untuk membiarkan Mikhal pergi.

"Kurang berapa lama?" Tanya Bram.

"Sebentar aja nggak lama-lama." Jawab Mikhal bersamaan dengan makanan datang.

Mereka memakan bebek goreng dengan sambal mangga muda. Di tambah lalapan yang menyegarkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SEVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang