#3

1.4K 159 11
                                    

Keesokan harinya, kelas diisi seperti biasa dan Wei Wuxian yang selalu datang pukul 9 pagi mendapati ceramahan dari Lan Qiren karena kebetulan orang tua itu jadwalnya mengajar. Wei Wuxian yang diceramahi sesekali menyengir dan Jiang Cheng yang melihatnya menahan rasa malu. Kelas berakhir sampai dengan pertengahan hari, seperti biasa, setiap kali Lan Qiren mengajar, Wei Wuxian sudah tahu pasti itu membicarakan pohon keluarga dan bagaimana harus ini-itu. Tidak ada yang menarik bagi Wei Wuxian, makanya saat ada kesempatan atau bahkan dengan sengaja dia akan tertidur dan terbangun karena amukan dari Lan Qiren.

Setelah kelas berakhir, Wei Wuxian seperti biasa mengajak mereka untuk kebelakang gunung. Meskipun hampir setiap hari buah dibelakang gunung mereka ambil, rasanya tidak pernah berkurang seperti bagaimana mereka melihatnya saat awal. Wei Wuxian selalu memperhatikan apapun disekitarnya dengan diam-diam, dan merasa jika buah disini memang seperti tidak pernah berkurang meskipun mereka mengambil dan memakannya setiap hari. Wei Wuxian jadi berpikir jika mereka tumbuh dalam semalam.

Seperti biasa, Wei Wuxian dan teman-temannya memanjat pohon buah yang akan mereka makan. Setelah mereka sudah mengambilnya, mereka mencuci lalu memakannya bersama-sama dibawah pohon rindang yang biasa mereka tempati. Tempat ini sudah seperti rumah ketiga mereka, karena yang kedua adalah kamar asrama. Jadi tempat ini adalah rumah ketiga yang terbuka. Wei Wuxian berpikir seperti itu.

Wei Wuxian mengernyit saat dirasa dirinya ingin membuang air kecil, dia bangkit berdiri dan berpamitan sebentar untuk urusan lain, mereka mengangguk. Wei Wuxian sedikit berlari dan mencari tempat yang pas untuknya membuang air kecil. Setelah menemukan semak-semak yang sepertinya sudah sangat tua, dia lalu melakukannya.

Wei Wuxian bergumam lega ketika cairannya sudah keluar. Dia berjalan dengan santai untuk kembali pada temannya, saat dia menoleh kekiri, matanya menangkap seseorang yang sedang duduk sendirian dibawah pohon dengan satu buah apel ditangannya yang sudah digigit setengahnya. Wei Wuxian menghampiri orang itu, lalu mengajaknya bicara "Hai"

Nie HuaiShang dan yang lain sedang asik membicarakan gadis-gadis cantik yang pernah mereka temui. Membayangkam bagaimana jika mereka menikahi gadis cantik dan memiliki seorang anak, hidup bahagia dengan keluarga kecil mereka. Membayangkan bagaimana rasanya menjadi seorang suami serta ayah bagi keluarga mereka, benar-benar indah.

Nie HuaiShang "Jiang-Xiong, seperti apa kriteria gadis untukmu?"

Huang Jiocheng mengangguk "Benar, sedaritadi kau hanya diam"

Jiang Cheng menatap mereka dengan malas, dengan santai ia menjawab "Tentu saja yang cantik, jika bisa yang seperti Jiejie-ku"

Chuo Jing "Ah benar! Aku pernah mendengar tentang kakakmu. Jiang-Xiong lain kali ajak aku ke Yunmeng, aku ingin bertemu langsung dengan kakakmu"

Jiang Cheng "Hanya bertemu kan? Jangan harap aku akan menyetujuimu untuk menikah dengannya"

Nie HuaiShang dan Huang Jiocheng tertawa, sedangkan Chuo Jing memegang dada sebelah kirinya seolah kalimat yang Jiang Cheng lontarkan begitu menyakitkan. Jiang Cheng menggelangkan kepalanya lalu menggigit buah ditangannya.

Wei Wuxian tersenyum lebar saat sudah dekat dengan temannya, dia mempercepat langkahnga dan mengajak seseorang itu untuk mengikutinya. Setelah dekat, Wei Wuxian berseru dengan semangat "Hei kalian!"

Mereka menolah dan menatap bingung pada seseorang dibelakang Wei Wuxian. Jiang Cheng bertanya dan menatap penuh selidik pada Wei Wuxian "Mo XuanYu?"

Wei Wuxian mengangguk semangat, dia mengajak Mo XuanYu untuk duduk disampingnya dan menatap mereka dengan senang "Hari ini kita mendapatkan teman baru. Mo XuanYu dari kelas sebalah"

[BL] HanGuang-Jun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang