7. Beach, Naneun Solo!

1.4K 216 3
                                    

"Apa kompor sudah mati?"

"Sudah."

"Apa kau sudah mengunci pintunya?"

"Sudah."

"Apakah-"

"Sudah, Unnie! Sudah!" Lisa yang tak tahan dengan ocehan Jisoo memukul sandaran kursi dengan jengkel. Rosé yang duduk disebelahnya terkikik geli melihat ekspresi anak itu. Sementara Jisoo hanya berdecih kemudian duduk dengan santai di kursi belakang bersama Jennie.

Hari ini adalah mereka akan pergi ke pantai. Sebuah tempat yang seakan wajib dikunjungi orang Korea untuk menghabiskan liburan musim panas. Pantai Eurwangni adalah tujuan mereka kali ini. Pantai yang masih berada di kawasan Seoul dan terletak di dekat Bandara Incheon ini hanya memakan waktu sekitar setengah jam dari rumah Jisoo. Tadinya mereka ingin melakukan roadtrip ke Jeju. Hanya saja itu terlalu melelahkan dan memakan waktu yang lama di jalanan. Keempatnya takut kalau itu malah membuat mereka kelelahan dan akan berpengaruh pada kesehatan mereka.

Agak lucu sebenarnya. Rosé membuat daftar tempat liburan secara detail dan rapi, telah disetujui oleh ketiga sepupu, namun pada akhirnya, tujuan mereka malah sering berubah-ubah mengikuti situasi dan kondisi. Agak sia-sia, tapi tak apa. Rosé sendiri tidak merasa keberatan. Toh, tujuan utamanya berlibur bersama para sepupu adalah untuk menghabiskan waktu bersama, bukan hanya sekedar berlibur mengunjungi tempat-tempat wisata. Jadi selama mereka bersama, kemanapun tak apa.

"Hey, HEY! Keraskan radionya!" Jennie menepuk bahu Rosé yang tengah menyetir beberapa kali. Radio lokal yang sengaja diputar pelan untuk mengisi kekosongan kini mulai memainkan lagu kesukaannya sejak lama; Solo dari Ruby Jane. Rosé sendiri hanya menurut dan mulai menaikan sedikit volumenya. Walau ia bukan penikmat pop/hip-hop seperti ini, tapi ia adalah pecinta musik dan jenis musik apapun nyaris bisa diterimanya dengan baik.

"Kalian mau tau fakta menarik?" Lisa menoleh kearah belakang. Menghadirkan tatapan penuh tanya dari Jennie dan naiknya sebelah alis milik Kim Jisoo. "Apa?" Malah Rosé yang bertanya.

Lisa tersenyum congkak. Gadis itu mengusap-usap dagunya dengan ibu jari dan telunjuknya kemudian menyilangkan tangan di dada. "Orang yang memproduseri lagu ini adalah orang yang sama yang juga memproduseri lagu debutku. Dan aku juga kenal dengan Ruby Sunbaenim." Katanya bangga.

"Tidak mungkin!" Jennie yang merupakan penggemar berat Ruby Jane nyaris berdiri jika tidak tertahan oleh sabuk pengaman yang melilit di tubuhnya. Ia baru menyadari jika idolanya itu bernaung di management yang sama dengan sang adik dan dirinya benar-benar kesal karena baru mengingat itu. Jika ia sadar sejak awal, ia bisa meminta Lisa untuk mempertemukannya dengan Jane!

"Yup, yup! Itu benar. Aku bahkan mempunyai nomor telepon Ruby Sunbae." Tambahnya membuat Jennie semakin menggelinjang, fangirling! Dan itu merupakan pemandangan yang cukup menghibur untuk dilihat.

Tapi Jisoo yang melihat Lisa tersenyum congkak malah terkekeh geli dalam hati. Anak-anak ini bertingkah seolah bertemu selebriti adalah hal yang sulit bagi mereka. Padahal nyatanya, mereka hanya perlu meminta. Entah pada orang tua mereka, atau pada Jisoo. Orang-orang yang disebutkan oleh adik-adiknya itu jelas mengetahui siapa Jisoo. Lagipula, siapa yang tidak mengenal dirinya? Calon pemimpin dari televisi swasta terbesar di Korea Selatan!

"Hey, kalian mau mendengar fakta menarik dariku?" Jisoo angkat bicara. Rosé yang sejak tadi menyimak melirik kakaknya lewat kaca spion. "Fakta ini pasti benar-benar menarik. Aku bisa menjaminnya." Katanya.

Jisoo terkekeh. "Lisa-ya, aku mengenal Hwang BO Kyung, bosmu. Jennie-ya, andai kau meminta, aku bisa membuat Ruby Jane bernyanyi di depan wajahmu hingga suaranya habis, dan Chaeyoung-ah.." Gadis itu memberi jeda, menikmati wajah-wajah tercengang dari adik sepupunya. "Sebelum kalian datang hari itu, aku telah melakukan panggilan video langsung bersama Adele. Membahas kontraknya yang akan tampil di ulang tahun ke 25 TvK. Kalau tidak salah, kau penggemarnya kan?" Tanya Jisoo dengan nada menggoda.

Summer DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang