11. Bukhansan

1.1K 191 14
                                        

"Silahkan isi identitasnya disini." Jisoo mulai menulis identitas dirinya, juga adik-adiknya diatas selembar kertas yang disediakan. Mereka sedang berada di pos pendaftaran Bukhansan, Gunung Bukhan yang masih terletak di Seoul. Orang-orang bilang bahwa matahari terbenam di Gunung Bukhan adalah yang terbaik. Jadi Lisa dengan semangat mengajak kakak-kakaknya untuk kesini.

Tentu permintaan itu bukan hal yang mudah dan langsung disetujui. Seperti biasa, Jennie yang tak suka kegiatan ekstrem menolak keras ajakan itu. Tapi lagi dan lagi, Lisa yang selalu bersekutu dengan Rosé berhasil meyakinkan si gadis bermata kucing untuk setuju. Lagi pula Bukhan adalah gunung yang cocok untuk pendaki pemula seperti mereka. Ketinggiannya hanya sekitar 836mdpl dan dengan ketinggian seperti ini, lama mendaki biasanya hanya memakan waktu sekitar satu setengah jam saja untuk mencapai puncak.

"Apa kita akan ditemani guide?" Tanya Jennie menatap petugas administrasi. Ia cukup khawatir tentu saja. Biar bagaimanapun, gunung tetaplah alam liar terlepas dari mereka yang sebenarnya masih berada di ibukota. "Track kami sangat jelas, penunjuk jalan juga kami letakan di setiap sudut. Jadi jasa guide kurang diperlukan disini. Tapi Nona tidak perlu khawatir karena di setiap pos ada petugas kami yang berjaga selama 24 jam." Jelas petugas dengan senyuman ramah. Jennie yang mendengar itu lantas mengangguk. Setidaknya ia bisa bernafas lega sekarang.

"Unnie, kau takut?" Tanya Lisa dengan seringai menggoda. Tak ragu Jennie mengangguk. "Tentu. Ini alam liar, kita tak tau apa saja yang ada disini." Jawabnya serius. Membuat Lisa yang setuju tak memiliki alasan untuk menggoda kakaknya kali ini. Jennie memang benar.

"Camping site-nya, apakah jauh dari puncak?" Tanya Jisoo kali ini. Petugas menggeleng pasti, "tidak. Hanya beberapa meter sebelum puncak, ada lahan datar yang bisa digunakan camping. Petugas kami juga ada disana untuk mengarahkan. Jadi sebelum puncak, pendaki yang ingin menginap disarankan untuk membangun tenda terlebih dahulu agar bisa langsung digunakan setelah turun." Petugas kembali menjelaskan.

"Apakah kami dipastikan akan mendapat tenda?" Sesi tanya jawab disambung oleh Rosé. "Tentu. Setelah mengisi form identitas dan kebutuhan tenda, kami akan langsung menghubungi tim diatas untuk menyiapkan peralatan tenda. Untuk pendirian tenda, kalian boleh memilih untuk membangun tenda sendiri atau dibuatkan oleh tim disana. Namun saran dari saya, membuat tenda sendiri tentu lebih menyenangkan." Jelasnya lagi. Mereka mengangguk mengerti.

Setelah form identitas terisi, Jisoo memerintahkan adik-adiknya untuk memeriksa kelengkapan mereka seperti air dan makanan. Mereka akan mulai naik tepat pada pukul empat sore. Jadi kebutuhan makanan mereka tidak terlalu banyak karena hanya akan menginap semalam dan turun keesokan paginya. Ketika dirasa cukup, keempatnya berkumpul sejenak untuk melafalkan doa.

"Let's go!" Seru Lisa yang memimpin perjalanan mereka paling depan. Jennie dan Jisoo ada di tengah sementara Rosé paling belakang. Mereka harus diapit oleh gadis-gadis kuat, begitu kata Jennie.

"Track-nya belum terlalu melelahkan ya." Kata Lisa riang. Jisoo yang mendengar itu agak berdecak, "kita baru berjalan selama lima menit. Tentu saja belum lelah." Katanya. Lisa mencebik dan mengabaikan kakaknya.

Pemandangan sejauh ini masih terisi oleh pepohonan dan bebatuan. Belum ada jurang terlihat apalagi tanjakan. Gunung ini memang benar-benar cocok untuk pendaki pemula. "Halo, selamat mendaki!" Serombongan pendaki turun dan menyapa mereka yang mulai naik. Keempatnya balas menyapa dengan ramah. Baru pertama kali merasakan sensasi mendaki dan bertemu dengan pendaki lain. Katanya, setiap pendaki adalah teman!

"Bisakah kita beristirahat sebentar?" Tanya Jennie setelah sekitar 15 menit perjalanan mereka. Jisoo menyetujui sementara Lisa beradu pandang dengan Rosé. Yang termuda mengangguk setuju. Kelelahan saat mendaki gunung harus dihindari sebisa mungkin. "Oke, tapi kita naik sebentar lagi, ne? Di depan sana ada tempat yang datar." Kata Lisa. Mereka setuju. Dan begitu mencapai titik yang dimaksud, Jennie segera menjatuhkan dirinya di tanah dan duduk berselonjor disana.

Summer DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang