52

500 24 11
                                    

Brum ...
Brum ...

Suara deru motor terdengar memasuki pekarangan rumah yang amat megah.

Black dan Kevin turun dari mobilnya dan segera memasuki rumah tersebut yang ternyata adalah kediaman Black yang memang sudah terlalu lama ditinggal karena Black lebih banyak menghabiskan waktunya di Maskar.

Black melangkahkan kakinya menuju ruang bawah tanah sedangkan Kevin mengekori dari belakang dengan mata yang mengedarkan pandangannya menatap sekelilingnya sekilas.

Ceklek ...

Pintu ruang bawah tanah terbuka menampilkan beberapa alat latihan berat dengan samsak yang tergantung dipojokkan .

Didalam ruangan bawah tanah ini ada sebuah monitor yang terhubung ke komputer, ada juga kulkas dan dua sofa serta sebuah televisi yang didesain sedemikian rupa hingga ruangan bawah tanah ini seakkan sebuah rumah dengan pelengkap yang memang dibutuhkan.

Kevin tertegun saat menatap dinding ruangan tersebut yang dipenuhi senjata senjata mulai samurai hingga pistol dengan ukuran yang berbeda-beda.

"Kopi?," Tawar Black mengalihkan atensi Kevin kearah Black.

"Boleh," jawab Kevin.

Segera Black mulai berkutat pada mesin pembuat kopi setelahnya dua gelas kopi terhidang.

Keduanya duduk di sofa sambil menyesap kopi yang masih mengepul karena masih panas.

"Sekitar 10 tahun lalu keluarga Bratajaya lebih tepatnya keluarga dari paman mu diserang oleh sekelompok orang hingga terjadi baku tembak. Nyonya Bratajaya bersama dengan putra bungsunya Arga Bratajaya melarikan diri dengan sebuah luka tembak pada perut nyonya Bratajaya. Sedangkan tuan Bratajaya bersama putra sulungnya Vino Bratajaya keduanya berusaha melawan sekelompok penyerang tersebut," Black menjeda ucapannya.

"10 tahun lalu, aunty Saras datang bersama Arga dengan darah yang bercucuran. Aku sangat mengingat hal itu dan setelahnya aunty dinyatakan meninggal karena kehabisan banyak darah dan luka tembak nya cukup dalam," timpal Kevin masih berbekas diingatan nya Saras yang merupakan adik dari papanya tengah malam mendatangi kediaman mereka dengan darah yang mengalir deras waktu itu Kevin masih terlalu kecil untuk tahu apa yang terjadi.


" segreti che conosci sono riscattati con la tua vita (rahasia yang kamu ketahui ditebus dengan nyawamu) itu perkataan yang didengar langsung oleh Vino Bratajaya yang ditujukan pada tuan Ramesh Bratajaya. Keduanya melarikan diri saat sekelompok penyerang mulai lengah dan ditengah jalan tuan Ramesh menyuruh Vino untuk memberikan pesan rahasia pada Mr Verry dan esoknya mayat tuan Ramesh ditemukan dengan luka tembak pada beberapa bagian tubuhnya," ujar Black.

Kevin mengernyit "apa yang terjadi dengan Vino?" tanyanya karena dirinya hanya pernah bertemu beberapa kali dengan Vino Bratajaya saat keduanya berumur 8 tahunan.

"Vino mengalami luka tembak namun tidak terlalu parah dan tak sadarkan diri tepat didepan rumah Mr Verry," hening sebentar "Kemudian Mr Verry mengantar Vino ke pasukan WDSFI dan Vino dilatih menjadi pasukan pemburu dan seorang prajurit tanpa rasa takut," lanjut Black dalam hati.

"Kemudian?" tanya Kevin terlihat penasaran meskipun sedikit bingung mencerna seluruh cerita.

"Kemudian  ... Kevin dibawah dalam perlindungan pasukan rahasia dunia," ujar Black mengakhiri.

"Jangan tanya kelanjutannya karena itu dirahasiakan, yang perlu kau ketahui bahwa Kayla yang merupakan kakak mu adalah seorang mata-mata yang dikirim dan menjebak seluruh pasukanku dan bahkan merupakan tangan kanan dari sosok yang telah membom gedung membuat ratusan nyawa hilang, karena Kayla sosok Vino harus pergi dari dunia bahkan setelah sosok tersebut lah yang paling percaya serta menyelamatkan Kakakmu Kayla" setelah mengucapkan kalimat itu, suasana hening diantara keduanya.

"Apa semua cerita itu dapat dipercaya?" tanya Kevin akhirnya.

Black bangkit berdiri, "aku tidak akan mau meyakinkan seseorang untuk percaya apa yang aku katakan, tapi setelah tahu cerita ini tidak perlu membantu jika tidak percaya tapi jangan ikut campur," ujar Black sarkas.

Black hendak melangkah pergi namun sebuah tangan kekar menggenggam  erat tangan Black. Keduanya saling pandang, disertai kebisuan yang kembali muncul.

"Aku akan membantumu, Karena aku percaya denganmu," ujat Kevin pelan, sedangkan Black hanya terpaku.

Kevin berlutut dihadapan Black, "Aku mewakili kakakku minta maaf walaupun aku sangat tahu permintaan maaf ini tidak berguna, kondisi Kayla sungguh buruk bukan kah itu karma baginya, bisakah aku menjadi penebusan kakakku?" Pertanyaan itu membuat atmosfer di sekeliling Black sedikit menghangat.

Black dengan kesadaran penuh menarik tangannya dari genggaman Kevin.
"Kau cukup berguna dan aku akan memanfaatkanmu, aku mungkin tidak puas dengan kondisi Kayla tapi mungkin untuk beberapa waktu aku bisa menjaga jarak dari dirinya namun aku tidak berjanji untuk memaafkan nya. Kau perlu kembali dan beristirahat. Lusa siapkan semua informasi tentang keluarga Pradipta," ucapan Black mengakhiri percakapan diantara keduanya.









                     _________000__________

leader's secret(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang