14. Fight!

973 169 19
                                    

Tiga hari telah berlalu sejak kejadian demam berjamaah yang dialami empat gadis cantik itu. Orang tua mereka sudah pulang sejak kemarin, namun mereka terus memastikan bahwa Jisoo, Jennie, Lisa dan Rosé masih akan beristirahat total hari ini. Dan ngomong-ngomong, Yuri memang tidak datang hari itu. Tapi selama seharian penuh, panggilan video terus tersambung dari Thailand demi ikut berpertisipasinya Yuri dalam acara memarahi anak-anak mereka. Jadilah selama itu, empat bocah menyebalkan terus berpura-pura tidur sementara para ibu mengobrol dengan heboh di ruang keluarga.

Walaupun para orang tua mendadak datang dan melanggar kesepakatan yang Jennie berikan, diam-diam keempatnya merasa bersyukur karena para ibu datang dan merawat mereka. Karena jujur saja mereka cukup bingung kala itu. Jisoo yang berusaha menghubungi asistennya untuk merawat mereka pun mendadak mengurungkan niat karena tak mau merepotkan karyawannya yang mungkin saja sedang liburan. Lagi pula, ia juga merasa tak enak. Untunglah para ibu datang. Walaupun telinga mereka habis melahap omelan, setidaknya mereka baik-baik saja sekarang.

"Aku bosan." Ucap Lisa tiba-tiba. Gadis itu hanya berguling-guling di karpet sejak tadi. Mereka benar-benar tidak memiliki kegiatan apapun hari ini.

"Aku juga. Semakin hari, liburan kita semakin tidak jelas." Sahut Jennie yang sama bosannya dengan Lisa. Rosé mendengus keras dari ujung sofa. Gadis itu memutar matanya jengah kemudian menatap malas kearah saudara-saudaranya. "Tidak ada gunanya aku membuat daftar liburan waktu itu." Katanya.

"Ini semua tidak akan terjadi kalau kalian tidak memiliki ide konyol untuk menghabiskan musim panas di rumahku." Jisoo bergabung ke dalam obrolan. Yang mana, bukannya memberi solusi, malah membuat ketiga sepupunya merasa semakin sebal sekarang. "Unnie masih saja mempermasalahkan itu. Shibal." Gerutu Jennie dengan umpatan pelan diakhir kalimatnya.

Sayangnya, Jisoo bisa mendengar itu dengan jelas. Jadi dengan gerakan cepat, gadis itu duduk tegak lantas melemparkan sebuah bantal yang langsung menghantam wajah menyebalkan milik Jennie. "Argh!" Pekiknya keras.

"Itu yang kau dapatkan jika mengumpati kakakmu sendiri!" Ucap Jisoo tajam. Jennie memasang wajah cemberutnya, namun tak bertindak lebih. Ia tak mau macam-macam dengan Kim Jisoo!

"Lagipula, Unnie terus membahas hal itu. Kalau mengatakannya sekali lagi, aku mungkin akan benar-benar tersinggung." Lisa menimpali dengan wajah berani. Membuat Jisoo mendengus dan membuang pandangannya ke arah lain. "Aku hanya bercanda." Katanya pelan.

Rosé menyeringai puas. "Kau takut kami tersinggung, Unnie?" Tanyanya. Jisoo hanya berdecak kesal. Gadis itu berdiri meninggalkan adik-adiknya untuk kemudian masuk ke kamar. Tapi sebelum itu, ia mengajukan pertanyaan yang langsung ditanggapi heboh oleh ketiga bocah itu.

"Aku mau ke mall. Ada yang mau ikut?"

***

"Apa kita langsung ke timezone?" Tanya Lisa begitu mereka turun dari mobil. Jisoo tentu saja menggeleng. "Makan dulu. Kalian belum makan sejak pagi." Balasnya. Mereka memang belum sarapan dengan alasan malas karena di rumah memang hanya ada roti dan selai. Rosé yang biasanya bersemangat untuk makan pun hari ini memilih untuk mengosongkan perutnya karena malas dan tidak tertarik dengan sehelai roti tawar. Mungkin karena beberapa hari terakhir ada para ibu yang memasak makanan enak untuk mereka, ketiganya jadi malas dengan menu yang alakadarnya. Hanya Jisoo yang memaksakan diri untuk makan karena ia tak ingin perutnya sakit karena kekurangan asupan.

"Tapi area timezone nya bisa penuh kalau kita tidak langsung kesana." Rengek Jennie yang mendadak bertingkah seperti anak kecil sekarang. Jisoo menatap tajam ketiga adiknya, "Makan." Tegasnya tak bisa di bantah.

Lisa dan Jennie terang-terangan mendengus kesal sementara Rosé hanya mengangkat bahunya acuh dan langsung setuju begitu saja. Jisoo akhirnya membawa mereka ke restoran Asia favoritnya. Lumayan banyak pilihan disana, jadi adik-adiknya bisa memilih apapun yang mereka suka. Ia juga sering membawa kliennya untuk makan disinidisini.

Summer DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang