15. Count on Me

959 165 28
                                    

Jisoo, Jennie, Rosé dan Lisa pada akhirnya tidak pernah sampai di timezone hari ini. Mereka langsung pulang ke rumah karena mood Jisoo yang hancur berantakan akibat kejadian memalukan tadi. Well, sebenarnya Jennie, Rosé dan Lisa yang memutuskan untuk pulang. Perubahan ekspresi Jisoo sangat sulit untuk diabaikan walaupun kakak mereka itu tidak mengatakan apapun.

"Tutup pintunya." Jisoo berkata sambil berlalu meninggalkan adik-adik sepupunya yang masih berada di dalam mobil. Ketiga gadis itu saling berpandangan, "Unnie pasti kesal sekali." Ucap Lisa pelan.

"Ya, dan malu." Balas Rosé menanggapi. Gadis itu kemudian menatap Jennie dengan tatapan menuntut. "Bisa jelaskan semuanya? Kami benar-benar tidak tau kalau Jisoo Unnie pernah berpacaran dengan pria tadi tapi malah langsung terjun ke medan perang begitu saja." Lanjutnya dengan nada kesal. Jennie menghela napas kasar dan sedikit melirik pintu rumah Jisoo yang masih sedikit terbuka. Memastikan kalau kakaknya itu tidak kembali dan mendengar percakapan mereka.

"Sebenarnya aku juga tidak mengenal pria tadi. Tapi Unnie pernah menunjukan fotonya padaku beberapa bulan lalu, yang mana aku juga lupa kapan tepatnya. Dan saat kita di pantai waktu itu, kalian ingat Jisoo Unnie tidak terlalu banyak berbicara?" Lisa dan Rosé mengangguk bersamaan, mengingat keterdiaman Jisoo saat itu. "Disana mereka putus. Unnie bilang pria ini selingkuh dengan teman kerjanya. Setelah itu aku tidak tau lagi kelanjutannya karena Unnie tidak pernah membahasnya lagi. Sampai hari ini." Jennie menutup penjelasannya.

Lisa tak bisa menyembunyikan raut kesalnya setelah mendengar penjelasan sang kakak. "Kita harusnya membuat pria itu masuk rumah sakit. Berani-beraninya menyelingkuhi Kim Jisoo." Katanya tak suka. Rosé mengangguk, namun sedetik kemudian langsung duduk tegak menatap sepupunya dengan ekspresi serius. "Tapi si Jinyoung itu bilang akan membalas kita kan? Terutama Jisoo Unnie, katanya. Aku takut dia melakukan sesuatu yang buruk pada Unnie. Dan lagi, aku takut seseorang merekam kejadian tadi. Kau akan debut, Lisa-ya. Itu akan tidak terlalu baik untuk karirmu nanti." Ucapnya menyampaikan kekhawatiran.

Lisa terdiam memikirkan itu. Benar juga, pikrinya. Usahanya menjadi trainee selama bertahun-tahun bisa hancur hanya karena pria bodoh yang telah mengganggu kakak mereka. Dan itu akan sangat menyakitkan untuknya. Tapi Jennie langsung menggeleng dan menepuk-nepuk pundaknya, membuat Lisa menoleh dan menatap si gadis bermata kucing. "Tidak akan ada yang terjadi. Kalian bisa pegang ucapanku. Keluarga kita tidak semudah itu untuk diusik, apalagi oleh pria semacam itu. Jangan takut." Ujarnya menenangkan. Lisa menghela napas panjang dan mengangguk, menyingkirkan kekhawatirannya sendiri.

***

"Unnie? Sedang apa?" Lisa menghampiri Jisoo yang sejak kepulangan mereka tadi tidak juga menunjukan dirinya. Gadis itu hanya berdiam diri di kamar untuk waktu yang cukup lama. Dan itu membuat adik-adiknya khawatir, apalagi sekarang sudah mulai memasuki jam makan malam.

"Hm? Tidak ada." Jisoo menoleh dan menjawab dengan singkat. Membuat Lisa tersenyum canggung dan masuk ke kamar kakak sepupunya itu. "Ayo makan malam. Kami sudah membeli banyak makanan untuk kita." Ucap Lisa sambil duduk di sebelah Jisoo.

"Kalian duluan saja. Aku malas." Balasnya mengalihkan pandangan pada ponsel yang semula mati. Jisoo tak punya cukup tenaga untuk menghadapi adik-adiknya yang mungkin saja akan meledeknya soal kejadian tadi. Walaupun sebenarnya itu hal biasa bagi mereka, tapi untuk saat ini Jisoo masih tidak dalam mood yang baik. Jika mereka meledeknya, respon Jisoo mungkin akan menyebalkan dan ia tak mau menyebabkan kekesalan yang tidak perlu

"Tidak, tidak. Unnie harus makan. Chaeyoung sudah memesan ramen dan ayam goreng kesukaan Unnie. Tidak enak kalau sudah dingin." Bantah Lisa.

Summer DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang