#12

1K 101 21
                                    

Disatu kota yang terlantar, para warga dibuat resah dengan gangguan mayat hidup. Setiap malam, mereka akan mengunci dan mengurung diri dirumah masing-masing. Bahkan, saat jam 5 sore, pasar yang biasanya selalu ramai sudah tutup dan tidak ada siapapun. Semuanya bersembunyi hanya karena satu mayat hidup. Ya, tidak aneh dan tidak heran, mereka semua hanya manusia awam. Berpikiran untuk mengurung diri dirumah saja sudah bagus.

Itu yang mereka ketahui tentang kasus apa yang akan dihadapi. Keempatnya sudah sampai dikota ini, tidak terlalu mewah, ini benar-benar sebuah kota yang terlantar. Bahkan luas kedai disini yang paling luas adalah seluas kamar tamu sekte Jin. Untuk ukuran kedai, itu terbilang kecil. Bukan hanya kota yang terlantar, tapi para warga pun sepertinya terlantar. Tubuh mereka hampir semuanya kurus dan seperti kekurangan gizi. Itu membuat keempatnya menatap iba dan prihatin.

Ah benar, Wei WuXian dan yang lain baru saja sampai dikota ini setelah melewati satu minggu perjalanan. Wei WuXian tahu bahwa mereka semua memmperhatikan ia dan temannya, bahkan beberapa dari mereka ada yang berhenti untuk sekedar melihat. Tidak heran, mungkin mereka baru melihat orang-orang sepertinya yang berpakaian yang bisa dibilang mewah oleh mereka, lebih rapih dan lebih terurus. Mungkin juga mereka tidak mengetahui bahwa keempatnya adalah seorang kultivator. Mereka hanya akan menganggapnya sebagai tuan muda dari keluarga kaya raya.

Mereka memutuskan untuk masuk kedalam kedai, mencari informasi lebih lanjut. Memang biasanya, untuk mencari sebuah informasi atau rahasia suatu kota, para pelayan kedai adalah ahlinya. Mereka akan menjawab dengan tanpa pikir panjang. Begitu mereka masuk, seorang pelayan dengan antusias menyambutnya dan disusul oleh seorang pria berwajah ramah, sepertinya dia adalah pemilik kedai ini. Pelanggan lain melihat mereka dengan wajah penasaran, seperti 'Darimana mereka berasal?, pakaiannya begitu mewah' atau untuk para wanita 'Wajah mereka seperti dewa! Jika aku menikahi salah satu dari mereka, bukan tidak mungkin anakku akan tampan dan mungkin juga nasib ekonomi kami tidak buruk. Gadis beruntung mana yang mereka nikahi, semoga saja aku salah satunya'.

Wajahnya tersenyum, namun kegugupan menyertainya, "S-Selamat datang Tuan-tuan, s-saya begitu tersanjung dengan kedatangan kalian yang suci. Silahkan pilih mau duduk dikursi mana, kami akan melayani dengan sepenuh hati"

Wei WuXian tersenyum, "Terimakasih paman, kami akan memilih kursi yang berada dipojok"

Pemilik kedai itu mengangguk semangat dan menyuruh pelayannya untuk kembali mengelap meja yang ada disana. Setelahnya mereka digiring dan menanyakan pesan, Wei WuXian ingat bahwa dirinya belum meminum arak, dengan semangat ia bertanya, "Apakah ada arak?"

Pemilik itu mengangguk, "Tentu tuan, tetapi mungkin rasanya tidak seenak yang biasa Tuan minum. Tapi aku berjanji, arak yang kami miliki tidak buruk untuk diminum"

Wei WuXian tertawa, lalu mengibaskan tangannya dengan santai, "Tidak apa paman, arak apa saja rasanya enak. Aku memesan dua kendi, ah apakah kalian mau?"

Chuo Jing melirik Lan WangJi, lalu segera menggeleng begitu melihat ekspresinya. Kemudian Feng Yang, remaja itu juga menggeleng, dan mata Wei WuXian berhenti dimata Lan WangJi, berkata dengan tidak tahu malu, "Lan Zhan, apa kau mau juga?"

Lan WangJi "Tidak"

Wei WuXian mengangguk dan berpura-pura tidak melihat ekspresi apa yang dikeluarkan oleh Lan WangJi, dia kemudian menatap kembali pada pemilik kedai, "Dua kendi arak saja dan makanan lainnya paman"

Setelah pemilik dan pelayan itu pergi, Lan WangJi segera berkata "Dilarang meminum arak"

Wei WuXian menyahut, "Ini bukan di Yun Shen Buzi Chu, Lan Zhan. Kau tidak berhak mengaturku"

Lan WangJi menghela nafas. Ekspresinya tidak terbaca dan tidak ada yang memahami apa yang dirasanya. Setelah beberapa menit, pelayan tadi datang dan segera menaruh semua makanannya diatas meja hingga terisi penuh. Sebelumnya, belum pernah ada pelanggan yang memesan begitu banyak seperti ini, sehingga pelayan itu sedikit gugup dan takjub. Ia tahu bahwa mereka bukanlah warga yang berasal dari sini, penampilan mencolok mereka benar-benar mencuri perhatian. Terlebih pada remaja yang mengenakan pita didahinya. Sedari dirinya berjalan untuk sampai ke meja ini, ia mendengar para wanita membicarakannya.

[BL] HanGuang-Jun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang